Gempa Turkiye dan Suriah

Kisah Keajaiban Ibu dan Bayi Usia 10 Hari yang Terkubur Gempa Turki, Selamat Usai Terjebak 90 Jam

Ibu bernama Necla Yamuz tengah menyusui putra keduanya yang bernama Nagiz, berusia 10 hari ketika gempa terjadi.

Editor: Faisal Zamzami
BBC
Necla Yamuz dan keluarganya. Necla Yamuz beserta bayinya yang baru berusia 10 hari selamat setelah terkubur di bawah reruntuhan karena gempa Turki selama 90 jam. 

Hal itu berbeda dengan yang terjadi di Suriah, salah satunya di Bsania, Provinsi Idlib, yang nyaris tak ada suara pengerjaan.

Rumah-rumah di area yang berbatasan di Turki ini sebetulnya banyak yang baru dibangun.

Namun karena gempa, banyak dari rumah-rumah itu yang hancur.

Lebih dari 100 rumah hilang, berubah menjadi reruntuhan dan debu putih seperti hantu yang berhembus melintasi tanah pertanian.

Salah satu yang menjadi korban selamat yang harus kehilangan rumahnya adalah Abu Ala.


 Selain rumah, ia juga harus kehilangan dua anaknya karena gempa dahsyat tersebut.

“Apa yang sekarang harus saya lakukan. Kami tak menerima tenda, tak ada bantuan, apa pun. Kami tak menerima apa pun kecuali ampunan Tuhan hingga sekarang,” katanya.

“Dan sekarang, saya di sini dibiarkan berkeliaran di jalanan,” ujarnya.

Di Suriah, yang bergerak dalam melakukan penyelamatan adalah Pasukan Pertahanan Sipil Suriah, yang dikenal sebagai Helm Putih.

Mereka bergerak di area yang diduduki oleh kelompok oposisi, dan melakukan segalanya dengan beliung dan linggis.

Para penyelamat yang menerima dana dari Pemerintah Inggris itu kekurangan perlatan penyelamat modern.

Anggota Helm Putih sendiri mengalami kelelahan, dan salah satu anggota, Ismail al-Abdullah menggambarkan apa yang disebutnya sebagai pengabaian dunia terhadap rakyat Suriah.

 
Ia mengatakan komunitas internasional berlumuran darah.

“Kami berhenti mencari penyintas setelah 120 jam telah lewat. Kami melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan warga kami, tetapi kami tak mampu. Taka da satu pun yang mendengarkan kami,” ujarnya.

“Sejak satu jam pertama kami menyerukan untuk adanya aksi, meminta pertolongan segera. Tak ada satu pun yang merespons. Mereka hanya mengatakan, ‘kami bersama kalian’, tak ada yang lain. Kami mengatakan kami butuh peralatan, tak ada yang merespons,” ujarnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved