Opini

Milenial di Tengah Disrupsi Digital

Disrupsi digital mau tidak mau harus dihadapi oleh seluruh masyarakat dunia tidak terkecuali kelompok milenial yang ada di Indonesia

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Milenial di Tengah Disrupsi Digital
FOR SERAMBINEWS.COM
NASRUL HADI SE MM, Dosen Tetap Universitas Muhammadiyah Aceh dan Dosen LB UIN Ar-Raniry

Jika saja mereka tidak mampu mengoperasikan aplikasi-aplikasi pendidikan yang ada maka akan jauh ketinggalan pengetahuan dan informasinya.

Nah, sejatinya di sini cita-cita milenial tidak sebatas user (pengguna) platform yang sudah ada, tetapi mampu menciptakan platform terbaru dengan inovasi dan kreativitasnya sesuai dengan kebutuhan zaman.

Demikian juga milenial sebagai tenaga kerja.

Transformasi digital yang terjadi saat ini menjadikan otomatisasi di perusahaan-perusahaan yg berdampak pengurangan sejumlah tenaga kerja.

Sebagai contoh seperti yang dilansir kompas.id sebuah perusahaan garmen dan tekstil dengan kemampuan ekspor di Bandung, Jawa Barat yang menerapkan otomatisasi sehingga memangkas jumlah tenaga kerja, pada mesin pengepakan (packing) sebelumnya bekerja secara manual membutuhkan 15 pekerja per mesin.

Namun, dengan mesin yang baru hanya dibutuhkan 10 orang pekerja.

Baca juga: Webinar di STIT Darussalamah Pidie, Dr Iswadi Paparkan Pentingnya Peran Milenial Bagi Pembangunan

Demikian juga mesin finishing dan spinner juga mengalami pembaruan sehingga jumlah tenaga kerja dibutuhkan semakin sedikit.

Nah, di sini yang memiliki kemampuan dan keterampilanlah yang tetap bisa bertahan untuk bekerja.

Menurut laporan yang didapatkan dari analisis Oxford Economic, pada tahun 2030 mendatang banyak pekerjaan akan hilang dan jenis usaha akan berubah akibat disrupsi digital.

Profesi yang akan tergantikan oleh robot diantaranya profesi yang memiliki kriteria keterampilan rendah dan ekonomi lemah.

Sejumlah pekerjaan diprediksi akan hilang dan digantikan oleh mesin atau teknologi digital seperti manajer administrasi, teller bank, kasir, buruh pabrik, mekanik, security, dan resepsionis.

Sementara yang akan menjadi kebutuhan keterampilan baru adalah programmer, analis data, perancang dan pengendali mesin otomatisasi dan perancang aplikasi.

Kemampuan dan keterampilan baru itulah yang menjadi tantangan dan harus dimiliki oleh milenial.

Kejahatan digital Di sisi lain, di tengah maraknya penggunaan teknologi digital, termasuk masifnya penggunaan internet dan media sosial di Indonesia masih sering terjadi kejahatan-kejahatan yang dilakukan melalui teknologi digital (cyber crime).

Hal tersebut seperti penyebaran hoax, hate spech, pornografi, judi online dan sejumlah kejahatan siber yang berdampak buruk terhadap kehidupan masyarakat dan berakibat degradasi moral generasi milenial.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved