KUPI beungoh
Sakralisasi Qanun-Qanun Syariat
Sayangnya, di sini Taufiqul Hadi tidak secara tegas menyebutkan kekosongan apa ia maksud sehingga pernyataannya dianggap bias dan mengada-ada.
Oleh: Khairil Miswar *)
PERMINTAAN Ketua Partai NasDem Aceh, Teuku Taufiqul Hadi agar bank-bank konvensional dapat kembali beroperasi di Aceh dengan dalih supaya Aceh bisa keluar dari problem ekonomi langsung saja mendapat respons keras dari sejumlah kalangan, mulai dari netizen “garis keras” sampai lembaga ulama selevel MPU.
Taufiqul Hadi berargumen bahwa kondisi Aceh yang miskin, angka stunting serta rendahnya pertumbuhan ekonomi salah satunya disebabkan oleh kurangnya dukungan dari lembaga keuangan nasional karena tidak adanya bank-bank konvensional di Aceh pasca lahirnya Qanun Aceh No. 11 Tahun 2018 tentang Lembaga Keuangan Syariah yang mulai berlaku pada 2019 lalu.
Meskipun apa yang disampaikan Taufiqul Hadi itu bernuansa kritik, namun dalam pernyataan yang dirilis Serambinews.com, dia juga mengapresiasi bank-bank syariah di Aceh yang menurutnya semakin baik.
Cuma saja, menurut dia bank syariah belum mampu menutupi kekosongan yang muncul pasca “kaburnya” bank konvensional dari Aceh.
Sayangnya, di sini Taufiqul Hadi tidak secara tegas menyebutkan kekosongan apa ia maksud sehingga pernyataannya dianggap bias dan mengada-ada.
Namun demikian, pernyataan Taufiqul Hadi rupanya mendapat dukungan dari politisi PAN, Asrizal H Asnawi.
Dia mengaku sudah pernah menggagas revisi qanun perbankan syariah, namun mendapat penolakan dari para teungku dan tokoh agama yang disebutnya tidak sebanding dengan keinginan para pengusaha di Aceh.
Baca juga: Orang Aceh, Antara Fanatisme dan Histeria
Dalam pernyataannya, Asrizal juga mengkritisi bank syariah di Aceh yang menurutnya masih kelimpungan dalam melayani nasabah.
Dukungan atas pernyataan Taufiqul Hadi juga datang dari Ketua Yara, Safaruddin, yang mengatakan bahwa kehadiran kembali bank konvensional di Aceh akan bisa menyerap tenaga kerja dan membuka peluang bagi hadirnya pembiayaan dari berbagai perbankan sehingga nantinya kemiskinan di Aceh akan berkurang.
Tanggapan berbeda datang dari Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Tgk Faisal Ali. Dia sangat menyesalkan pernyataan Taufiqul Hadi dengan menyebut argumen Ketua NasDem tersebut sebagai “tidak beralasan.”
Dalam hal ini, Faisal Ali justru melakukan serangan balik dengan mempertanyakan kontribusi bank konvensional terhadap masyarakat Aceh selama ini.
Dia bahkan menyimpulkan bahwa permasalahan yang ada di Aceh sekarang adalah warisan dari bank konvensional yang telah menguasai Aceh berpuluh tahun lamanya.
Dalam pernyataannya, Faisal Ali juga menegaskan bahwa permintaan agar bank konvensional kembali ke Aceh justru akan mengikis pelaksanaan syariat Islam.
Seolah tak mau kalah, aktor Eumpang Breuh, Sudirman alias Haji Uma, yang kini menjadi senator juga turut meramaikan diskursus yang sedang berlangsung. Dia menyatakan bahwa masyarakat Aceh harus bangga dengan konsep perbankan syariah.