Internasional
Arab Saudi Sebut China Bakal Menjadi Bahasa Internasional, Sepakat Menukar Instruktur Bahasa
Kerajaan Arab Saudi menilai China akan menjadi bahasa internasional di masa mendatang.
SERAMBINEWS.COM, MEKKAH - Kerajaan Arab Saudi menilai China akan menjadi bahasa internasional di masa mendatang.
Apalagi, Kementerian Pendidikan Arab Saudi dan China telah menandatangani perjanjian untuk menyediakan bahan pembelajaran bahasa China kepada warga Arab Saudi bersama instruktur China untuk mengajar bahasa dan sastra.
Para instruktur bahasa China akan mengajar di seluruh lembaga pendidikan umum Arab Saudi.
Nota kesepahaman tersebut mencakup pelatihan guru-guru Arab Saudi dalam bahasa Mandarin dan metode pengajaran, serta memperkenalkan pada budaya Tionghoa di semua institusi pendidikan.
“Semua orang sangat menyadari tren internasional untuk mempelajari bahasa Mandarin," kata Mohammed Asiri, asisten profesor hukum komersial internasional di Universitas King Abdulaziz.
"Bahkan di negara maju di mana politisi bangga dengan putra dan putri mereka yang berbicara bahasa Mandarin,” tambahnya.
“Bahasa Cina akan menjadi bahasa yang berdampak besar di masa depan," katanya.
Baca juga: Arab Saudi AKan Menjadi Pusat Industri China, Hubungan Kedua Negara Semakin Erat dan Kuat
"Padahal, keputusan yang diambil Putra Mahkota Mohammed bin Salman pada 2019 memasukkan bahasa Mandarin ke dalam kurikulum pendidikan menekankan pentingnya bahasa tersebut,” ujarnya.
Asiri, yang bergelar PhD dari Universitas Ilmu Politik dan Hukum China kepada Arab News, Rabu (14/12/2022) mengatakan mempelajari bahasa akan memperkuat hubungan, kerjasama ekonomi dan perdagangan kedua negara.
“Kerajaan sudah menjadi mitra dagang terbesar China di Asia Barat dan Afrika, sedangkan China sebagai importir minyak Arab Saudi terbesar," ujarnya.
Dia menambahkan Kerajaan akhir-akhir ini menyaksikan gelombang besar perusahaan investasi Tiongkok, yang menganggap Kerajaan sebagai lingkungan yang menjanjikan menurut Visi Kerajaan 2030.
Oleh karena itu, mempelajari bahasa Mandarin membuka pintu yang lebih luas untuk bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan ini, dan meningkatkan pengetahuan dan komunikasi budaya kedua negara, tambahnya.
Dia menjelaskan Kerajaan telah berinvestasi pada rakyat dengan mengirim mereka ke Tiongkok untuk belajar bahasa Mandarin dan berspesialisasi dalam berbagai bidang.
Baca juga: Jalur Sutra China Sudah Sesuai dengan Visi 2030 Arab Saudi, Jadi Kekuatan Utama Peradaban Dunia
"Sekarang, saatnya memanfaatkan para kader ini, dan mentransfer keahlian dan pengalaman mereka, serta membangun strategi nasional yang bertujuan untuk mengajar bahasa Mandarin sesuai dengan teknologi dunia terkini," jelasnya.
Tetapi, katanya, harus sesuai dengan identitas dan budaya Arab Saudi untuk memfasilitasi proses pendidikan dan mencapai hasil terbaik.
Bowen Li, seorang instruktur bahasa Mandarin di Universitas King Abdulaziz, mengatakan bahasa Mandarin menjadi salah satu dari enam bahasa kerja resmi PBB dan dituturkan oleh sekitar 20 persen populasi dunia.
“Semakin banyak siswa yang belajar bahasa Mandarin dan seperti yang dikatakan Presiden Xi Jinping, bahasa adalah kunci terbaik untuk memahami suatu negara," katanya.
"Dengan belajar bahasa Mandarin dan berpartisipasi dalam program “Jembatan China”, siswa dapat belajar tentang China yang kaya, penuh warna, dan komprehensif," katanya.
Bowen mengatakan bahwa bahasa Cina adalah kunci terbaik untuk memahami Cina.
“Begitu Anda bisa berbahasa Mandarin dengan baik, Anda bisa memahami sejarah dan budaya China," ujar Bowen Li.
Dia menjelaskan setelah siswa menguasai bahasa Mandarin, maka akan dapat memiliki kesempatan untuk belajar bahasa Mandarin tertentu,
Baca juga: Presiden China Sampaikan Terima Kasih Atas Sambutan Hangat Raja Salman dan Putra Mahkota
Dia mencontohkan, mereka dapat belajar bahasa Mandarin dan pariwisata atau bahasa Mandarin dan teknologi.
Sehingga, siswa dapat menjadi bakat majemuk, kemudian menerapkan pengetahuan yang diperoleh untuk pekerjaan mereka.
Abeer Al-Ghamdi, seorang mahasiswa bahasa Cina di Universitas King Abdulaziz, mengaku tertarik mempelajari banyak bahasa.
Tetapi memilih belajar bahasa Cina, karena sudah menjadi bahasa yang paling tersebar luas di seluruh dunia.
“Saya percaya itu akan menjadi bahasa utama dunia di masa depan,” katanya.
Dia mengatakan bahwa China memiliki ekonomi terbesar kedua di dunia dan secara signifikan mempengaruhi perkembangan ekonomi global.
Mempelajari bahasa Mandarin dan bekerja sama dengan ekonomi Tiongkok akan menciptakan peluang kerja tak terbatas dalam penerjemahan, pendidikan, dan pariwisata, kata Al-Ghamdi.
“Belajar bahasa Mandarin akan meningkatkan peluang Anda, tidak hanya mendapatkan pekerjaan, tetapi juga menyelesaikan gelar sarjana di universitas mana pun di China," tambahnya.
Baca juga: Arab Saudi dan China Canangkan Kendaraan Listrik Sebagai Pendorong Mengatasi Perubahan Iklim Global
"Ini menjadi mimpi yang menjadi kenyataan bagi saya," klaimnya.
"Selain itu, kita bisa mengenal China, dan belajar tentang budaya dan peradaban bersejarahnya sambil berbagi dengan mereka," jelasnya.
“Saya percaya, belajar bahasa Mandarin sebagai jembatan untuk berkomunikasi dan bertukar pengetahuan," ujarnya.
Dia mengaakn China memiliki peran besar dalam meningkatkan persahabatan dan meningkatkan kerja sama perdagangan dan budaya antara Tiongkok dan Kerajaan Arab Saudi.(*)