Salam
Sulit, Mencegah Kampanye Hitam
Setiap menjelang pemilihan umum, media sosial selalu dimanfaatkan sebagai sarana untuk melancarkan kampanye hitam (black campaign)
Setiap menjelang pemilihan umum, media sosial selalu dimanfaatkan sebagai sarana untuk melancarkan kampanye hitam (black campaign).
Karenanya, pengawasan medsos menjadi salah satu fokus Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Harus diingat pula bahwa kampamye hitam ini sangat sulit dicegah, terutama karena dilakukan secara terencana oleh orang-orang pintar dengan menggunakan buzzer.
Untuk itu, Bawaslu harus bekerja ekstra dalam menjalankan tugasnya agar tahapan-tahapan Pemilu 2024 yang sudah dimulai ini bisa berjalan secara fair.
Paling tidak, media sosial tidak dikotori oleh berbagai kabar palsu yang menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lainnya.
Ketua Bawaslu Rahmat Bagja sudah berjanji mengawasi secara ekstra ketat aktivitas di medsos yang terkait dengan Pemilu 2024.
Ini antara lain bertujuan menurunkan ketegangan yang biasa terjadi selama tahapan-tahapan pemilu berlangsung.
”Kami ingin membuat program pengawasan media sosial.
Kami harapkan itu menjadi program yang terpenting ke depan.
” Hal-hal yang dipantau adalah konten-konten yang bisa memicu ketegangan politisasi SARA (suku, agama, ras, antargolongan).
Kamudian, Bawaslu memantau hoaks terkait pemilu dan black campaign di media sosial.
Baca juga: 8 Pesan Jokowi untuk Bawaslu: Antisipasi Pelanggaran Pemilu hingga Buat Aturan yang Jelas
Baca juga: Jokowi Ingatkan Bawaslu dan KPU: Hati-hati, Jangan Sampai Jadi Badan Pembuat Waswas Pemilu
Presiden Joko Widodo juga sudah menekankan bahwa Bawaslu memiliki tugas yang tidak ringan.
Sebab, pemilihan presiden, DPR, DPD, DPRD, dan pilkada dilaksanakan pada tahun yang sama.
’’Pilkada dan Pemilu 2024 akan menjadi pesta demokrasi terbesar, terbesar dalam sejarah pemilu di Indonesia, dan mungkin di dunia,” ujarnya.
Menurut Presiden, kualitas pemilu merupakan fondasi politik dalam bernegara dan pemerintahan.