Berita Banda Aceh
UIN Ar-Raniry Sudah 59 Tahun, Makam Syekh Nuruddin Ar-Raniry belum Tahu di Mana, Begini Sikap Rektor
Nama UIN Ar-Raniry kian masyhur seantero negeri dengan nama Syekh Nuruddin Ar-Raniry, ulama Ahli Fiqh abad ke-16 masehi tersebut. Konon lagi, UIN Ar-R
Penulis: Subur Dani | Editor: Mursal Ismail
Dalam kesempatan itu, Prof Mujib mengatakan, beberapa waktu lalu, pihaknya melakukan bakti sosial penanaman pohon di Kecamatan Syiah Kuala dan melakukan ziarah ke kuburan Syekh Abdurrauf Assingkili (Tgk Syiah Kuala).
“Mereka (pihak kampus USK) bisa langsung ziarah dan doa bersama karena memang kuburannya di sana.
Tetapi kita komunitas UIN Ar-Raniry ingin berziarah ke makam Syekh Nuruddin Ar-Raniry, sampai saat ini kita tidak tahu di mana kuburan beliau,” kata Mujiburrahman.
Baca juga: Ini Rangkaian Kegiatan Milad Ke-59 UIN Ar-Raniry, dari Khanduri Raya Hingga Santunan Anak Yatim
Oleh karena itu, kata Mujib, jelang milad ke 60 Kampus UIN Ar-Raniry tahun depan, pihaknya harus segera mendapatkan kejelasan tentang perjalanan hidup Syekh Nuruddin Ar-Raniry dan mengetahui keberadaan maka sang mufti tersebut.
“Ini jadi tantangan sendiri bagi kita, kemarin saya sudah perintahkan Pak KBA untuk melacak.
Minimal tahun depan kita tahu di mana posisi kuburan dan kita akan ke sana. Ini sejarah, dan kita memang sering tidak begitu peduli, banyak makam-makam ulama kita tidak tahu,” katanya.
Terkait melacak makam dan sejarah perjalan hidup Syekh Nuruddin Ar-Raniry, pihak UIN kata Prof Mujib akan melacak langsung ke Ranir (Rander) yang merupakan kota pelabuhan tua di Pantai Gujarat (India).
Selain itu, tim UIN Ar-Raniry juga akan kembali mempelajari manuskrip-manuskrip peninggalan Syekh Nuruddin Ar-Raniry.
“Saya minta Pak KBA untuk melacak awal, kita juga akan seminar tentang beliau terutama tentang kelahiran beliau, yang selama ini sering dibahas tentang karya, tapi tentang sejarah hidup jarang dikupas,” ujar Mujib.
Mujib mengatakan, kejelasan itu harus didapati pihak UIN pada milad ke-60 tahun depan.
“Nama besar beliau kita gunakan menjadi nama UIN Ar-Raniry, tapi kuburannya kita tidak tahu. '
Ini menjadi titik balik bagi kita, apakah kita bertahan dengan nama beliau? Ketika kuburan tidak ditemukan, atau ada alterntif lain kita ganti nama tidak lagi Ar-Raniry misalnya, tapi itu ke depan lah,” ujar Prof Mujib. (*)