Opini

Budaya Antre Masyarakat Aceh di SPBU

Masyarakat tidak mau lagi komplain kepada siapa pun karena mereka menganggap Aceh sekarang ini sebuah negeri tanpa manajer

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Budaya Antre Masyarakat Aceh di SPBU
FOR SERAMBINEWS.COM
Prof Dr Muhammad AR Med, Penulis adalah Dosen S3 PAI UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Jika begini cara yang kita bangun dan kita terapkan kepada rakyat sendiri, artinya ini seperti sistem kerajaan yang tugas raja menjadikan semua rakyatnya menjadi penurut atau patung yang hanya memakai mesin “ya” di sana sini.

Model ini sangat mirip dengan sistem komunis yang memaksa rakyatnya agar patuh pada penguasa sehingga rakyat tidak bebas bergerak tetapi harus ada ketergantungan yaitu kepada negara.

Saya pikir sekarang ini rakyat Cina sekali pun yang berada di bawah rezim komunis, sudah mulai berontak karena tidak sanggup lagi bertahan di bawah penindasan dan diskriminasi negara atas rakyatnya.

Nasib baik mereka tidak bertuhan, jadi tidak ada tempat untuk mengadu.

Namun kalau umat Islam memiliki Allah tempat semua hamba-Nya meminta tolong dan menyembah, dan Dia Yang Maha Kuasa akan menerima setiap doa hamba-Nya yang ikhlas dan tertindas setiap saat tanpa hijab.

Ini yang paling kita takutkan dan nanti kalau kita sempat hidup setelah ini, mungkin para manajer negara akan ditertawakan dan menjadi bahan olokan masyarakat.

Bukti yang seperti ini sudah banyak ditemukan dalam masyarakat, kecuali mereka sudah pindah ke hutan setelah berkuasa.

Maka hati-hatilah ketika Anda diberi tugas sebagai manajer di tengah masyarakat.

Memang kita akui ketika September 2022 baik sebelumnya atau sesudahnya di daerah-daerah lain di Republik ini hampir semua masyarakat berdemonstrasi meminta harga minyak diturunkan, namun masyarakat Aceh diam, sabar dan seratus persen tunduk serta patuh kepada ulil amri.

Baca juga: Aparat Tertibkan Mobil yang Antre BBM di Lampu Merah

Namun cap negatif tetap tidak hilang untuk masyarakat Aceh, apalagi seperti sekarang ini masyarakat sudah terbelah semuanya, ada yang taat, ada yang istiqamah, ada yang glue, ada yang apatis, dan sedikit sekali yang benar-benar serius membela agama, umat atau orang-orang tertindas.

Namun kita jangan berputus asa dari rahmat Allah, kita punya senjata yang paling ampuh, yaitu doa.

Karena itu berharaplah kepada Allah, minta ampunlah segala kekhilafan dan kealpaan, minta tolonglah kepada-Nya yang Maha Sempurna dan Maha Kaya.

Jauhilah sifat munafik dan membenarkan yang salah atau menyalahkan yang benar.

Semua orang layoh (hilang kendali) ketika kuasa ada di tangannya, namun ketika gigi sudah rontok dan tidak dapat menggigit lagi, baru ingin makan daging.

Boleh tapi pakai blender dalam mulut.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved