Opini

Budaya Antre Masyarakat Aceh di SPBU

Masyarakat tidak mau lagi komplain kepada siapa pun karena mereka menganggap Aceh sekarang ini sebuah negeri tanpa manajer

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Budaya Antre Masyarakat Aceh di SPBU
FOR SERAMBINEWS.COM
Prof Dr Muhammad AR Med, Penulis adalah Dosen S3 PAI UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Orang Islam selalu diingatkan agar tidak terjatuh ke dalam lubang biawak untuk kedua kalinya.

Cukup sekali saja atau seorang saja yang mengalami kepedihan atau kepahitan, sedangkan yang belum mengalaminya, cukuplah ini sebagai ibrah bagi semua insan.

Kita mungkin teringat apa yang diperintahkan oleh baginda Nabi saw bahwa “jika kita mempermudah urusan kaum muslimin di dunia ini, maka Allah akan mempermudah urusan kita di hari kiamat, namun jika kita mempersulit urusan kaum muslimin di dunia ini, maka Allah akan mempersulit urusan kita di hari kiamat nanti".

Miris sekali untuk masyarakat yang hidup di ujung pulau Sumatera ini, khususnya dalam menikmati hidup sepanjang jalan menuju SPBU.

Penulis bertanya-tanya kepada saudara-saudara kita yang hidup di provinsi lain, mereka tidak mengalami apa yang kita alami di Aceh.

Baca juga: Sopir Antre Mobil sejak Subuh Untuk Dapatkan Solar Subsidi, Pertalite pun Langka

Rupanya habis dari konflik bersenjata, kita beralih kepada konflik BBM dan entah konflik apalagi ke depan, hanya Allah Yang Maha Tahu.

Paling sedih lagi kalau kita pergi, katakanlah, ke Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues, orang belum waktu shalat subuh, mobil-mobil dan kendaraan lainnya sudah berjejer di pinggir jalan menuju SPBU, dan kalau kita sebagai pendatang yang ke sana, sudah pasti tidak kebagian Pertalite karena kita tidak mau berjam-jam mengantrenya.

Semoga budaya antre seperti ini tetap kekal bagi masyarakat Aceh bukan hanya di SPBU, tetapi ke masjid pun harus ada budaya antre, yaitu menunggu azan dikumandangkan oleh muazin.

Dan para manajer yang mengaku dirinya sebagai pengelola tugas masyarakat hendaklah berpikir, apakah selama ini sudah saya termasuk orang yang mendhalimi rakyat? Apakah selama ini terlibat membohongi masyarakat? Apakah selama ini termasuk yang menyakiti hati rakyat? Jika, ya, maka berzikirlah dan mohon ampunlah kepada Allah dan kalau Anda berani dan super gentleman, berhentilah menjadi manajer pengelola hak kaum muslimin dan muslimat karena pertanggung jawabannya sangat dahsyat di hadapan pengadilan Allah yang tidak diperlukan pengacara di sana.

Memang hidup di dunia ini tidak susah kalau kita memiliki harta yang banyak, memiliki pangkat yang tinggi, konon lagi memiliki orang-orang kuat sebagai pelindung kita, tetapi ingatlah mereka hidup sangat terbatas dan akhirnya mereka akan mati dan kita pun akan mati pula.

Setelah mati, kita pikir itu tidur panjang dan akan bangun nanti hari dibangkitkan.

Mati itu adalah merupakan gate pertama pemeriksaan, jika pemeriksaan di gate pertama aman, maka akan amanlah ke gate berikutnya yaitu Yaumil Hisab.

Tetapi kalau pada pemeriksaan gate atau pintu pertama bermasalah, maka akan terus bermasalah hingga hari kaimat.

Ingatlah wahai manajer negara! (emharahmani48@gmail.com)

Baca juga: Mobil Antre di Sejumlah SPBU di Abdya, Ini Kata Pengawas SPBU

Baca juga: Nelayan Sulit Peroleh Solar, Harus Antre Hingga 8 Hari

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved