Internasional
AS Tuduh Perusahaan Militer Swasta Rusia, Grup Wagner Mendapat Bantuan Persenjataan dari Korea Utara
Amerika Serikat (AS) menuduh Grup Wagner, sebuah perusahaan militer swasta Rusia menerima pengiriman senjata dari Korea Utara.
Namun dia menuduh AS melakukan tindakan kriminal yang membawa pertumpahan darah dan kehancuran ke Ukraina dengan menyediakan senjata dalam jumlah besar.
Namun, Korea Utara kembali mengulangi dukungannya terhadap Rusia dalam perang Ukraina.
“Saya ingin mengatakan, rakyat Rusia menjadi orang paling berani dengan kemauan dan kemampuan untuk mempertahankan keamanan dan keutuhan wilayah negara mereka tanpa dukungan militer dari pihak lain,” katanya.
Kirby mengatakan AS sekarang menilai Wagner memiliki sekitar 50.000 personel yang bertempur di Ukraina, termasuk 10.000 kontraktor dan 40.000 narapidana yang telah direkrut perusahaan dari penjara.
Baca juga: Rusia Tegaskan Pasokan Rudal Patriot AS ke Ukraina Tidak Akan Mampu Selesaikan Perang
AS menilai Wagner, yang dimiliki oleh Yevgeny Prigozhin, sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin, menghabiskan sekitar $100 juta sebulan untuk pertempuran itu, kata Kirby.
Tentara bayaran Grup Wagner juga telah dituduh oleh negara-negara Barat dan pakar PBB atas berbagai pelanggaran hak asasi manusia di seluruh Afrika, termasuk di Republik Afrika Tengah, Libya dan Mali. Awal bulan ini,
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengumumkan menunjuk Grup Wagner sebagai entitas yang menjadi perhatian khusus untuk aktivitasnya di Republik Afrika Tengah.
Wagner telah menghadapi sanksi AS sejak 2017.
Departemen Perdagangan AS telah meluncurkan pembatasan ekspor baru yang menargetkan Wagner dalam upaya lebih membatasi aksesnya ke teknologi dan pasokan.
Gedung Putih telah berulang kali berusaha menyoroti temuan intelijen yang menunjukkan Rusia, berjuang untuk mempertahankan pasokan senjata yang stabil untuk perangnya di Ukraina.
Baca juga: Presiden Rusia Puji Keberanian Pasukannya di Ukraina, Minta Lindungi Warga di Empat Wilayah Ukraina
Tetapi, terjepit oleh sanksi yang membatasi akses ke komponen utama pembuatan senjata dan memiliki pilihan terbatas untuk membantu memasok senjata.
Rusia juga telah beralih ke Iran untuk menyediakan drone untuk digunakan melawan Ukraina.
Pemerintahan Biden telah menyatakan keprihatinan bahwa Rusia mungkin berusaha memperoleh senjata konvensional canggih tambahan dari Iran.
Gedung Putih sebelumnya mengatakan bahwa Moskow beralih ke Korea Utara untuk mendapatkan artileri.(*)