Jurnalisme Warga

Meriahnya Perayaan Tahun Baru di Chengdu, Tiongkok

Setiap tahunnya kalender lunar ini diwakili oleh satu dari 12 hewan, yaitu tikus, sapi, harimau, kelinci, naga, ular, kuda, domba, monyet, ayam jantan

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/FOR SERAMBINEWS.COM
PUTRI KEUMALA RIZKI RANI, mahasiswi Sichuan University asal Aceh 

Banyak tradisi dan makanan khas yang disajikan ada pada perayaan ini. Malam Imlek juga diperingati dengan meriah, misalnya dengan menyalakan petasan (mercon) dan kembang api, serta menempelkan stiker-stiker pada kaca, pintu, atau dinding rumah.

Semua ini merupakan bagian dari mitologi Tiongkok kuno yang konon di zaman kuno ada monster bernama "年” (Nián, yang dalam bahasa Indonesia berarti tahun), yang memiliki tanduk tajam di kepalanya dan sangat ganas.

Nián hidup di dasar laut, naik ke darat

setiap malam tahun baru, memakan ternak, dan membahayakan nyawa manusia. Dikatakan bahwa Nián paling takut pada warna merah, cahaya, dan ledakan.

Karena itulah, pada setiap malam Tahun Baru Imlek, setiap keluarga menempelkan stiker merah dan menyalakan petasan dan kembang api untuk mengusirnya.

Bagi anggota keluarga yang sudah berkumpul pada malam ini, masyarakat Tiongkok mempunyai tradisi makan pangsit bersama anggota keluarga sambil berbincang hangat.

Di pagi harinya, penting untuk mengunjungi kerabat dan teman untuk saling menyapa dan memberi ucapan selamat karena melewati ancaman Nián dengan selamat.

Bagi anak-anak, hal yang paling membahagiakan selama Tahun Baru Imlek selain menyalakan kembang api dan petasan, adalah tradisi uang keberuntungan(压岁钱).

Yaitu, uang yang diberikan kepada anak-anak sebagai hadiah Tahun Baru Imlek dari para orang tua.Tradisi ini muncul pada masa Dinasti Han.

Filosofinya adalah untuk menghindari roh jahat, memberikan ucapan selamat telah melewati tahun kemarin, serta berharap kesehatan, keberuntungan, dan kedamaian menyertai anak-anak di tahun baru.

Selain menghabiskan waktu Imlek bersama keluarga di rumah, masyarakat Tiongkok pun banyak yang memilih berwisata ke luar kota.

Selain untuk melihat suasana Imlek di berbagai kota, hal itu juga sebagai ajang berlibur bersama orang tua, anak, menantu, dan cucu yang jarang bertemu selain pada Tahun Baru Imlek.

Menurut perhitungan Pusat Data Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Tiongkok, liburan Imlek tahun ini mencapai 308 juta perjalanan domestik.

Artinya, meningkat 23,1 persen dari tahun ke tahun, yang menandakan bahwa begitu banyak masyarakat yang sangat antusias mengikuti dan melihat perayaan Imlek di luar kota mereka sendiri.

Ini juga dikarenakan pada dua tahun sebelumnya Imlek di Tiongkok tak bisa dirayakan sebagaimana mestinya mengingat masih adanya Covid-19 yang melanda Tiongkok.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved