Ekspor Kopi

Tahun 2022, Nilai Ekspor Kopi Aceh Capai  Rp 1,3 Triliun

Haniah menjelaskan, volume ekspor kopi Aceh tahun 2022 lalu 14.869 ton, turun sebesar 13,97 persen dibandingkan volume ekspor tahun 2021 mencapai 16.9

Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBI/BUDI FATRIA
Seorang penampung dan pengekspor kopi arabika Gayo di Bener Meriahmemperlihatkan tumpukan kopi yang menumpuk akibat belum dibeli oleh buyer, yang disimpan pada gudang di Pante Raya, Kecamatan Wih Pesam, Bener Meriah, Rabu (26/8/2020). 

Selanjutnya komoditi asam resin. Volumenya 11.299 ton, dengan nilai 18,7 juta dollar AS atau setara dengan Rp 283,9 miliar.

Volume dan nilai ekspor non migas Aceh terbanyak pada tahun lalu, sebut Tasdik, ada pada komoditi batu bara. Volumenya mencapai 8.691 juta ton dengan nilai 478 juta dollar AS atau setara dengan Rp 7,244 triliun.

Volume ekspor batubara tahun 2022 lalu, menurun dibandingkan volume ekspor tahun 2021 lalu mencapai 9.151 juta ton. Tapi nilainya meningkat karena harga pasaran batu bara dunia tahun 2022 lalu meningkat.

Total volume ekspor non migas Aceh tahun 2022 lalu sebanyak 8.899 juta ton, dengan nilai 738 juta dollar AS atau setara dengan Rp 11,1 triliun. Volume ekspor non migas kita tahun 2022 lalu, menurun, jika dibandingkan tahun 2021. Tapi dari segi nilainya, meningkat sebesar 37,03 persen. Nilai ekspor tahun 2021 hanya 536,9 juta dollar AS, atau senilai Rp 8,1 triliun.

“Pada tahun 2022 lalu, dari Aceh tidak ada ekspor migas,” pungkas Haniah.

Ada enam negara yang menjadi tujuan ekspor komoditi non migas dari Aceh, yaitu India, didominasi oleh komoditi batu bara, kopi, pinang dan lainnya. Nilai ekspor Aceh ke India tumbuh sebesar 56,84 persen.

Kemudian Amerika Serikat tumbuh sebesar 55,02 persen,  Iran tumbuh 35,55 persen. Selanjutnya ke negara  Thailand, Tiongkok dan Belgium dan lain-lain, nilai ekspornya turun, pada tahun lalu.

Komoditi ekspor non migas Aceh, tidak semuanya diekspor melalui Pelabuhan di Aceh, tapi ada juga melalui pelabuhan dari luar Aceh. Secara keseluruhan, lebih banyak diekspor dari Aceh. Volume ekspor non migas Aceh tahun lalu sebanyak 8.899 juta ton, yang diekspor melalui pelabuhan lokal sekitar 70 persen, seperti batu bara, pupuk, CPO sebagian dan lainnya.

Sisanya senilai  sekitar 30 persen lagi dari pelabuhan luar Aceh. Di antaranya dari Pelabuhan di Sumut,  DKI Jakarta, Riau, Bali, Sulawesi dan lainnya.

Pada tahun 2022 lalu, dari Aceh ada juga impor. Komoditi yang diimpor ke Provinsi Aceh, antara lain gypsum untuk bahan baku semen, aspal, phenol, stem turbin, generator, nilai impor sekitar 113,7 juta dolar AS, dibandingkan nilai impor tahun 2021 lalu mencapai 119 juta dollar AS atau setara Rp 177, 9 miliar, sedikit mengalami menurun.

Perdagangan luar negeri Aceh, tahun 2022 lalu mengalami surplus yang cukup besar. Nilai impornya relatif rendah hanya Rp 177,9 miliar, sementara nilai ekspor mencapai Rp 11,1 triliun.

Ada empat negara importir, yang memasukkan barang mesin/pesawat mekanik, peralatan listrik dan bahan baku pupuk serta lainnya ke Aceh. Yaitu Tiongkok, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat dan Rusia. Paling besar nilai impornya dari Tiongkok berupa peralatan mesin listrik senilai 56 juta dollar AS, kemudian Rusia berupa bahan baku pupuk senilai 22,4 juta dollar AS, Uni Emirat Arab bahan baku pupuk senilai 10,6 juta dollar dan Amerika Serikat peralatan dan mesin senilai 9,6 juta dollar AS.(*)

Amerika Serikat Tegaskan, Sudah Waktunya Bagi Finlandia dan Swedia Bergabung Dengan NATO

Akhirnya, Teddy Pardiyana Divonis 15 Bulan Penjara Atas Kasus Penggelapan Aset Lina Jubaedah

VIDEO Nenek Live Tiktok Raup 9 Juta dari Mandi Lumpur

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved