Salam
Sindikat Narkoba Kian Bikin Geram
Irjen Pol Drs Ahmad Haydar SH MM, mengaku geram kepada sindikat narkoba yang tidak pernah jera memasok sabu-sabu ke Indonesia via Aceh
KAPOLDA Aceh, Irjen Pol Drs Ahmad Haydar SH MM, mengaku geram kepada sindikat narkoba yang tidak pernah jera memasok sabu-sabu ke Indonesia via Aceh.
Padahal, pilisi selalu menjerat pelaku dengan hukuman yang berat.
Seperti diberitakan harian ini kemarin, Tim Gabungan Polda Aceh menangkap sabu-sabu seberat 179 kg di Aceh Timur.
Polisi juga menciduk seorang tersangka berinisial F yang penjemput barang haram itu ke tengah laut.
Kapolda menjelaskan, sabu-sabu 179 kg itu dipasok sindikat narkoba internasional dari Malaysia.
"Barang haram ini dibawa menggunakan kapal laut.
Pada Rabu 5 Oktober 2022 sekira pukul 19.00 WIB, sabu-sabu itu masuk ke perairan Aceh tepatnya ke Kuala Legue Peureulak Aceh Timur.
”Pada Kamis 6 Oktober sekira pukul 07.15 WIB, tepatnya di Desa Beusa Seberang, Kecamatan Peureulak, Aceh Timur, polisi menangkap tersangka F yang mengemudi mobil bersama 179 kg sabu-sabu di dalamnya.
Kapolda mengatakan, polisi masih melakukan pengembangan dan besar kemungkinan ada pelaku lainnya yang akan ditangkap.
Selama ini masyarakat sering mengungkapkan rasa geramnya kepada polisi, BNN, dan aparat penegak hukum lainnya karena dinilai kurang tegas dan kurang berat menghukum pemakai, pengedar, dan produsen narkoba.
Tapi, ternyata penegak hukum juga geram kepada para pelaku narkoba.
Baca juga: Polda Aceh Ringkus 8 Anggota Sindikat Narkoba Jaringan Internasional, Ini Peran Tiap Tersangka
Baca juga: Polda Aceh Bongkar Sindikat Narkoba Jaringan Internasional, Ini Jumlah Tersangka dan Barang Buktinya
Dan, bisa jadi para penegak hukum ini lebih geram dari kegeraman masyarakat.
Sebab, ketika narkoba merajalela, masyarakat selalu secara pedas sering mengkritik polisi, BNN, dan lainnya yang dianggap lalai sehingga sering kecolongan baik di darat, laut, maupun udara.
Kapolda mempertanyakan mengapa mereka tak pernah jera menyeludupkan narkoba via Aceh? Padahal, aparat penegak hukum sudah sering menangkapnya dan kemudian menjerat mereka dengan hukuman berat.
Jawabannya tentu karena letak wilayah Aceh sangat dekat dengan Malaysia.