Luar Negeri

Balon Mata-mata China Terlihat di Langit Amerika Serikat, Tiongkok Mengakui: Itu Force Majeure

Pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri China itu menjadi pengakuan pertama bahwa benda tersebut berasal dari China.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Yeni Hardika
CHASE DOAK / AFP
Sebuah balom udara mata-mata yang diyakini milik China terlihat melintas di langit Amerika Serikat selama beberapa hari. 

Balon Mata-mata China Terlihat di Langit Amerika Serikat, Tiongkok Mengakui: Itu Force Majeure

SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON DC – Sebuah balon udara mata-mata yang diyakini milik China terlihat melintas di langit Amerika Serikat (AS) selama beberapa hari.

Pentagon pada Kamis (2/2/2023) mengatakan bahwa pihaknya sedang melacak balon mata-mata China yang terbang melintasi AS.

Para pejabat AS mengungkapkan bahwa balon mata-mata yang diyaini milik China itu mucul jelang perjalanan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken ke Beijing pada Jumat (3/2/2023) malam waktu setempat.

Jet tempur disiapkan, tetapi para pemimpin militer AS menasihati Presiden Joe Biden agar tidak menembak balon tersebut dari langit.

Hal itu dikhawatirkan akan membuat puing-puing balon tersebut dapat menimbulkan ancaman keselamatan negara.

"Balon saat ini terbang di ketinggian jauh di ruang udara penerbangan sipil dan tidak menimbulkan ancaman militer atau fisik bagi orang-orang di darat," pernyataan Pentagon, dikutip dari The Guardians.

Baca juga: Pentagon Lacak Balon Mata-Mata China di Atas Situs Nuklir Montana, Tidak Berani Diledakkan

Pertahanan Nasional Kanada pada Kamis juga mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka sedang memantau potensi insiden kedua dari balon tersebut.

Blinken menunda perjalanannya ke Beijing sebagai tanggapan atas terbangnya balon mata-mata China yang dicurigai.

Kemunculan balon mata-mata dan tertundanya perjalanan Blinken, telah menandai fase baru dalam ketegangan antara Washington dan Beijing.

Blinken, yang akan berangkat Jumat malam ke Beijing, mengatakan bahwa keberadaan balon mata-mata itu telah menciptakan ketegangan diantara kedua negara.

Dia langsung memberi tahu diplomat top China, Wang Yi, melalui telepon pada Jumat pagi bahwa dia menunda perjalananya ke Beijing.

“Dalam telepon saya hari ini dengan Wang Yi, saya menjelaskan bahwa kehadiran balon pengintai ini di wilayah udara AS jelas merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan AS dan hukum internasional,” kata Blinken, dikutip dari CNN.

“Bahwa itu adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab, dan bahwa keputusan (Republik Rakyat Tiongkok) mengambil tindakan ini pada malam kunjungan saya yang direncanakan merugikan diskusi substantif yang kami siapkan,” tambahnya.

Baca juga: Teka-Teki Amerika Serikat Dalam Hubungannya dengan China, Banyak Sekutu AS Membangkang

Blinken mengatakan bahwa, AS yakin balon mata-mata itu adalah balon pengintai milik China.

Sementara itu, Pentagon mengatakan, ada balon mata-mata China lainnya yang saat ini sedang melintas di langit Amerika Latin.

“Kami menemukan ada laporan tentang balon yang transit di Amerika Latin. Kami sekarang menilai itu adalah balon pengintai China lainnya,” kata juru bicara Pentagon, Jenderal Patrick Ryder pada Jumat pagi.

Tidak jelas di mana tepatnya di Amerika Latin balon itu berada, tetapi seorang pejabat AS mengatakan kepada CNN bahwa hingga Jumat malam, tampaknya balon itu tidak sedang menuju ke Amerika Serikat.

Kementerian luar negeri China mengklaim pada hari Jumat bahwa balon yang terlihat di atas AS adalah ‘pesawat sipil’ yang digunakan pihaknya.

Pesawat itu utamanya untuk penelitian cuaca yang keluar dari jalur yang telah ditetapkan. 

Pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri China itu menjadi pengakuan pertama bahwa pesawat tersebut berasal dari China.

Baca juga: Amerika Serikat Tolak Memberikan Tank Canggih ke Ukraina, Jerman Jadi Ragu-Ragu Kirim Tank Leopard 2

“Ini adalah pesawar sipil yang digunakan untuk tujuan penelitian, terutama meteorologi. Dipengaruhi oleh Westerlies dan dengan kemampuan self-steering yang terbatas,” kata Kemlu China.

“Pesawat keluar jauh dari jalur yang direncanakan. Pihak China menyesalkan masuknya pesawat yang tidak disengaja ke wilayah udara AS karena force majeure,” katanya lagi.

“Pihak China akan terus berkomunikasi dengan pihak AS dan menangani dengan baik situasi tak terduga yang disebabkan oleh force majeure ini,” tambah pernyataan itu, menggunakan istilah legalistik yang berarti keadaan di luar kendali China.

Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri mengatakan bahwa AS telah mengakui pernyataan penyesalan China.

Kendati demikian, kehadiran balon di wilayah udara AS adalah pelanggaran yang jelas terhadap kedaulatan negara dan hukum internasional, dan hal tersebut tidak dapat diterima.

“Dalam lingkungan saat ini, saya pikir itu akan secara signifikan mempersempit agenda yang dapat kami tangani,” tambah pejabat itu. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

 

BACA BERITA SERAMBINEWS DI GOOGLE NEWS 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved