Jurnalisme Warga
Promosi Kuliner Aceh Melalui Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka
Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Dalam Negeri (PMM DN) batch 2 mahasiswa peserta berkesempatan mengenal dan memperkenalkan budaya

Sedangkan pulot bakar menjadi makanan pembuka sehari-hari yang biasa disandingkan dengan teh atau kopi pagi.
Acara Kulinerku merupakan acara pengenalan budaya melalui makanan khas daerah.
Pada awal perencanaan kami yang berasal dari Aceh sempat kebingungan karena kendala tidak tersedianya bahan makanan khas untuk dimasak seperti pliek u, asam dunti, u neulhue (kelapa gongseng), dan bumbu masakan Aceh lainnya untuk memasak makanan khas Aceh.
Salah satu warga Aceh Utara, yang tinggal di Magelang, Jawa Tengah, Nur Afifah menyebutkan untuk menemukan bahan masakan Aceh memang sulit di Jawa Tengah.
Menurutnya, untuk tetap bisa menikmati makanan khas Aceh, bumbu khasnya dikirim langsung oleh orang tuanya dari Aceh.
Hal ini menunjukkan bumbu masakan Aceh sulit ditemukan di luar daerah Aceh.
Baca juga: 38 Pemilik Usaha Pemula Menjahit dan Kuliner Bireuen Ikut Bimbingan Teknis
Akhirnya, kami memutuskan untuk memasak makanan yang tidak menggunakan bumbu khas dengan tetap mengusung tema makanan khas Aceh.
Salah satu dosen Modul Nusantara, Ibu Dr Siti Aminah STP, MSi menuturkan bahwa masakan Aceh memiliki cita rasa asam, pedas, dan kaya rempah.
Hal ini menjadi pembeda dengan masakan Semarang yang terbilang manis dan gurih.
Di balik proses rangkaian kegiatan program PMM yang penuh lika-liku, tentu ada manfaat besar yang berhasil menambah pengetahuan, membuka wawasan, dan kelak melalui pengalaman ini akan membawa perubahan dalam kehidupan kami para peserta pertukaran mahasiswa. (mirdamastura07@gmail.com)
Baca juga: Jaringan Discovery Channel, Arab Warner Bros Ubah Pola Kuliner, Ini Formatnya
Baca juga: Kemendagri Setujui Tiga Kampung di Tamiang, Mursil: Libatkan Pelaku Usaha Kuliner