Mahasiswa Aceh Tolak Kenaikan BBM
Demo di DPRA Berakhir Ricuh, Tiga Polisi Terluka dan Sejumlah Mahasiswa Diamankan
Negosiator peserta Ilham Rizki mengatakan, atas insiden tersebut, berdasarkan informasi yang ia terima, sekitar tujuh orang temannya yang merupakan...
Penulis: Indra Wijaya | Editor: Nurul Hayati
"Polri dalam hal ini Polda Aceh mengamankan jalannya aksi dan tuntutan mereka ke pemerintah," kata Iswahyudi kepada wartawan.
Ia mengatakan, pihaknya juga sudah menyampaikan akan memfasilitasi 10 orang yang bisa melakukan audiensi ke anggota DPRA.
Namun, massa tak mau mendengar dan tetap memaksa masuk ke halaman gedung.
Lanjut Wahyudi, standar operasional (SOP) itu sebelumnya juga sudah pihaknya berikan kelonggaran pada aksi yang pertama Senin (5/9/2022) lalu.
Namun, saat itu massa tidak mau ke luar dalam gedung.
"Mereka baru ke luar pukul 02.00 WIB pagi bersama Pj Gubernur Aceh," ujarnya.
Karena hal itu pula kata dia, untuk aksi yang kedua ini, pihaknya tidak mengizinkan massa masuk seluruhnya ke halaman gedung dewan itu.
Namun, hanya memberikan izin untuk 10 orang saja.
Kemudian massa merusak pintu pagar dan berhadapan langsung dengan Pengendalian Massa (Dalmas) yang memang sudah bersiaga di halaman gedung.
Berdasarkan SOP yang ada dan Peraturan Kapolri Nomor 16, dimana pihaknya melakukan penyemprotan water cannon, menghalau dengan Dalmas dan kemudian menembakkan gas air mata.
"Karena massa saat itu sudah melakukan pembakaran dan pelemparan batu yang mengakibatkan tiga personel terluka," ucapnya.
Selain itu, massa juga melakukan pengrusakan terhadap dua unit mobil polisi milik Kabag Ops dan Kabag Samapta Polresta Banda Aceh.
Dimana kedua mobil yang terparkir itu pecah kacanya.
"Personel kita terluka di wajahnya akibat terkena lemparan batu," sebutnya.
Ia juga mengatakan, untuk isu kenaikan BBM itu tak hanya di Aceh saja, namun seluruh Indonesia.
Saat ini juga DPR RI sedang melakukan rapat dengan pemerintah pusat, terkait penurunan harga BBM tersebut.
Untuk Aceh sendiri kata Wahyudi, pihaknya sudah memberikan ruang untuk menyampaikan aspirasi dan sudah diterima.
Namun, sayangnya massa melakukan perusakan fasilitas yang ada.
"Suara adik-adik mahasiswa dapat menyampaikan seluruh aspirasi masyarakat Aceh, tapi bukan dengan contoh anarkis seperti ini," pungkasnya. (*)
Baca juga: BREAKING NEWS - Ricuh Demo Tolak BBM Naik di DPR Aceh, Papan Bunga Dibakar, Gas Air Mata Ditembakkan