Mihrab

Tarhib dan Qadha Puasa Ramadhan

Hal tersebut bisa berupa mengqadha puasa Ramadhan, memperbanyak puasa sunnah dan bertaubat kepada Allah SWT serta menguatkan imun fisik.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Taufik Hidayat
FOR SERAMBINEWS.COM
pengurus Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh, Tgk Junaidi 

Tarhib Ramadhan dan Qadha Puasa Ramadhan

SERAMBINEWS.COM - Tarhib Ramadhan merupakan pembahasan tentang upaya bagaimana umat Islam bersiap menyambut bulan Ramadhan dengan penuh kesiapan, keluasan, dan penuh kelapangan jiwa dan raga.

Secara teknis, mempersiapkan diri sejatinya dimulai sejak di bulan Rajab.

Sebagaimana anjuran do’a yang diajarkan oleh Rasulullah SAW yang artinya ‘Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya'ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan’.

Oleh karena itu, pengurus Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh, Tgk Junaidi mengajak umat Islam untuk perkuat rohani dan jasmani dan memantapkan amalan.

Hal tersebut bisa berupa mengqadha puasa Ramadhan, memperbanyak puasa sunnah dan bertaubat kepada Allah SWT serta menguatkan imun fisik.

Amalan lain yang lebih penting dalam menyambut Ramadhan, kata Tgk Junaidi, hendaknya memperbanyak istighfar dan mengerjakan puasa sunnah di bulan Rajab.

“Lalu amalan pada bulan Sya’ban memperbanyak mengerjakan ibadah sunnah, sedekah dan bersilaturrahmi, lebih utama kepada kerabat dan sanak famili,” katanya.

Qadha puasa Ramadhan juga tidak boleh dianggap remeh.

Banyak dari sebagaian umat Muslim yang belum mengetahui hukumnya.

Ada beberapa golongan yang diberi keringanan atau diharuskan untuk tidak berpuasa di bulan Ramadhan dan wajib mengqadha puasanya setelah uzurnya.

“Mereka itu orang yang sakitnya memberatkan untuk puasa dan orang hamil serta menyusui.

Kemudian orang musafir dan ketika bersafar sulit untuk berpuasa atau sulit melakukan amalan kebajikan. Dan wanita yang sedang haidh dan nifas,” ujar alumni Dayah Nurul Bayan Tungkop.

Tgk Junaidi mengatakan, menunda qadha puasa Ramadhan dibolehkan selama orang tersebut tidak bertemu dengan Ramadhan di tahun berikutnya.

Hal itu sebagaimana hadis dari Abu Salamah, “Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan, “Aku masih memiliki utang puasa Ramadhan. Aku tidaklah mampu mengqadha’nya kecuali di bulan Sya’ban.”

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved