Berita Aceh Utara
Warga Kesulitan Usir Puluhan Gajah, BKSDA: Ekses Pembukaan Lahan Baru
Belasan rumah dan puluhan hektare kebun berisi tanaman perkebunan porak-poranda dirusak puluhan ekor gajah
LHOKSUKON – Belasan rumah dan puluhan hektare kebun berisi tanaman perkebunan di kawasan Gampong Blang Pante dan Peureupok Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara porak-poranda dirusak puluhan ekor gajah.
Kondisi ini sudah berlangsung lama, tapi sampai sekarang warga belum berhasil mengusir kawanan binatang berbelalai tersebut.
Kali ini, warga mengaku kesulitan mengusir kawanan gajah tersebut dengan menggunakan mercon dan obor, karena habitat mereka mencari makan semakin sempit, akibat pembukaan lahan besar-besaran oleh sejumlah perusahaan perkebunan di Aceh Utara.
Untuk itu, warga berharap upaya yang serius dari pihak terkait terhadap persoalan ini.
“Ada puluhan hektare kebun warga kami dan di Peureupok yang dirusak 22 ekor gajah, sampai tadi malam,” lapor Keuchik Blang Pante, Marzuki kepada Serambi, Selasa (6/12/2022).
Kebun tersebut berisi tanaman pinang, kakao, kelapa sawit, durian dan berbagai jenis tanaman lainnya termasuk pisang, yang sudah memasuki panen perdana.
“Sekitar 600 hektare kebun tersebut dibagikan gampong ke masyarakat untuk ditanami berbagai tanaman perkebunan, tapi sekarang sudah dirusak sebelum warga menikmati hasil panen perdana,” kata Marzuki.
Selama empat bulan terakhir warga hampir tiap malam harus berjaga di kebun untuk mengusir kawanan Poe Meurah-sebutan lain untuk gajah--.
“Kami sudah beberapa kali menyampaikan hal ini mulai muspika, dinas dan dalam pertemuan dengan anggota dewan, tapi belum ada penanganan yang serius,” ujar Marzuki.
Sementara masyarakat di kawasan Blang Pante dan sekitarnya selama ini menggantungkan hidupnya semata-mata dari hasil perkebunan.
Mukim Pante Bahagia, Kecamatan Paya Bakong, Usman kepada Serambi, menyebutkan, pihaknya sedang melakukan pendataan terhadap kerusakan kebun yang rusak untuk disampaikan ke pihak terkait.
Baca juga: Rumah dan Kebun Warga di Paya Bakong Dirusak Gajah
Baca juga: Kantor DPRK Aceh Tengah Dilempari Kotoran Gajah
Namun, data sementara diperkirakan mencapai 50 hektare kebun yang sudah rusak dan sekitar 15 rumah kebun.
Jumlah ini akan terus bertambah jika belum ada penanganan.
“Kerusakan bervariasi, salah satunya yang terparah milik Laili, dari empat hektare kebun pinang yang sudah mulai panen, hanya tersisa sekitar beberapa batang lagi,” ungkap Usman.
Biasanya lanjut Usman, kawanan gajah tersebut ketika diusir akan langsung pergi ke hutan.
Namun, kali ini sudah sekitar empat bulan berada di kawasan itu.
“Ini karena ada pembukaan lahan perkebunan besar-besaran oleh perusahaan di Aceh Utara, sehingga areal hutan yang selama ini menjadi sumber makan bagi binatang tersebut, kini menjadi lahan perkebunan,” pungkas Usman.
Staf Badan Konservasi Sumber Daya Aceh (BKSDA) Resor Aceh Utara, Nurdin kepada Serambi, menyebutkan, di Aceh Utara selama ini ada sekitar 50 ekor gajah, yang kini terbagi dalam dua kelompok.
Satu kelompok mereka sering melintas dari Langkahan sampai Paya Bakong.
Satu kelompok lagi dari Geureudong Pase ke Sawang.
Namun, ekses pembukaan lahan baru oleh sejumlah perusahaan di Aceh Utara menyebabkan hutan tempat mereka tinggal semakin sempit.
Karena itu, pembukaan lahan baru tersebut harus diawasi agar tidak mengganggu tanaman yang dilindungi tersebut.
“Kemarin saya sudah turun ke Paya Bakong untuk mengantarkan mercon,” pungkas Nurdin. (jaf)
Baca juga: Bhabinkamtibmas Polsek Ranto Peureulak Bantu Halau Gajah Menggunakan Mercon
Baca juga: Kawanan Gajah Obrak-Abrik Kebun Warga