Jurnalisme Warga
Belajar Sabar dan Kasih Sayang Sejak di Dayah
Kesempurnaan itu semakin lengkap ketika seseorang memiliki sifat sabar dan rasa kasih sayang antara satu sama lain

Mandi di waktu subuh ini asyik.
Selain segar, juga untuk mengusir rasa kantuk ketika shalat di musala nanti.
Tak lama kemudian, azan subuh pun berkumandang, pertanda bahwa waktu shalat fajar itu telah tiba.
Selesai azan, kami lebih intens mengontrol santri agar semuanya melakukan shalat subuh berjamaah.
Pada pagi itu kami juga mengatur serta mengontrol santriwati jenjang tsanawiyah yang mendapatkan giliran membersihkan dayah.
Mulai dari membersihkan musala, di sudut-sudut gang hingga di depan dapur umum dan kamar mandi.
Setiap sudut yang saya sebutkan itu ada pengontrolnya masing-masing.
Mereka memastikan sekecil apa pun sampah tak ada yang tersisa.
Saya sering mendengar bahwa semakin kita dewasa maka semakin banyak tanggung jawab yang harus kita laksanakan.
Baca juga: Siap Gelar Tur Keliling Dunia Bulan Depan, BLACKPINK Mengaku tak Sabar Menyapa Para Penggemar
Ya, seperti posisi kami saat ini, tetapi tanpa ada kebersamaan, kesabaran, dan kasih sayang pun apa pun kegiatan tak terlaksana sesuai tujuan.
Jujur, sekarang saya sadari sebenarnya ‘diatur’ itu lebih enak ketimbang ‘mengatur’.
Kalau soal ‘diatur’ mungkin itu adalah tentang pribadi kita, mau menerima atau tidak, kita bebas memilihnya.
Namun, lain halnya dengan ‘mengatur’, karena mengatur adalah bentuk dari sebuah tanggung jawab kita terhadap orang lain.
Setiap detik yang saya lalui di dayah adalah sesuai peraturan yang berlaku.
Sebenarnya hidup dalam keadaan yang selalu disiplin itu sangat menyenangkan, tetapi terkadang hal itu-itu saja membuat saya cepat merasa bosan.