Bom di Bandung
Bom Bunuh Diri Menyalahi Ajaran Agama, Gaungkan Moderasi Beragama
Nizar Ali menyebut aksi bom bunuh diri yang terjadi di Kota Bandung sejatinya telah menyalahi ajaran agama dan mengabaikan martabat kemanusiaan
Setiap orang harus bisa menghargai segala pandangan tanpa memaksakan kehendaknya jika terdapat perbedaan.
Perbedaan yang muncul justru harus dipecahkan lewat jalan musyawarah bukan kekerasan.
Ketiga, antikekerasan.
Menurutnya, tidak ada satupun agama yang mengajarkan kekerasan.
Agama mengajarkan nilai cinta yang welas asih.
Keempat, adaptif terhadap budaya lokal.
Keragaman suku, budaya, agama, hingga bahasa bangsa Indonesia merupakan ciri khas yang tidak dimiliki oleh bangsa lain.
Oleh karena itu dengan perbedaan ini jangan sampai menjadi sebab masyarakat terpecah.
"Ada orang-orang yang tidak ramah terhadap tradisi lokal, maka dia masuk ke dalam konteks radikal," katanya.
Baca juga: Sosok Agus Sujatno, Pelaku Bom Bunuh Diri di Mapolsek Astanaanyar, Pembuat Bom Panci Tahun 2017
Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nizar Ali juga mendorong media untuk terus bersama-sama menggaungkan nilai-nilai moderasi beragama, sebagai upaya memberikan fondasi menyongsong tahun politik.
"Karenanya, kami mencoba untuk menyusun panduan bersama bagi proses publikasi yang santun dan toleran," ujarnya dalam pertemuan media di Bogor, Sabtu.
Kemenag akan menyusun modul publikasi moderasi beragama.
Penyusunan itu dilakukan bersama-sama dengan media agar dapat memberi berbagai masukan.
"Modul ini akan dibahas bersama dengan teman-teman media.
Kami tentu berharap masukan dari teman-teman media semua untuk penyempurnaan modul sehingga bisa digunakan, baik bagi internal Humas Kemenag maupun media lainnya," kata dia.