Jurnalisme Warga

KDMP Gerakkan Ekonomi Desa di Aceh Barat

Program Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) kini menjadi topik yang ramai diperbincangkan di berbagai pelosok Aceh, tak terkecuali di Aceh Barat

Editor: mufti
IST
RINA YULISTIA, S.E., M.M.,  Bisnis Asisten Kementerian Koperasi, saat ini bertugas mendampingi  KDMP di wilayah Kecamatan Kaway XVI, Aceh Barat, melaporkan dari Meulaboh 

RINA YULISTIA, S.E., M.M.,  Bisnis Asisten Kementerian Koperasi, saat ini bertugas mendampingi  KDMP di wilayah Kecamatan Kaway XVI, Aceh Barat, melaporkan dari Meulaboh

Program Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) kini menjadi topik yang ramai diperbincangkan di berbagai pelosok Aceh, tak terkecuali di Aceh Barat, tempat saya berdomisili.

Sejak digulirkan awal tahun 2025, program ini hadir sebagai wujud nyata komitmen pemerintah dalam membangun ekonomi masyarakat dari akar rumput, dengan mengedepankan semangat gotong royong, kemandirian, dan pemberdayaan ekonomi desa.

Hingga Oktober 2025, tercatat 332 desa di Kabupaten Aceh Barat sudah memiliki Koperasi Merah Putih (KPM) yang berbadan hukum dan 22 di antaranya aktif menajalankan usaha di lapangan.

Angka ini menunjukkan kemajuan signifikan dalam waktu singkat, sekaligus bukti bahwa antusiasme masyarakat desa terhadap koperasi kembali tumbuh.

Gerakan ekonomi desa

KDMP merupakan inisiatif pemerintah pusat melalui Kementerian Koperasi dan UKM, yang bertujuan memperkuat fondasi ekonomi masyarakat desa.

Program ini menekankan bahwa kesejahteraan tidak hanya bisa dicapai melalui bantuan pemerintah, tetapi juga melalui partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan ekonomi bersama.

Melalui wadah koperasi, warga didorong untuk membangun usaha produktif berbasis potensi lokal. Mulai dari pengelolaan hasil pertanian, perikanan, peternakan, hingga layanan kebutuhan pokok dan digitalisasi ekonomi desa.

Di Aceh Barat, sejumlah koperasi telah menunjukkan langkah konkret. Salah satunya KDMP Gampong Beureugang, Kecamatan Kaway XVI, yang menjadi pionir dengan menyediakan sembako murah bagi masyarakat serta layanan pemesanan digital berbasis gampong.

Model ini terbukti membantu menekan biaya kebutuhan pokok dan mempermudah akses belanja warga di pelosok dengan cara cepat dan hemat.

Kepala Desa Beureugang menyebutkan, keberadaan koperasi ini sangat membantu masyarakat.

“Dulu warga sering kesulitan mendapatkan sembako murah, apalagi di musim hujan. Sekarang, lewat KDMP, harga bisa dikontrol dan pelayanan lebih cepat,” ujarnya.

Tahapan pembentukan

Pembentukan koperasi ini dilakukan melalui musyawarah desa khusus (Musdesus) yang dihadiri oleh perangkat desa, tokoh masyarakat, dan perwakilan warga. Dalam forum ini, dibahas struktur kepengurusan, jenis usaha yang akan dijalankan, serta ketentuan keanggotaan.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved