Kilas Balik Tsunami Aceh 2004

Mengenang Tsunami Aceh 2004, Nasi Goreng Terakhir Mama yang Penuh Air Mata

Mengenang tsunami Aceh 2004, nasi goreng terakhir mama yang penuh air mata diceritakan Prof Darusman, guru besar Universitas Syiah Kuala (USK) kala it

Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/M ANSHAR
Mengenang tsunami Aceh 2004, nasi goreng terakhir mama yang penuh air mata diceritakan Prof Darusman, guru besar Universitas Syiah Kuala (USK) kala itu. 

Setelah itu bergegas keluar rumah menuju jalan raya lintas Krueng Raya untuk membuang keringat dengan jogging ringan.

Setelah lelah ber-jogging dan langsung pulang, seperti biasa ada program rutin keluarga setiap Minggu pagi.

Yakni bercengkrama bersama istri dan anak- anak. Sabrina anak paling bungsu dan kakaknya Siti Zahrina, kemudian seorang anak lelaki bernama Adil.

Betapa tidak, sebagai dosen di Fakultas Pertanian Unsyiah dan salah satu S3 jebolan luar negeri (Kentucky University, Amerika Serikat), ia dan istri punya kesibukan segudang.

Terlebih saat itu Prof Darusman menjabat sebagai salah seorang Direktur Program Pascasarjana Unsyiah (kini USK).

Baca juga: Sepenggal Cerita Korban Tsunami Aceh 2004 - Kisah tak Sampai ke Alue Naga

Gempa Berguncang Dahsyat

Singkat cerita, gempa berkekuatan 9,3 skala richter berguncang amat dahsyat.

Saat itu posisi guru besar USK ini baru selesai mandi dengan posisi handuk yang masih terlilit di pinggangnya.

Kraaak... suara kayu bergesekan dan rak piring berhamburan. Benda-benda kristal di ruang tamunya ikut pecah.

Usai gempa pagi itu, ia bersama istri dan ayahnya memeriksa sekeliling rumah. Tak ada kerusakan yang berarti, kecuali gelas dan vas kristal yang berpecahan.

Menyadari keadaan pascagempa, istri bersama ayahnya memutuskan tak jadi ikut menjemput Putri di sekolahnya di kawasan Blangbintang, Aceh Besar.

Baca juga: Inilah Sosok Perekam Tsunami Aceh hingga Viral pada Masanya

"Bersama dua pembantu dan anakku Adil, istri dan ayahku tinggal di rumah, sekalian membersihkan bengkalai gempa yang berserakan dalam rumah," kata Prof Darusman.

Tidak hanya itu, rencana mereka hendak pergi ke undangan Profesor Abdi Abdul Wahab, Rektor Unsyiah yang hari itu meresmikan perkawinan anaknya.

Ia dipesankan oleh sang istri agar segera kembali usai menjemput Putri dan supaya bisa berangkat langsung ke rumah rektor.

"Dengan kata lain, saat aku pergi menjemput Putri, istriku bisa berkemas-kemas," ucap Prof Darusman.

Baca juga: Sosok Delisa, Korban Selamat Tsunami Aceh yang Kehilangan Kaki, Begini Kabarnya Kini

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved