Jurnalisme Warga
Menimba Ilmu di Seminar Sekolah Parlemen Mahasiswa USK
Politik tidak hanya sekadar membahas tentang kekuasaan, tetapi banyak hal yang harus diperankan di sini, mulai dari pemikiran yang akademis atau logis

Dimulai dari kecerdasan spiritual, yakni kecerdasan yang mampu menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai.
Kedua, kecerdasan intelektual, yakni kecerdasan yang didominasi oleh kemampuan daya pikir yang rasional dan logika.
Ketiga, kecerdasan emosional, yakni kecerdasan untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain yang ada di sekitar.
Keempat, kecerdasan fisikal, yakni kecerdasan yang menggunakan seluruh bagian tubuh untuk mengungkapkan ide, kekuatan, keterampilan, serta mengekspresikan diri.
Mantan wartawan Serambi Indonesia ini juga menegaskan bahwa di dunia ini tidak ada musuh yang abadi dan tidak ada teman yang abadi, yang ada hanyalah kepentingan abadi.
Seminar ini dilanjutkan oleh pembicara ketiga, yaitu Bapak Adian Yunus Yusak Napitupulu yang tampil hanya bercelana jin dan baju kaus, sedang narasumber lainnya memakai baju batik.
Bagi beliau, berpenampilan seperti itu justru supaya tidak ada jarak antara dirinya sebagai wakil rakyat dengan rakyat yang diwakilinya.
Beliau juga bercerita tentang proyek pembangunan yang baru beliau selesaikan dengan memberikan kalimat yang sangat mengesankan yaitu kalau menginginkan semua menjadi sempurna, maka butuh waktu yang lama untuk mewujudkan.
Baca juga: Politik Cerdas Bagi Milenial, Ini Harapan Pj Wali Kota Banda Aceh
Akan tetapi, kalau tidak memulainya sekarang, kapan juga menunggu waktu tersebut.
Di akhir kata beliau juga menambahkan bahwa politik adalah otoritas, maka dari itu membutuhkan seseorang untuk mengelola otoritas itu untuk kepentingan rakyat.
Kemudian, seminar dilanjutkan pembicara terakhir, yakni Bapak Zainal Abidin yang membahas tentang Aceh itu daerah yang selain berstatus istimewa, juga khusus.
Hanya di Aceh yang terdapat Wali Nanggroe dan partai lokal.
Awalnya bahkan hanya di Aceh ada calon perseorangan (independen) untuk posisi kepala daerah.
Selain itu, hanya di Aceh calon legislatif dan calon kepala daerahnya harus lulus tes baca Al-Qur’an.
Selesai para narasumber presentasi, akhirnya moderator membuka sesi pertanyaan untuk enam peserta.