Salam

Banjir Lagi, Tapi Jangan Panik Lagi

BPBA siang kemarin menyebutkan, banjir melanda Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Tamiang, dan Aceh Timur

Editor: bakri
FOR SERAMBINEWS.COM      
Kondisi banjir terjadi di Pidie 

SEBAGIAN pemukiman penduduk sejumlah kabupaten dalam wilayah Provinsi Aceh dilanda banjir parah hingga memaksa puluhan ribu warga mengungsi ke tempat-tempat yang lebih aman.

Bersamaan dengan itu aparatur pemerintah selain sibuk mengevakuasi warga di lokasi-lokasi banjir parah, juga menyalurkan bantuan masa panik kepada korban bencana alam itu.

Banjir juga mengganggu lalu-lintas jalan raya Aceh-Sumut serta antar kabupaten.

Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) siang kemarin menyebutkan, banjir melanda Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Tamiang, dan Aceh Timur.

Ketinggian banjir bervariasi antara 10 sentimeter hingga tiga meter.

Pengungsi terbanyak akibat banjir yaitu di Bireuen sebanyak 7.106 orang, Aceh Utara 5.415 orang dan Pidie 3.696 jiwa.

Warga rata-rata mengungsi ke meunasah, rumah kerabat atau tempat lebih tinggi lainnya.

"Di Aceh Utara dan Aceh Tamiang itu ketinggian air mencapai 3-3,5 meter," kata BPBA.

Selain merendam rumah warga, banjir juga merendam sejumlah fasilitas umum, sawah dan perkebunuhan.

Beribu-ribu hektar lahan pertanian masyarakat luluh lantak disapu banjir akibat luapan sejumlah sungai menyusul hujan lebat yang mengguyur Aceh dalam beberapa hari terakhir.

Hingga petang kemarin, awan hitam masih menyelimuti sebagain besar wilayah.

Baca juga: 2.165 Korban Banjir Pidie Masih Bertahan di Pengungsian, Sebagian Ruas Jalan Tergenang

Baca juga: Hujan Deras Guyur Aceh Selatan, Dua Kecamatan Terendam Banjir

Artinya, potensi hujan lebat masih akan terus berpeluang mengguyur Aceh.

Banjir kali ini lebih meluas dibanding bencana-bencana serupa sebelumnya.

Warga Kota Sigli, Pidie, yang tergolong jarang dilanda banjir besar, kali ini sebagian mereka terpaksa mengungsi.

Singkat kata, kita ingin katakan bahwa ancaman bencana hidrologis makin lama semakin parah dengan intensitas yang meningkat pula.

Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sepanjang tahun 2021, terjadi lebih 3.000 bencana banjir di berbagai daerah tanah air.

Dari jumlah tersebut, 89 persen disebabkan fluktuasi hujan, baik berupa banjir, cuaca ekstrem, tanah longsor, dan kekeringan.

“Banjir masih mendominasi jumlah kejadian bencana di Indonesia, sebanyak 42 persen dari keseluruhan bencana yang tercatat BNPB.

” Dengan demikian, Aceh sudah harus sangat serius memikirkan hal ini, terutama langkah-langkah mitigasi bencana tersebut.

Dari banyak sumber mengatakan, setidaknya ada beberapa langkah yang dapat dilakukan pemerintah di satu daerah untuk memitigasi bencana banjir.

Baca juga: Kapolres Bireuen Pastikan Pelayanan di Polsek Terdampak Banjir Berjalan Normal

Antara lain, pembangunan waduk atau bendungan, pembangunan tanggul, pembangunan kanal, pembangunan interkoneksi antarsungai, pembangunan polder, pelurusan sungai, konservasi tanah dan air di hulu sungai, serta pengelolaan dataran banjir.

Dalam konteks peresapan, tentu diperlukan upaya konservasi kawasan hulu untuk menjaga fungsi lingkungannya sebagai kawasan peresapan.

Perlindungan kawasan resapan ini merupakan solusi jangka panjang dibanding dengan solusi di bidang infrastruktur karena memiliki dampak langsung pada iklim dan siklus hidrologi di sebuah kawasan.

Di samping itu, menghadapi meningkatnya intensitas bencana banjir, pakar hidrologi dan sumber daya air dari Universitas Jenderal Soedirman, Yanto PhD, beberapa waktu lalu mengingatkan pemerintah daerah agar memperkuat upaya mitigasi bencana banjir, dengan meningkatkan kapasitas masyarakat yang ada di wilayah setempat.

Penguatan upaya mitigasi bencana banjir perlu menjadi perhatian sejak sekarang hingga seterusnya.

"Masyarakat perlu diberikan pelatihan mengenai manajemen kebencanaan, mulai dari pencegahan, tanggap darurat hingga penanggulangan bencana, simulasi bencana, pemahaman mengenai jalur evakuasi jika terjadinya bencana dan lain sebagainya," katanya.

Agar mitigasi berjalan baik diperlukan sosialisasi program-program penanganan banjir secara luas dan juga sinergitas antara pemerintah dan masyarakat dalam komitmen pengurangan risiko banjir.

Toh, penanganan bencana banjir merupakan tugas bersama!

Nah?!

Baca juga: 10 Desa di Tiga Kecamatan di Abdya Tergenang Banjir

Baca juga: 20 Madrasah di Pidie Terdampak Banjir, Kankemenag Salurkan Bantuan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Geng dan Gagalnya Pembinaan Sosial

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved