Luar Negeri
Saifullah Paracha, Narapidana Tertua Guantanamo Dibebaskan, 19 Tahun Dipenjara Tanpa Persidangan
“Kami senang bahwa seorang warga negara Pakistan yang ditahan di luar negeri akhirnya bersatu kembali dengan keluarganya.”
Penjara tanpa bukti
Saat ini pemerintahan Biden sedang disibukkan oleh proyek infrastruktur dan anjloknya tingkat kepuasan publik di AS.
Guantanamo sebabnya diyakini belum akan mendapat prioritas utama. Bagi narapidana, situasi ini semakin mengaburkan harapan untuk segera dibebaskan.
Sebagian tahanan saat ini sudah bisa menghirup udara bebas, antara lain berkat perjanjian pemulangan narapidana dengan negara asal. "Ketika jumlah tahanan terus berkurang, maka semakin jelas betapa anehnya semua ini,” kata Nancy Hollander.
Menurutnya biaya operasi penjara di Guantanamo mencapai 13 juta dollar AS atau sekitar Rp 182 miliar per tahun untuk setiap tahanan.
Biaya akan lebih murah jika tahanan dipindahkan ke Amerika Serikat, katanya.
"Kita tidak bisa menahan orang selama 20 tahun tanpa dakwaan, karena kurangnya bukti-bukti, tapi bersikeras bahwa mereka berbahaya.”
Masa depan Guantanamo tidak lagi bisa ditentukan dengan argumen rasional, kata dia.
Baca juga: UKM BSPD USK Lakukan Bakti Sosial Terintegrasi IV Selama Lima Hari di Aceh Jaya
Baca juga: Tour De Aceh 2023 Dilaunching, akan Diundang Tim Sepeda Nasional
Baca juga: 132 Orang Tewas akibat Jembatan di Gujarat India Runtuh karena Kerumunan
Kompas.com: Saifullah Paracha, Narapidana Tertua Guantanamo Dibebaskan Setelah 19 Tahun Dipenjara Tanpa Persidangan