Jurnalisme Warga

Pesona Gua Palongsong dan Telaga Emas Kauman Pisang

Kauman Pisang merupakan gabungan dari dua desa, yaitu Desa Hulu Pisang dan Desa Pisang bagian hulu yang terletak di dekat gunung Kecamatan Labuhanhaji

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Pesona Gua Palongsong dan Telaga Emas Kauman Pisang
FOR SERAMBINEWS.COM
NURUL HUSNA, Mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Anggota UKM Jurnalistik Universitas Bina Bangsa Getsempena (UBBG) Banda Aceh, juga Anggota FAMe, melaporkan dari Desa Hulu Pisang, Labuhanhaji, Aceh Selatan

OLEH NURUL HUSNA, Mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Anggota UKM Jurnalistik Universitas Bina Bangsa Getsempena (UBBG) Banda Aceh, juga Anggota FAMe, melaporkan dari Desa Hulu Pisang, Labuhanhaji, Aceh Selatan

Kauman Pisang merupakan gabungan dari dua desa, yaitu Desa Hulu Pisang dan Desa Pisang bagian hulu yang terletak di dekat gunung Kecamatan Labuhanhaji, Kabupaten Aceh Selatan.

Di sebelah kanan jalan adalah kawasan Desa Pisang dan di sebelah kiri merupakan kawasan Desa Hulu Pisang.

Di tanah Desa Hulu Pisang inilah terdapat Gua Palongsong dan Telaga Emas.

Saya belum pernah pergi ke dua objek ini berada, tetapi pernah melalui lokasinya.

Oleh karena itu, saya mewawancarai langsung seorang warga Desa Hulu Pisang, Kecamatan Labuhanhaji, Kabupaten Aceh Selatan untuk mendapatkan gambaran tentang Gua Palongsong dan Telaga Emas.

Beliau bernama Suharto (52).

Bapak ini adalah ayah sambung saya dan saya menyapanya "Bapak".

Beliau pernah memasuki gua ini saat masih muda.

Menurut bapak saya, Gua Palongsong terdapat di sekitar daerah Paga Gantuang, sebelah kiri jalan menuju Sungai Simpang Kauman Pisang.

Untuk masuk ke gua ini harus menggunakan senter agar di dalam gua terang sehingga mudah saat berjalan.

Pintu masuknya sama seperti terowongan, tetapi sedikit menurun, lalu datar.

Baca juga: Disbudpar Aceh Promosi Destinasi Wisata Sejarah Lewat Fun Bike, Ratusan Antusias Kunjungi Situs

Baca juga: Kawasan Ekonomi Khusus Sanur Siap Wujudkan Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Jadi Destinasi Wisata

Lantainya batu serta luas dan tinggi pintu gua sekitar 2 meter.

Kemudian, pengunjung yang masuk langsung bertemu dengan ruang tamu dan tampak sepasang pengantin berwujud batu ada di ruangan ini.

Batu-batu di sini bentuknya bagus-bagus.

Ada yang berbentuk manusia, bunga, talam, meja, piring makan, gelas, dan sendok.

Di depan pengantin batu ada meja makan yang di atasnya ada peralatan makan dan minum jamuan pengantin baru.

Semua peralatan tersebut merupakan batu, ruang tamu luasnya sekitar 3 meter.

Di ruang tamu ada tetesan-tetesan air yang jatuh dari celah-celah batu.

Gua ini tidak pengap udara, tapi gelap gulita.

Sebelah kiri ada terowongan di sini ada ruang yang di bawahnya terdapat air, untuk turun ke air harus menggunakan sigai (satu batang bambu).

Air ini berbentuk kolam yang memiliki kedalaman setengah meter.

Warna airnya jernih, di sekelilingnya terdapat batu yang berfungsi sebagai tempat mandi, dinding, atap, dan lantainya adalah batu.

Bapak dan tiga orang temannya pernah mandi di sini.

Baca juga: Melayani untuk Negeri, Bank Aceh Kini Hadir di Destinasi Wisata Kepulauan Banyak

Untuk naik ke atas kembali menggunakan bambu yang digunakan saat turun, panjang bambu sekitar 5 meter.

Pada masa itu bapak saya dan teman-temannya masuk dengan membawa empat buah senter, masing-masing memegang satu senter.

Pintu keluarnya satu arah dengan pintu masuk, bentuk pintunya sama seperti pintu masuk, tapi sedikit mendaki.

Sekarang, jalan menuju Gua Palongsong tidak kelihatan karena terhalang semak belukar.

Namun, keadaan di dalam gua ini masih bersih.

Sekarang, pintu ke ruang yang ada airnya sudah tertutup oleh batu.

Beliau juga mengatakan, tahun 2022 ini sekitar bulan Agustus lalu ada orang yang ingin masuk ke dalam Gua Palongsong.

Tujuannya untuk sekadar melihat-lihat kondisi di dalam gua, tetapi orang tersebut kesulitan menemukan pintu masuk karena terhalang semak belukar.

Orang tersebut lalu meminta bantuan kepada beberapa pemuda setempat untuk menunjukkan jalan masuk ke dalam gua.

Alhasil, mereka pun berhasil masuk ke dalam gua dan keluar dalam kondisi baik-baik saja.

Bapak juga menambahkan, jika ingin masuk ke gua ini harus mengajak beberapa orang teman dan pastikan masing-masing orang membawa sebuah senter agar terang saat berjalan di dalam gua.

Selain itu, pengunjung hendaklah memiliki niat yang baik, harus menjaga sikap dan ucapan.

Baca juga: Pemko Benahi Lapangan Hiraq Untuk Wujudkan Ikon Destinasi Wisata Kota Lhokseumawe

Siapa pun bisa memasuki Gua Palongsong di saat keadaan fisik dan mental kuat.

Tidak boleh mengambil, menggeser benda apa pun yang ada di dalam gua ini.

Jika nekat melanggar larangan ini maka akan berdampak pada fisik, misalnya jadi mendadak demam.

Pernah ada pengunjung yang nekat mengambil batu kecil yang bentuk ukirannya bagus, lalu dibawa pulang ke rumah untuk dipajang.

Akhirnya, melalui perantara mengambil batu yang bukan miliknya orang tersebut mengalami demam.

Setelah itu, dia kembali ke Gua Palongsong untuk mengembalikan batu yang diambil serta meletakkannya ke tempat semula.

Alhamdulillah, dengan izin Allah ia pun sembuh seperti sediakala.

Masih di lokasi yang sama, sekitar Sungai Simpang Kauman Pisang di kawasan Simpang Kanan ada Telaga Emas.

Telaga ini terdapat di lokasi Gunung Cangap.

Kata bapak saya, telaga ini kecil, tapi di dalamnya terdapat serpihan emas kecil-kecil yang bisa diambil dan dipegang dengan tangan manusia.

Oleh sebab itu, masyarakat sekitar menyebutnya Telaga Emas.

Tinggi telaga ini sekitar 25 cm.

Telaga ini rendah, airnya mengalir ke bawah sehingga terbentuk air terjun yang memiliki tinggi sekitar 3 meter di dekat rumah warga.

Seorang warga yang tinggal di dekat telaga ini memanfaat air telaga untuk dialirkan ke kolam yang ada di depan rumahnya.

Kolam tersebut difungsikan untuk tempat orang mandi-mandi.

Jika mandi di kolom ini harus bayar, dikenakan biaya Rp3.000 per orang.

Sedangkan bagi pengunjung yang mandi di air terjun Telaga Emas tidak dipungut biaya.

Dahulu saya sering melihat air terjun ini dari dekat maupun jauh pada waktu pergi makan-makan dan singgah ke kolam ikan milik orang tua teman saya yang berada di seberang jalan, termasuk dalam kawasan Desa Pisang.

Air terjunnya memiliki daya tarik tersendiri, ditambah suasananya yang masih asri.

Jadi, bagus jika digunakan untuk tempat berswafoto.

Kakak dan abang ipar saya menggunakan lokasi air terjun ini sebagai latar foto pengantin mereka dahulu.

Air terjun yang tergolong rendah ini merupan objek wisata yang sudah lama dikenal oleh masyarakat dalam dan luar Kecamatan Labuhanhaji.

Air terjun ini pernah ditulis dalam sebuah Jurnalisme Warga oleh teman saya yang terbit di Harian Serambi Indonesia tahun 2021.

Keberadaan Gua Palongsong dan Telaga Emas Kauman Pisang ini hanya masyarakat sekitar yang tahu.

Sudah banyak pengunjung yang datang dan melihat kedua objek ini secara langsung.

Gua ini pernah terkenal di kalangan masyarakat sekitar pada masa lalu dan telaga ini pernah menjadi bahan obrolan di masa dahulu karena di dalam Telaga Emas terdapat serpihan-serpihan emas walau berukuran kecil.

Sengaja sara reportasekan tentang gua dan telaga ini supaya objek-objek yang berharga ini diketahui oleh masyarakat luas.

Semoga kedua objek ini suatu hari nanti akan terkenal, dikunjungi banyak orang.

Insyaallah akan terwujud jika ada dukungan dari berbagai pihak dan perhatian serius dari pemerintah daerah setempat. (nuruluni37@gmail.com)

Baca juga: Pukak Nungkak Duta Wisata Aceh Singkil Promosikan Destinasi Wisata Danau Bungara

Baca juga: Sekda Nagan Raya Minta Ajang Pemilihan Agam Inong Promosikan Destinasi Wisata, 35 Peserta Bersaing

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved