Berita Banda Aceh
7 Mahasiswa Diamankan, Tiga Polisi Luka, Demo Lanjutan Tolak Kenaikan Harga BBM Ricuh
Aksi lanjutan menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh
Dalam demo kemarin, mahasiswa UIN Ar-Raniry membentangkan spanduk yang berisi ajakan pindah kuliah ke Gedung DPRA.
Spanduk itu tampak terpasang pada kedua pintu gerbang Gedung DPRA di bagian depan dan belakang.
"Kuliah Pindah ke Gedung DPRA #UIN_Ar-Raniry_Kampus_Rakyat,” demikian bunyi spanduk tersebut.
Negosiator Peserta Aksi, Ilham Rizki, kepada Serambi, mengatakan, berdasarkan informasi yang ia terima, setidaknya tujuh peserta aksi diamankan aparat keamanan.
Bahkan, seorang di antaranya harus dibawa ke klinik, karena mengalami luka lebam di wajahnya.
Ia juga mengaku kecewa dengan sikap aparat keamanan yang melarang mereka--menggunakan mobil water cannon dan gas air mata--masuk ke halaman Gedung DPRA untuk menyampaikan orasi.
Sementara itu, Kabag Ops Polresta Banda Aceh, Iswahyudi, mengatakan, demo yang diikuti sekitar 1.000 orang itu merupakan aksi kedua yang dilakukan oleh mahasiswa UIN Ar-Raniry di Gedung DPRA.
Pihaknya, menurut Iswahyudi, juga sudah mengimbau jika massa ingin menyampaikan orasi, Polri akan memfasilitasinya.
"Polri dalam hal ini Polda Aceh mengamankan jalannya aksi dan menyampaikan tuntutan mereka ke pemerintah," kata Iswahyudi kepada wartawan di sela-sela aksi tersebut.
Baca juga: Aliansi Mahasiswa Bireuen Gelar Aksi Damai Tolak Kenaikan Harga BBM
Menurut Iswahyudi, pihaknya juga sudah menyampaikan siap memfasilitasi 10 orang perwakilan mereka untuk melakukan audiensi dengan anggota DPRA.
Namun, massa tak mau mendengar dan tetap memaksa untuk masuk ke halaman Gedung dewan.
Sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), tambah Iswahyudi, sebelumnya pihak kepolisian sudah memberi kelonggaran kepada mahasiswa UIN Ar-Raniry pada aksi yang pertama mereka, Senin (5/9/2022) lalu.
Namun, saat itu pendemo tak mau keluar dari Gedung.
"Mereka baru keluar pada dini hari sekitar pukul 02.00 WIB bersama Bapak Penjabat (Pj) Gubernur Aceh," ungkapnya.
Karena itu, sebut Iswahyudi, untuk aksi kali kedua ini, pihaknya tak lagi mengizinkan massa semuanya masuk ke halaman gedung dewan.