Opini
Generasi Darussalam di Ambang Kehancuran
Saya mewawancarai sejumlah anak muda di warung kopi yang sedang sibuk dengan game di gadget mereka dan menanyakan dari kampus mana mereka berasal
Jadi sekarang mari kita pikirkan, apakah mungkin kita berharap masa depan bangsa ini menjadi lebih baik di tangan generasi muda kita yang sibuk dengan permainan- permainan game yang melalaikan? Sama sekali mungkin.
Kita tidak mungkin bisa berharap banyak kepada mereka.
Bahkan bukan saja kita tidak mungkin berharap banyak mereka akan berpartisipasi dalam membangun peradaban dan kejayaan bangsa ini, namun keberadaan mereka itu sendiri adalah masalah besar bagi bangsa ini.
Di warung kopi dan kafe, bukan saja sebagian besar mereka sibuk dengan gamegame yang melalaikan itu, namun juga perihnya mereka juga abai dengan kewajiban shalat.
Dalam setiap kali saya duduk di warung kopi saya juga selalu tergerak untuk mengajak shalat anak-anak muda di warkop yang mungkin saya jangkau.
Percayalah wahai para ayah ibu orang tua yang anaknya belajar di Banda Aceh, saya mendapati umumnya mereka tidak peduli dengan panggilan azan.
Dan apa yang saya katakan ini juga dibenarkan oleh para dosen- dosen lain yang juga tergerak hatinya untuk mengajak shalat generasi muda kita yang duduk di warkop.
Para dosen kawan-kawan saya yang pernah mengajak mereka untuk bergerak ke masjid untuk shalat juga mendapati jawaban serupa, mereka generasi muda kita di Darussalam itu tidak peduli, kecuali sebagian kecil saja di antara mereka yang peduli.
Untuk lebih mudah memahami apa yang saya katakan ini, hal mudah yang paling bisa dilacak adalah kondisi masjid di seputar Darussalam dan Banda Aceh umumnya.
Jangan terlambat Berapa banyak generasi muda kita yang hadir disana untuk menunaikan shalat? Cobalah kita teliti dari masjid ke masjid.
Maka sungguh jumlah jamaah di masjid sangat-sangat tidak sebanding dengan jumlah generasi muda kita yang berjibun yang pergi ke Banda Aceh untuk menuntut ilmu di sejumlah kampus ternama.
Jadi, jika keadaan generasi muda -- di Darussalam khususnya sebagai wilayah yang sering saya saksikan-- sangat lalai dengan game, serta abai dengan kewajiban shalat, maka ini adalah keadaan dimana generasi Darussalam sedang diambang kehancuran.
Jika generasi muda kita diambang kehancuran, maka sekali lagi, mungkinkan kita berharap Aceh akan berjaya di tangan mereka kelak? Melalui tulisan ini, kita menaruh harapan kepada semua pihak yang memiliki kepedulian terhadap masa depan bangsa ini.
Institusi keluarga, masyarakat, lembaga pendidikan dan pemerintah Aceh harus berjuang keras menyelamatkan mereka dari kesibukan yang sia-sia.
Para ayah dan ibu yang anaknya dikirim untuk kuliah ke Banda Aceh, pahamilah bahwa kewajiban ayah ibu belum selesai.