Berita Bireuen
Anastasya, Menyapu di Bireuen Sambil Gendong Anak, Curhat Naiknya Kebutuhan Dapur
Dari puluhan kaum ibu umumnya lanjut usia, salah seorang diantara menyapu sambil menggendong anak kecil di punggungnya
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Yusmandin Idris I Bireuen
SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Puluhan petugas kebersihan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Bireuen, Senin (05/09/2022) umumnya kaum ibu mendapat kerja tambahan membersihkan taman kota yang kotor dan terkesan jorok.
Taman kota tersebut pada sore hari hingga dini hari menjadi lokasi jajanan malam.
Dari puluhan kaum ibu umumnya lanjut usia, salah seorang diantara menyapu sambil menggendong anak kecil di punggungnya.
Anaknya tidak rewel walaupun ibunya menyapu yang sesekali terpaksa jongkok agar sampah bersih.
Wanita itu bernama Putri Anastasya (38) warga Desa Lhok Awe-awe, Kota Juang Bireuen.
Sedangkan.anak dalam gendongan merupakan anak bungsu bernama IGS Ibrahim Syah berusia 17 bulan.
“Ya beginilah saat bertugas menyapu, terpaksa dibawa, bukan saja sekarang, bahkan setiap malam pukul 03.00 WIB ikut saya bawa karena minta ikut,” ujarnya kepada Serambinews.com.
Baca juga: Tolak Kenaikan BBM, Mahasiswa Duduki Ruangan Paripurna DPR Aceh
Anastasya mengaku sudah menjadi petugas kebersihan sejak 2012 lalu.
Sedangkan suaminya bernama Agus Hermansyah juga bekerja serabutan diantaranya mengantar air kepada warga yang membutuhkan.
Menjadi petugas kebersihan, katanya, merupakan pekerjaan utama menghidupi kebutuhan rumah tangga.
Setiap malam pukul 03.00 WIB sudah berangkat dari rumah menyapu kawasan Kota Bireuen.
Tugas menyapu selesai usai waktu shalat subuh, kemudian pulang ke rumah.
Selain menyapu, katanya, juga membantu menggosok pakaian tetangga untukmenambah pendapatan keluarga.
Anak yang dibawa setiap menyapu sepertinya sudah biasa dan santai saja dalam gendongan ibunya.
Baca juga: Panpel Persiraja dan Perusak Stadion Terancam Masuk Penjara, Denda Paling Banyak Rp 1 Miliar
Di bawanya anak karena menangis dan minta ikut, akhirnya setiap pergi menyapu dibawa.
“Sudah biasa dan tidak menangis,” ujarnya.
Jerih payah yang diterima setiap bulan Rp 1.600.000/bulan untuk menghidupi tiga anaknya ditambah pendapatan suami dari mengantar air ke rumah-rumah.
Anastasya memiliki empat orang anak, satu sudah dewasa dan sudah merantau ke Jakarta.
Kemudian anak kedua masih duduk di SMPN 3 Bireuen.
Sedangkan anak ketiga murid salah satu TK di Bireuen.
Anaknya terakhir sering dibawa saat menyapu baru berusia 17 bulan.
Baca juga: Ratusan Nelayan di Pidie Jaya Desak DKP Permudah Peroleh Rekomendasi BBM
Selaku petugas kebersihan, Anastasya dan petugas lainnya mengharapkan para pedagang dan siapa saja untuk sama-sama menjaga kebersihan, taman sudah dibuat begitu indah maka perlu dijaga bersama.
Beberapa petugas kebersihan lainnya menambahkan, mereka setiap hari bangun sekitar pukul 03.00 WIB.
Mereka langsung ke kawasan kota pada titik lokasi yang perlu dibersihkan.
Mereka berharap sama-sama menjaga kebersihan dan bila memungkinan honor mereka dapat ditambah.
“Sekarang jerih kami setiap bulan Rp 1,6 juta, mohon ditambah lagi apalagi berbagai kebutuhan dapur sudah naik dan sangat mahal sekarang,” ujar seorang ibu saat istirahat setelah membersihkan taman kegiatan gotong royong bersama. (*)
Baca juga: Penonton Bakar Stadion, Dek Gam: Persiraja Tidak Salah, Yang Salah Lampu Stadion Tidak Nyala