Berita Aceh Besar

Ketua FKPT Aceh: Hasil Kajian BNPT, Potensi Radikalisme lebih Rentan pada Kalangan Perempuan

Radikalisme dan terorisme tidak mengenal agama, profesi, jenjang pendidikan, kaya atau miskin. Semua memiliki potensi terpapar virus radikalisme

Penulis: Indra Wijaya | Editor: Muhammad Hadi
DOK FKPT ACEH
Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto bersama pengurus FKPT Aceh mendukung program FKPT Aceh-BNPT RI dalam pencegahan radikalisme dan terorisme di Aceh. 

SERAMBINEWS.COM, JANTHO - Radikalisme dan terorisme tidak mengenal agama, profesi, jenjang pendidikan, kaya atau miskin.

Semua memiliki potensi terpapar virus radikalisme dan terorisme ini.

Untuk itu, peran guru atau kalangan pendidik sangat sentral dalam rangka membendung paham radikalisme.

Guru harus mampu mengajarkan sikap, perilaku dan tindakan yang saling toleran dan cinta damai.

"Kemudian guru harus mampu membimbing peserta didik untuk saling hidup rukun dan menghindari saling hujat.

Dan yang penting Guru menjadi penengah diatas perbedaan pendapat," ujar Dr Mukhlisuddin Ilyas, M.Pd, Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Aceh.

Hal ini disampaikannya saat memberi sambutan pada kegiatan Training of Trainer Guru Pelopor Moderasi Beragama dan Lomba Pembuatan Video Pendek yang digelar FKPT Aceh dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Gedung Dekranas Aceh Besar, Blang Bintang, Rabu (12/10/2022).

Baca juga: Setidaknya Ada Dua Jaringan Teroris di Aceh, Semua Pihak Diminta Waspada

Dikatakan Oleh Mukhlis, Hasil Kajian BNPT menyebutkan, potensi radikalisme lebih tinggi pada kalangan perempuan.

Kejadian Surabaya, Batam, Medan dan penyerangan Mabes Polri yang dilakukan oleh seorang mahasiswi, harus menjadi catatan dan pembelajaran.

Radikalisme dan terorisme adalah sebuah fakta. Khusus di Aceh, domain diskursus radikalisme sudah bergeser, dari wilayah politik ke wilayah agama.

Padahal dalam agama apapun di dunia ini, tidak membenarkan tindakan teror, apalagi membunuh.

Baca juga: Kisah Hambali Otak Bom Bali, 16 Tahun Dibiarkan Membusuk di Guantanamo, Nasibnya Digantung AS

Untuk itu, menurut Mukhlis Moderasi beragama, sebuah gagasan membangun tolerasi, sikap anti kekerasan dan akomodatif terhadap kebudayaan lokal.

Yang peling penting dari itu, kita jangan terpancing dengan berita-berita hoax. Pastikan saring sebelum sharing.

Dalam sejarah masyarakat Aceh, kita punya kearifan lokal yang matang terkait toleransi dan moderat.

Sejarah keberagaman orang Aceh sudah teruji. Dalam perspektif sejarah, sulit orang Aceh terpapar radikalisme dan terorisme.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved