Berita Banda Aceh

Penduduk Miskin di Aceh Bertambah, Hingga September 2022 Mencapai 818.470 Orang

Jumlah penduduk miskin di Tanah Rencong pada bulan tersebut bertambah sebanyak 11.700 orang, menjadi 14,75 persen dibandingkan pada Maret 2022

Editor: bakri
SERAMBINEWS/HERIANTO
Koordinator Fungsi Statistik Sosial BPS Aceh, Dadan Supriadi SST MSi sedang memberikan penjelasan terkait bertambahnya jumlah penduduk miskin di Aceh September 2022, di Kantor BPS Aceh, Senin (16/1/2023). 

BANDA ACEH - Hasil sensus yang dilakukan BPS Aceh, pada September 2022 lalu, menunjukkan jumlah penduduk miskin di Tanah Rencong pada bulan tersebut bertambah sebanyak 11.700 orang, menjadi 14,75 persen dibandingkan pada Maret 2022 hanya sebesar 14,64 persen.

Atas pertambahan tersebut, jumlah penduduk miskin di Aceh pada September 2022 menjadi 818.470 orang.

Sedangkan pada bulan Maret jumlahnya 806.820 orang.

Demikian Berita Resmi Statistik yang disampaikan Koordinator Fungsi Statistik Sosial BPS Aceh, Dadan Supriadi SST MSi, pada acara Loka Karya Rilis Resmi Statistik, di Kantor BPS Aceh, Senin (16/1/2023).

Dikatakan, naiknya jumlah penduduk miskin di Aceh karena terjadinya pertambahan jumlah penduduk miskin di pedesaan dan perkotaan.

Di pedesaan jumlah penduduk miskin naik sebesar 0,19 poin dari 16,78 persen menjadi 17,06 persen dan perkotaan naik sebesar 0,04 poin dari 10,31 persen menjadi 10,35 persen.

Hal itu mengambarkan, penambahan jumlah penduduk miskin di pedesaan lebih banyak mencapai sekitar 8.000 orang, dibandingkan perkotaan hanya 3.630 orang.

Kenaikan jumlah penduduk miskin pedesaan dan perkotaan, dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditi pangan dan non pangan.

Komoditi pangan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan dan pedesaan, diantaranya beras, rokok kretek filter, ikan tongkol, tuna, cakalang dan lainnya.

Sedangkan untuk komoditi non pangan yang berpengaruh terhadap nilai garis kemiskinan/biaya pengeluran adalah biaya perumahan, BBM, listrik dan lainnya.

Dadan mengatakan, ada beberapa fenomena yang terkait dengan tingkat kemiskinan di Aceh pada periode Maret dan September 2022 lalu.

Angka kemiskinan bulan September tinggi dan naik menjadi sebesar 14,75 persen, dipengaruhi angka inflasi September 2021-September 2022 cukup tinggi mencapai sebesar 7,38 persen, sementara jumlah penduduk miskin bulan Maret 2022 lalu rendah hanya sebesar 14,64 persen, karena angka inflasi Maret 2021-Maret 2022, hanya sebesar 3,62 persen.

Baca juga: Waduh, Jumlah Penduduk Miskin Makin Banyak Akibat Kenaikan Harga BBM dan Banyaknya PHK

Baca juga: Warga Miskin di Aceh Singkil Terima Hasil Usaha Program Gampong Zakat Produktif BMA

Fenomena lain yang mempengaruhi angka kemiskinan September 2022 naik, karena garis kemiskinan/pengeluaran masyarakat di Aceh bulan September naik sebesar 6,57 persen dibandingkan Maret 2022 lalu.

Pada bulan Maret pengeluaran masyarakat sekitar Rp 579.227, bulan September naik menjadi Rp 617.293.

Kemudian laju pertumbuhan ekonomi Aceh tahun 2022 lalu triwulan ketiga cukup rendah hanya 2,13 persen, lebih rendah dibandingkan laju pertumbuhan ekonomi triwulan I sebesar 3,24 persen.

Rendahnya laju pertumbuhan ekonomi pada triwulan III tahun 2022 lalu, salah satunya dipengaruhi oleh penurunan hasil panen padi.

Pada Maret 2022 lalu produksi panen padi 207.610 ton, September turun menjadi 150.230 ton.

Selanjutnya, perubahan dan meningkatnya harga kelompok makanan pada bulan September 2022 lalu, memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap kenaikan jumlah penduduk miskin pada bulan tersebut.

Sumbangan Garis Kemiskinan makanan terhadap angka penduduk miskin bulan September 2022 mencapai sebesar 75,86 persen.

Adapun komoditi yang memberikan sumbangan terhadap angka kemiskinan bulan September 2022 lalu, adalah komoditi beras untuk perkotaan sebesar 17,38 persen dan pedesaan sebesar 22,13 persen.

Untuk mengurangi jumlah penduduk miskin, kata Dadan Suprianto, diperlukan pengambilan kebijakan yang tepat sasaran.

Antara lain memberikan penyaluran bantuan sosial, seperti PKH, biaya kesehatan gratis, pendidikan gratis dan lainnya.

“Yang sifatnya memotivasi masyarakat untuk bisa meningkatkan penghasilan dan menekan pengeluaran, diperlukan stabilisasi harga kebutuhan pangan agar angka inflasi daerah tidak melonjak tinggi,” tandasnya.(her)

Baca juga: Empat Pilar Mewujudkan Kejayaan Aceh dari Ulama hingga Doa Fakir Miskin

Baca juga: Hentikan Orang Mampu Rebut Hak Kaum Miskin

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved