Salam
Banjir Lagi, Tapi Jangan Panik Lagi
BPBA siang kemarin menyebutkan, banjir melanda Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Tamiang, dan Aceh Timur
Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sepanjang tahun 2021, terjadi lebih 3.000 bencana banjir di berbagai daerah tanah air.
Dari jumlah tersebut, 89 persen disebabkan fluktuasi hujan, baik berupa banjir, cuaca ekstrem, tanah longsor, dan kekeringan.
“Banjir masih mendominasi jumlah kejadian bencana di Indonesia, sebanyak 42 persen dari keseluruhan bencana yang tercatat BNPB.
” Dengan demikian, Aceh sudah harus sangat serius memikirkan hal ini, terutama langkah-langkah mitigasi bencana tersebut.
Dari banyak sumber mengatakan, setidaknya ada beberapa langkah yang dapat dilakukan pemerintah di satu daerah untuk memitigasi bencana banjir.
Baca juga: Kapolres Bireuen Pastikan Pelayanan di Polsek Terdampak Banjir Berjalan Normal
Antara lain, pembangunan waduk atau bendungan, pembangunan tanggul, pembangunan kanal, pembangunan interkoneksi antarsungai, pembangunan polder, pelurusan sungai, konservasi tanah dan air di hulu sungai, serta pengelolaan dataran banjir.
Dalam konteks peresapan, tentu diperlukan upaya konservasi kawasan hulu untuk menjaga fungsi lingkungannya sebagai kawasan peresapan.
Perlindungan kawasan resapan ini merupakan solusi jangka panjang dibanding dengan solusi di bidang infrastruktur karena memiliki dampak langsung pada iklim dan siklus hidrologi di sebuah kawasan.
Di samping itu, menghadapi meningkatnya intensitas bencana banjir, pakar hidrologi dan sumber daya air dari Universitas Jenderal Soedirman, Yanto PhD, beberapa waktu lalu mengingatkan pemerintah daerah agar memperkuat upaya mitigasi bencana banjir, dengan meningkatkan kapasitas masyarakat yang ada di wilayah setempat.
Penguatan upaya mitigasi bencana banjir perlu menjadi perhatian sejak sekarang hingga seterusnya.
"Masyarakat perlu diberikan pelatihan mengenai manajemen kebencanaan, mulai dari pencegahan, tanggap darurat hingga penanggulangan bencana, simulasi bencana, pemahaman mengenai jalur evakuasi jika terjadinya bencana dan lain sebagainya," katanya.
Agar mitigasi berjalan baik diperlukan sosialisasi program-program penanganan banjir secara luas dan juga sinergitas antara pemerintah dan masyarakat dalam komitmen pengurangan risiko banjir.
Toh, penanganan bencana banjir merupakan tugas bersama!
Nah?!
Baca juga: 10 Desa di Tiga Kecamatan di Abdya Tergenang Banjir
Baca juga: 20 Madrasah di Pidie Terdampak Banjir, Kankemenag Salurkan Bantuan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.