Jurnalisme Warga
Aplikasi CAKO, Sepenggal Catatan Juri Seleksi GTK Berprestasi Aceh
Malam penganugerahan GTK berprestasi itu digelar dengan spektakuler di Gedung AAC Dayan Dawood Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh

OLEH FERI IRAWAN, S.Si., M.Pd., Dewan Juri Guru SMK Berprestasi Provinsi Aceh, melaporkan dari Banda Aceh
Pemilihan Guru dan Tenaga kependidikan (GTK) Berprestasi Aceh Tahun 2022 baru saja usai.
Kegiatan yang berlangsung secara daring dan luring sejak 10 hingga 24 Oktober 2022) itu pun telah ditutup secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs Alhudri MM.
Malam penganugerahan GTK berprestasi itu digelar dengan spektakuler di Gedung AAC Dayan Dawood Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, Minggu (23/10/2022) malam.
Euforia pemenang malam penutupan juga disuguhi dengan penampilan penyanyi Aceh yang sedang viral di medsos, Safira Amalia "Do Da Idi", Apache 13 dengan "Mona"nya, dan "Bek Beh Broh" The Budhi.
Semua peserta lomba, dewan juri dan tamu undangan larut dalam suasana irama lagu yang dibawakan artis Aceh dipandu dua MC yang kocak menyuguhkan penampilan spesial selama acara berlangsung.
Saya sendiri sepanjang acara penutupan begitu menikmati dan sangat terhibur.
Selama enam tahun menjadi dewan juri seleksi guru berprestasi ini (2016-2022), baru malam anugerah GTK berprestasi Aceh tahun inilah yang penutupannya begitu megah dan sangat keren.
Acara penutupan diakhiri dengan penyerahan piala bergilir kepada Kota Banda Aceh yang tahun ini keluar lagi sebagai juara umum.
Terima kasih Dinas Pendidikan Aceh dan FKIP USK yang sudah berkolaborasi dalam memanjakan peserta dan Dewan Juri Pemilihan GTK Berprestasi Aceh Tahun 2022.
Sinergisitas ini harus terus dipertahankan dalam meningkatkan proses dan layanan pendidikan kepada masyarakat Aceh.
Baca juga: Inovasi dan Digitalisasi Demi Pendidikan Aceh
Baca juga: Cabdin Pendidikan Aceh Utara Gelar Pelatihan Perpustakaan Digital, Diikuti Pengelola Pustaka SMA/SMK
Sekali lagi, selamat bagi pemenang dan jangan patah semangat bagi yang belum berhasil.
Jadikanlah pengalaman sebagai guru dan persiapkan diri Anda untuk bertarung lagi di tahun depan.
Tahun ini, saya sendiri kebagian menjadi juri pada pemilihan guru berprestasi jenjang SMK.
Penilaiannya mengacu kepada juknis yang fokus kepada nilai tes kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi profesional, dan wawasan kependidikan.
Selanjutanya tes wawancara, presentasi ‘best practice’ (praktik baik/mumpuni), naskah ‘best practice’, video pembelajaran, serta portofolio.
Dari 19 peserta guru jenjang SMK, ada satu peserta yang sangat menarik dan menimbulkan adrenalin dewan juri saat sesi presentasi ‘best practice’.
Namanya, Tuti Alawiyah SPi dari SMK Negeri 1 Jeunieb, Kabupaten Bireuen.
Judul best practice-nya “Pemanfaatan Aplikasi CAKO pada Kegiatan Pembelajaran di SMK Negeri 1 Jeunieb.
" Menariknya, karena kata CAKO berasal dari bahasa Aceh.
Aplikasi CAKO merupakan bahasa Aceh yang artinya "merayu.
" Merayu berasal dari kata dasar rayu.
Merayu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah menyenangkan hati (menyedapkan hati, menawan) seperti hiburan dan sebagainya.
Arti lain dari merayu adalah membujuk (memikat) dengan kata-kata manis dan sebagainya.
Baca juga: Kadis Pendidikan Aceh Buka Lomba Kepsek, Guru, dan Tendik untuk Tingkat SDM Aceh
Namun, kata CAKO di sini merupakan akronim dari Canva, Kahoot, dan One Note.
Jadi, aplikasi CAKO merupakan gabungan dari aplikasi canva, kahoot, dan one note.
Dari paparan presentasi Tuti, istilah aplikasi CAKO ini saya dengar pertama sekali termasuk dewan juri lainnya.
Dari 19 peserta yang tampil presentasi ‘best practice’, judul ‘best practice’ Tuti, ini sangatlah menarik dewan juri, Bu Era Yusmina (pengawas SMK), Didi Pianda (guru SMK), Niswanto (Dosen Pascasarjana USK), Samsul Bahri (pengawas SMK), Faisal (kepala SMK), dan saya sendiri, Feri Irawan (kepala SMK).
Saat presentasi, Tuti menjelaskan kepada dewan juri tentang penggunaan aplikasi CAKO pada proses pembelajaran di sekolah.
Menurut Tuti, hasil yang dicapai menggunakan aplikasi CAKO ini dapat meningkatkan motivasi, partisipasi, dan interaksi belajar peserta didik, serta membantu proses evaluasi pembelajaran harian yang mudah, efektif, dan efisien.
Semua dewan juri terfokus pada penampilan Tuti saat sesi presentasi.
Judul ‘best practice’ yang keacehan ini unik kedengarannya bagi dewan juri sehingga ingin tahu lebih detail bagaimana deskripsi penjelasan darinya.
Namun, nasib berkata lain, Tuti belum beruntung pada ajang pemilihan guru SMK berprestasi tahun ini.
Aplikasi CAKO miliknya belum mampu ter-cako (maksudnya terayu) dewan juri.
Jadinya, Tuti belum berhasil menjadi pemenang.
Namun, jangan berkecil hati, tahun depan coba lagi.
Lalu, apa saja persiapan atau tips untuk menjadi juara?
Menjadi guru berprestasi
Baca juga: Kadis Pendidikan Aceh Serahkan Bantuan Laptop untuk 230 Guru Inti
Setelah semua sesi penilaian selesai, Minggu (23/10/2022) pagi, selama dua jam mulai pukul 10.00 sampai dengan pukul 12.00 WIB, kami dewan juri silih berganti memberikan motivasi dan pengalaman kami dewan juri menjadi juara.
Tentu saja setiap dewan juri memiliki pengalaman yang berbeda dalam mencapai kesuksesannya meraih juara.
Berikut rangkuman pengalaman dewan juri dalam menyiapkan diri menghadapi Lomba Guru Berprestasi Tingkat Provinsi Aceh.
Hal pertama yang harus peserta lakukan adalah mencari informasi lomba guru berprestasi yang dirilis oleh Dinas Pendidikan Aceh.
Melalui buku pedoman ini peserta dapat mengetahui tema utama lomba, persyaratan, dan teknik pelaksanaannya.
Sebaiknya peserta menggunakan panduan seleksi pemilihan tingkat nasional karena biasanya kabupaten atau provinsi mengadopsi pedoman nasional untuk seleksi di tingkat kabupaten dan provinsi.
Kedua, portofolio menjadi syarat utama yang harus dilengkapi karena melalui portofolio ini rekam jejak peserta apakah layak menjadi guru berprestasi atau tidak.
Sebaiknya portofolio dan lampirannya disusun dengan baik dan rapi, berurutan sesuai dengan pedoman dan diberi penomoran untuk memanjakan juri dalam menilai.
Lampirkan portofolio penting dan memiliki nilai yang tinggi seperti mengikuti diklat dan pelatihan, mengikuti lomba dan karya akademik sampai mendapatkan juara, membimbing siswa sampai mendapatkan juara baik tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, nasional, bahkan sampai ke level internasional.
Kemudian, buat karya tulis berupa buku, artikel (jurnal/majalah/koran), modul, dan buku, lakukan penelitian yang mendukung peningkatan pembelajaran dan atau profesional guru, membuat media atau alat pembelajaran.
Selanjutnya, buat karya teknologi tepat guna dan karya seni, serta mengikuti forum ilmiah.
Usahakan semua komponen yang diminta pada buku pedoman terpenuhi, kecuali jika memang benar-benar tidak ada.
Ketiga, buat ‘best practice’, yaitu karya tulis yang berisikan pengalaman terbaik selama penjadi guru.
Dari sekian banyak pengalaman mengajar, pilihlah pengalaman terbaik yang dibuktikan dengan hasil belajar siswa meningkat dan menghasilkan produk/karya, terutama yang berbasis teknologi informasi dan kekinian.
Lebih baik lagi bila produk yang dihasilkan siswa dapat mengantarkan siswa untuk berprestasi.
Naskah ‘best practice’ haruslah sesuai dengan struktur yang terdapat pada panduan, juga dilampirkan bukti-bukti kegiatan belajar, ‘action plan’, hasil belajar siswa, foto-foto produk dan seterusnya di bagian belakang.
Keempat, buat video pembelajaran yang menarik dan informatif.
Video pembelajaran menggambarkan kegiatan pembelajaran yang menjadi tema pada ‘best practice’.
Buatlah video pembelajaran yang tidak membosankan serta berbeda dengan video pembelajaran yang kebanyakan.
Upayakan alur video pembelajaran yang dibuat mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilampirkan pada ‘best practice’.
Well, demikian catatan sang juri lomba pemilihan GTK berprestasi Aceh tahun 2022 menuju Aceh Carong. (ferifodik.78@gmail.com)
Baca juga: Terkait Mutu Pendidikan Aceh, Pergunu Minta tak Menyalahkan Guru dari Perguruan Tinggi Akreditasi C
Baca juga: Dinas Pendidikan Aceh Selatan Pilih Guru Beprestasi 2022, Ini Nama-Namanya