Internasional
Mantan Pilot Angkatan Laut AS Akui Sulit Menembak Jatuh Balon Mata-Mata China, Ini Alasannya
Menembak jatuh balon mata-mata China yang dicurigai bisa jauh lebih sulit daripada kedengarannya.
SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Menembak jatuh balon mata-mata China yang dicurigai bisa jauh lebih sulit daripada kedengarannya.
Seorang mantan pilot Angkatan Laut AS menyampaikan hal itu terkait banyaknya seruan agar ditembak jatuh.
Mengapa AS tidak menembak jatuh balon mata-mata China yang dicurigai sudah seperti paduan suara yang semakin meningkat.
Mulai dari anggota parlemen, bahkan mantan Presiden AS Donald Trump menuntut dihancurkan.
"Karena tidak sesederhana itu," kata mantan pilot Angkatan Laut kepada Insider, Sabtu (4/2/2023).
Apalagi, mencoba mengeluarkan balon dari ketinggian tinggi dengan sistem pertahanan udara yang dimiliki AS pasti sangat sulit,.
"Sulit untuk melibatkannya dengan pesawat tempur, dan menembak jatuh, karena berisiko cedera dan kematian di darat," jelas Brynn Tannehill, seorang mantan piot Angkatan Laut AS.
Dia juga bekerja sebagai analis teknis senior di think tank RAND Corporation.
Baca juga: Pentagon Lacak Balon Mata-Mata China di Atas Situs Nuklir Montana, Tidak Berani Diledakkan
Balon seperti yang terlihat minggu ini di atas benua AS dapat beroperasi di lebih dari 100.000 kaki.
Menurut Tannehill, sebagian besar sistem senjata anti udara AS tidak dirancang untuk melenyapkan target setinggi itu.
"Sebagian besar sistem tidak dirancang untuk menembak jatuh hal-hal yang beroperasi pada balon di ketinggian tinggi," kata Tannehill.
Dia menjelaskan sebuah pesawat kemungkinan akan berjuang untuk berada cukup dekat dengannya untuk berada dalam jangkauan senjata.
Juru bicara Pentagon Brigjen. Jenderal Patrick Ryder pada Jumat (3/2/2023) mengatakan balon China diperkirakan beroperasi pada ketinggian sekitar 60.000 kaki atau 1.828,8 meter.
"Masih jauh di atas jangkauan lalu lintas udara sipil atau di mana lalu lintas udara sipil biasanya terbang," katanya.
Baca juga: Balon Mata-mata China Terlihat di Langit Amerika Serikat, Tiongkok Mengakui: Itu Force Majeure
Dia menjelaskan dengan ketinggian seperti, maka masih menjadi hambatan potensial bagi banyak pesawat tempur.
Pesawat tempur superioritas udara Angkatan Udara AS, F-22 Raptor generasi kelima, yang diterbangkan oleh militer AS sebagai tanggapan atas balon China, memiliki ketinggian terbang lebih dari 50.000 kaki.
"F-22 seperti Lamborghini," kata Tannehill.
"Tapi Anda tidak membawa Lamborghini Anda off-road karena itu tidak dimaksudkan untuk melakukan itu," jelasnya.
Masalahnya, kata mantan penerbang angkatan laut itu, sistem rudal, baik rudal dara ke udara maupun rudal udar ke udara, tidak dirancang untuk menyerang balon.
Dia beralasan balon tidak terlihat seperti target yang valid, seperti pesawat musuh atau misil.
"Tidak bergerak seperti rudal jelajah," kata Tannehill tentang jenis balon ini.
"Lebih mirip awan atau sekam, dan rudal modern dirancang untuk mengabaikan sekam," ujarnya.
Baca juga: Teka-Teki Amerika Serikat Dalam Hubungannya dengan China, Banyak Sekutu AS Membangkang
"Sangat sulit dengan apa yang kami miliki, karena apa yang kami miliki tidak dimaksudkan untuk menembak jatuh balon," katanya.
Dengan asumsi pesawat tempur seperti F-22, dengan senjata atau rudal M61 Gatling, atau sistem rudal pertahanan udara dapat mengenai balon China untuk menjatuhkannya, walau tidak pasti.
Tetapi, ada risiko menyebabkan cedera atau kematian di darat.
Miles Yu, mantan penasihat kebijakan China untuk pemerintahan Trump, mengatakan kepada China melakukan pelanggaran terang-terangan terhadap ruang kedaulatan AS.
"Benda asing apapun yang memasuki ruang kedaulatan AS tanpa izin harus segera ditembak jatuh," kata Yu, seorang rekan senior dan direktur China Center di think tank Hudson Institute.
Yu mengatakan AS memiliki kemampuan untuk menembak jatuh balon, tetapi tidak memiliki keinginan.
Sedangkan Kementerian luar negeri China mengklaim balon itu pesawat sipil untuk penelitian cuaca dan terbang keluar jalur.
Pentagon, bagaimanapun, bersikeras itu adalah balon pengintai, tetapi tidak ada rencana segera untuk menembak jatuh.(*)
Amerika Serikat
China
mantan pilot
Angkatan Laut AS
balon mata-mata
senjata
rudal
Serambi Indonesia
Serambinews.com
Rusia Ancam Lenyapkan AS dengan Nuklir, Trump Kerahkan 2 Kapal Selam Siaga |
![]() |
---|
Adidas Bakal Naik Harga? Imbas Tarif AS Harga Produk di Amerika Naik Hingga Rp3,5 Triliun |
![]() |
---|
Trump Ngamuk! Gugat Wall Street Journal Rp160 Triliun Gara-Gara Nama Dicatut di Kasus Epstein |
![]() |
---|
Hakim AS Blokir Perintah Trump soal ICC, Sebut Langgar Kebebasan Berbicara |
![]() |
---|
Trump Frustasi dengan Putin, Jengkel karena Terus Membunuh di Ukraina, Pertimbangkan Lagi Sanksi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.