Kemiskinan
Penduduk Miskin Aceh pada September 2022 Bertambah 11.700 Orang, Menjadi 14,75 Persen
Penduduk miskin di pedesaan naik sebesar 0,19 poin dari 16,78 persen menjadi 17,06 persen dan perkotaan naik sebesar 0,04 poin dari 10,31 persen menja
Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Herianto l Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BABDA ACEH - Hasil sensus jumlah penduduk miskin yang dilakukan BPS Aceh pada September 2022 lalu, menunjukkan jumlah penduduk miskin di Aceh pada bulan tersebut bertambah sebanyak 11.700 orang atau sebesar 0,11 persen, menjadi 14,75 persen, dibandingkan pada Maret 2022 hanya sebesar 14,64 persen.
Atas pertambahan tersebut, jumlah penduduk miskin, pada September 2022 lalu menjadi 818.470 orang, dibandingkan Maret lalu 806.820 orang.
Demikian disampaikan Koordinator Fungsi Statistik Sosial BPS Aceh, Dadan Supriadi SST MSi pada acara Lokakarya Rilis Resmi Statistik, Senin (16/1/2023) di Kantor BPS Aceh.
Dadan Supriadi mengatakan, jumlah penduduk miskin di Aceh pada September naik, didasari oleh jumlah penduduk miskin di pedesaan dan perkotaan mengalami kenaikan.
• Aceh Barat Terbitkan Perbup Dana Desa Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem
Penduduk miskin di pedesaan naik sebesar 0,19 poin dari 16,78 persen menjadi 17,06 persen dan perkotaan naik sebesar 0,04 poin dari 10,31 persen menjadi 10,35 persen.
Hal itu mengambarkan, bahwa penambahan jumlah penduduk miskin di pedesaan lebih banyak mencapai sekitar 8.000 orang, dibandingkan perkotaan hanya 3.630 orang.
Kenaikan jumlah penduduk miskin pedesaan dan perkotaan, dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditi pangan dan non pangan.
• Aceh Barat Terbitkan Perbup Dana Desa Untuk Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem
Komoditi pangan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan dan pedesaan, di antaranya beras, rokok kretek filter, ikan tongkol, tuna, cakalang dan lainnya. Sedangkan untuk komoditi non pangan yang berpengaruh terhadap nilai garis kemiskinan/biaya pengeluaran adalah biaya perumahan, BBM, listrik dan lainnya.
Dadan Supriadi mengatakan, ada beberapa fenomena yang terkait dengan tingkat kemiskinan di Aceh pada periode Maret dan September 2022 lalu. Angka kemiskinan bulan September tinggi dan naik menjadi sebesar 14,75 persen, dipengaruhi oleh angka inflasi September 2021 – September 2022 cukup tinggi mencapai sebesar 7,38 persen.
Sementara jumlah penduduk miskin bulan Maret 2022 lalu rendah hanya sebesar 14,64 persen, karena angka inflasi Maret 2021 – Maret 2022 hanya sebesar 3,62 persen.
Fenomena lain yang mempengaruhi angka kemiskinan bulan September 2022 lalu naik, karena garis kemiskinan/pengeluaran masyarakat di Aceh bulan September naik sebesar 6,57 persen dibandingkan Maret 2022 lalu. Pada bulan Maret pengeluaran masyarakat sekitar Rp 579.227, bulan September naik menjadi Rp 617.293.
Kemudian laju pertumbuhan ekonomi Aceh tahun 2022 lalu triwulan ketiga cukup rendah hanya 2,13 persen, lebih rendah dibandingkan laju pertumbuhan ekonomi triwulan I persentasenya sebesar 3,24 persen.
Rendahnya laju pertumbuhan ekonomi pada triwulan III tahun 2022 lalu, salah satunya dipengaruhi oleh penurunan hasil panen padi. Pada Maret 2022 lalu produksi panen padi 207.610 ton, September turun menjadi 150.230 ton.
Selanjutnya perubahan dan meningkatnya harga kelompok makanan pada bulan September 2022 lalu, memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap kenaikan jumlah penduduk miskin pada bulan tersebut. Sumbangan Garis Kemiskinan makanan terhadap angka penduduk miskin bulan September 2022 mencapai sebesar 75,86 persen.
Adapun komoditi yang memberikan sumbangan terhadap angka kemiskinan bulan September 2022 lalu, adalah komoditi beras untuk perkotaan sebesar 17,38 persen dan pedesaan sebesar 22,13 persen.
Selanjutnya komoditi rokok kretek filter sebesar 12,69 persen untuk perkotaan dan pedesaan sebesar 10,77 persen. Komoditi berikutnya adalah ikan tongkol, tuna, cakalang dan lainnya memberikan sumbangan 7,81 persen untuk perkotaan dan pedesaan 6,57 persen.
Sedangkan untuk komoditi non makanan , sumbangan terbesarnya terhadap angka kemiskinan adalah perubahan sebesar 6,36 persen, di perkotaan dan pedesaan 5,84 persen, berikutnya BBM menyumbang sebesar 3,53 persen untuk perkotaan dan pedesaan 3,72 persen, kemudian listrik memberikan sumbangan sebesar 2,91 persen untuk perkotaan dan pedesaan 1,57 persen.
Untuk mengurangi jumlah penduduk miskin, kata Dadan Supriadi, diperlukan pengambilan kebijakan yang tepat sasaran. Antara lain memberikan penyaluran bantuan sosial, seperti PKH, biaya kesehatan gratis, pendidikan gratis dan lainnya yang sifatnya memotivasi masyarakat untuk bisa meningkatkan penghasilan dan menekan pengeluaran.
Juga diperlukan stabilisasi harga kebutuhan pangan agar angka inflasi daerah tidak melonjak tinggi.(*)
• Warga Miskin di Aceh Singkil Terima Hasil Usaha Program Gampong Zakat Produktif BMA
• Warga Tolak Rencana Pembukaan Lokasi Galian C di Simeulue
• Ditutup 3 Hari Lagi,Ini Syarat Pendaftaran Anggota PKD Pemilu 2024 Kecamatan Baiturrahman Banda Aceh
Rektor UUI: Perlu Kolaborasi Pemerintah-Perguruan Tinggi untuk Turunkan Angka Kemiskinan di Aceh |
![]() |
---|
Rektor UUI Ajak Mantan Menteri Malaysia Rancang Program Penurunan Angka Kemiskinan di Aceh |
![]() |
---|
Pijay Validasi dan Verifikasi Jumlah Keluarga Miskin Ekstrem |
![]() |
---|
15 Persen Bantuan BMA Intervensi Kemiskinan Ekstrem di Aceh |
![]() |
---|
Aceh Catat Angka Kemiskinan 2022 Terendah Sejak 1998 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.