Jurnalisme Warga
Belajar Sabar dan Kasih Sayang Sejak di Dayah
Kesempurnaan itu semakin lengkap ketika seseorang memiliki sifat sabar dan rasa kasih sayang antara satu sama lain

Pukul 08.30 WIB pertanda tiba waktu pelaksanaan shalat Duha.
Kewajiban kami yakni menyalakan bel, sebelum kemudian berpencar ke berbagai sisi asrama, mengontrol santriwati agar melaksanakan shalat Duha di musala.
Satu jam setengah sebelum zuhur, kami diwajibkan untuk istirahat.
Biasa disebut dengan ‘waktu qailulah’.
Hingga beberapa menit sebelum azan zuhur dikumandangkan, kami bangun terlebih dahulu.
Setelahnya, kewajiban kami membangunkan santriwati untuk mandi dan bersiap-siap melaksanakan shalat Zuhur berjamaah.
Di samping itu, kami juga selalu mengingatkan mereka yang mendapatkan giliran imam agar sampai ke musala tepat waktu.
Setelah makan siang, aktivitas kami yakni belajar sekolah.
Baca juga: “The Power of Sabar”
Setelah proses belajar-mengajar selesai kami pun menutupnya dengan selawat dan kemudian turun untuk melaksanakan shalat Asar.
Saat itu, kami lagi-lagi bertugas mengontrol para santri untuk memastikan tidak ada satu pun santri yang tak hadir ke musala.
Kecuali bagi santriwati yang berhalangan.
Mereka diwajibkan untuk berkumpul di sebuah balai.
Sehingga, ketika shalat berlangsung, tak ada seorang pun yang berada di kamar.
Tidak bisa dipungkiri bahwa selama saya menetap di asrama ini.
Tentu sudah banyak hal yang saya lalui, baik suka maupun duka.