Jurnalisme Warga

Panorama di Balik Jendela Perpustakaan UBBG Banda Aceh

Saya memilih duduk manis sambil menikmati pemandangan yang ada di balik jendela kaca perpustakaan kampus yang memiliki banyak prestasi ini

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Panorama di Balik Jendela Perpustakaan UBBG Banda Aceh
FOR SERAMBINEWS.COM
NURUL HUSNA,  Mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Anggota UKM Jurnalisktik Universitas Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh, dan Anggota FAMe, melaporkan dari Banda Aceh

OLEH NURUL HUSNA,  Mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Anggota UKM Jurnalisktik Universitas Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh, dan Anggota FAMe, melaporkan dari Banda Aceh

SELASA (4/10/2022), hari ini saya kuliah pukul 14.00 WIB.

Saya sengaja pergi cepat karena takut kehujanan saat menuju kampus.

Maklum, sekarang sedang musim hujan. Banda Aceh hampir tiap hari hujan.

Beberapa waktu setelah saya sampai di kampus hujan pun turun.

Awalnya saya memutuskan untuk ke kantin dulu, setelahnya menuju Perpustakaan Universitas Bina Bangsa Getsempena (UBBG) Banda Aceh, tempat saya menuntut ilmu.

Niat saya semula untuk menulis, tapi malah berubah, saya memilih duduk manis sambil menikmati pemandangan yang ada di balik jendela kaca perpustakaan kampus yang memiliki banyak prestasi ini.

Di depan pagar kampus dan sekitarnya tampak jelas semua yang ada di balik kaca yang menghadap ke Krueng Lamnyong (sungai yang ada di depan Kampus UBBG).

Rintik hujan membasahi jendela perpustakaan yang berada di lantai empat gedung baru.

Jika dipelihara rasa malas, tentu akan terasa berat untuk naik ke lantai ini.

Menurut saya, pustaka baru ini sangat nyaman untuk membaca buku dan mengerjakan tugas dari dosen.

Bahkan, juga nyaman untuk menulis artikel menjadi bahan bacaan bagi khalayak ramai.

Baca juga: Ratusan Peserta Antusias Ikuti Seminar Nasional UBBG

Baca juga: 274 Lulusan Fakultas Sains Teknologi dan Ilmu Keperawatan UBBG Diyudisium

Jendela perpustakaan kampus kami ini kebanyakan menghadap ke arah parkiran kendaraan para mahasiswa, dosen, dan pegawai yang ada di luar pagar kampus.

Di jalanan terlihat kendaraan berlalu lalang.

Ada perpohonan yang mulai tumbuh besar dan ada pula yang sudah besar di dekat jalan.

Beberapa orang berjualan makanan dan minuman, posisisnya pas di dekat Krueng Lamnyong.

Di sebelahnya terdapat tanah kosong, tebing yang ditanami pohon-pohon yang hijau.

Sebagian kawasan Lamnyong dapat dilihat dari sini.

Banyak kendaraan yang hilir mudik.

Bangunanbangunan seperti toko, rumah, dan masjid pun tampak dari tempat ini walau tidak semua sisi terlihat.

Beberapa burung beterbangan di udara.

Langit yang tadinya mendung dan berawan, perlahan sang surya memacarkan sinarnya membuat langit sebagian tampak berwarna biru.

Saya perhatikan dengan saksama kabut putih tampak menyebar berpindah dari satu arah ke arah yang lain.

Air sungai yang ada di depan kampus kami terlihat tenang dan beriak ke arah kiri.

Pohon cemara dan asam jawa melambai- lambai karena tiupan angin.

Baca juga: UBBG Gelar Seminar Pendidikan, Kesehatan dan Teknologi, Dihadiri Ratusan Peserta

Hari mulai beranjak siang.

Terasa sungai di depan kampus sangat indah dilihat pada waktu pagi dan siang, darii balik jendela Perpustakaan UBBG ini.

Jumat (7/10/2022), saya pulang kuliah sekitar pukul 17.00 WIB melewati jalan di sekitar Krueng Lamnyong.

Suasana sore ini cerah, beberapa penjual minuman mulai berjualan di dekat jalan.

Para penjual minuman ini menjadikan mobilnya sebagai kios untuk berjualan yang disebut “mobil kafe”.

Ada yang sudah lama buka, ada yang baru buka.

Beberapa orang sibuk mengatur kursi di samping mobilnya.

Seorang penjual minuman menambahkan lampu gantung di samping kursi pengunjungnya.

Ada juga penjual sedang melayani pembelinya.

Beberapa saat kemudian para pembeli mulai berdatangan.

Suasana di sekitar Krueng Lamnyong terasa menenangkan hati.

Berada di sini sambil menatap ke arah sungai yang tampak tenang sambil melihat ke langit yang masih menyisakan sedikit cahaya matahari, sembari menikmati angin sepoi-sepoi, ditambah mata dimanjakan oleh burung- burung yang terbang di udara.

Semua ini membuat rasa lelah saya hilang seketika, meski suasana jalan sangat bising akibat suara kendaraan yang berlalu lalang.

Setelah puas memandang semua hal yang ada di sekitar sungai saya memutuskan untuk pulang.

Saat berjalan kaki, tampak beberapa ekor sapi yang sedang memakan rumput di dekat Krueng Lamnyong.

Baca juga: Luar Biasa, Dua Mahasiswa UBBG Raih Medali Emas Kejuaraan Nasional Karate Wadokai di Jakarta

Sekitar tahun 2021, saya masih semester tiga waktu itu, saya mengambil mata kuliah jurnalistik.

Kami mendapat tugas mewawancarai seseorang yang berjualan di luar kampus, boleh yang sudah besar, menengah, ataupun kecil.

Saya memilih mewawancarai dua orang yang sedang berjualan kopi dan beberapa minuman lain di dalam mobilnya yang di sekitarnya terdapat banyak kursi untuk para pembeli.

Lokasinya di sekitar Kampus UBBG Banda Aceh.

Saat itu sudah sangat sore, saya melihat beberapa orang menikmati kopi dan minuman lainnya sambil menikmati matahari tenggelam (sunset) di dekat sungai, hal yang tentu sangat mengasyikkan.

Terlihat beberapa penjualan minuman yang lain sedang sibuk dengan dagangan masing-masing.

Beberapa pertanyaan sudah saya ajukan.

Mereka menjawab dengan baik dan tuntas.

Satu hal yang membuat saya kagum pada kedua penjual tersebut, mereka tidak berjualan pada sore Jumat karena ini peraturan dari pemilik usaha mobil kafe tempat mereka bekerja.

Tugas wawancara ini dilakukan oleh setiap mahasiswa karena tugas individu, lalu kemudian ditulis dalam bentuk berita harian.

Beberapa waktu setelahnya kami pun mendapat tugas membuat video berbentuk berita dari pemantauan langsung di lapangan.

Kelompok saya memilih lokasi di sekitar Krueng Lamnyong.

Sore itu sangat ramai orang di sekitar sungai.

Ada yang berjualan, duduk-duduk santai, dan ramai juga anak muda lomba layangan.

Pendeknya, mulai dari orang dewasa sampai anakanak ikut meramaikan lokasi ini.

Kami mengambil rekaman video dari tempat ini langsung di depan umum.

Jujur saja, menjadi presenter berita di lapangan saya merasa gugup, tak fokus karena banyak orang yang menatap saya.

Ini pertama kali saya menjadi presenter berita di lapangan.

Bekali-kali saya mengatakan “cut” dan “stop” kepada kameramen kelompak saya.

Namun, dengan segala keterbatasan yang kami miliki akhirnya pengambilan rekaman video ini selesai juga.

Setelah pengambilan video, kami menyempatkan berselfie ria dengan menikmati suasana matahari tenggelam di sekitar Krueng Lamnyong.

Momen ini sangat indah.

Embusan angin menyejukkan kalbu.

Jika tidak hujan, ramai orang duduk santai di sekitar sungai di depan kampus kami.

Rasa nyaman yang timbul mampu menghilangkan rasa lelah dan jenuh.

Tanah lapang yang berada di dekat sungai sering dijadikan oleh banyak orang untuk tempat belajar mengendarai mobil saat cuaca bagus.

Lokasinya yang luas membuat siapa saja bebas belajar nyetir mobil di sini.

Krueng Lamnyong ini lokasinya dekat dengan beberapa kampus swasta, musala, Pasar Rukoh, rumah kos, dan rumah-rumah warga.

Jalanan di sekitarnya pun bagus dan strategis.

Semua keunggulan dan daya tarik itu, semoga mampu membuatnya lebih berkembang lagi suatu hari nanti. (nuruluni37@ gmail.com)

Baca juga: UBBG Terpilih Sebagai Penerima Bantuan Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha 2022 Kemdikbudristek

Baca juga: Empat Mahasiswa UBBG Lolos ke Kompetisi Nasional

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved