Breaking News

Gempa Turkiye dan Suriah

Malek Ibrahim Pria Korban Gempa Suriah Kehilangan 30 Anggota Keluarganya, Baru Ketemu 10 Orang

Sejauh ini, ia berhasil mengevakuasi 10 jenazah dibantu oleh warga dan tim penyelamat di Besnaya

Editor: Faisal Zamzami
AFP/Rami al SAYED
Warga mengevakusi seorang gadis yang terluka dari bawah puing-puing bangunan yang runtuh di Kota Jindayris, Afrin, Aleppo, baratlaut Suriah pada 9 Februari 2023. 

SERAMBINEWS.COM, IDLIB - Malek Ibrahim berhasil keluar dari rumahnya setelah gempa bumi melanda Suriah dan berpikir dia bisa bernapas lega, tetapi 30 anggota keluarganya masih belum ditemukan di tempat lain.

Selama dua hari sejak gempa Turkiye-Suriah melanda pada Senin (6/2/2023), Ibrahim dengan gigih menggali puing-puing dengan tangannya untuk mencari anggota keluarga yang terkubur.

Sejauh ini, ia berhasil mengevakuasi 10 jenazah dibantu oleh warga dan tim penyelamat di Besnaya, desa barat laut perbatasan Turkiye yang parah diguncang gempa bumi.

 Paman, sepupu, dan keluarga mereka semua terjebak di bawah reruntuhan.

"Seluruh keluarga hilang. Ini benar-benar genosida," kata pria berusia 40 tahun itu, dikutip dari kantor berita AFP pada Rabu (8/2/2023).

Dia, istri dan anak-anaknya dapat keluar dari rumah mereka di Kota Idlib hidup-hidup.

Namun, Ibrahim hanya memiliki sedikit harapan bahwa salah satu anggota keluarga besarnya yang tertimpa bangunan roboh di Besnaya selamat.

"Setiap kali kami menemukan jasad, saya ingat saat-saat indah yang kami habiskan bersama," katanya sambil menangis dan mengangkat lebih banyak reruntuhan.

 

Tumpukan puing sekarang berserakan di wilayah yang dulu tenang dan indah berhias pohon zaitun.

"Kami biasa bersenang-senang dan bercanda, tapi tidak bisa lagi... saya tidak akan pernah melihat mereka lagi."

Hingga Selasa (14/2/2023), gempa ini menewaskan 35.331 orang yang 3.688 di antaranya di Suriah.

Ketika gempa bermagnitudo 7,8 melanda saat fajar pada 6 Februari 2023, Ibrahim, istri, dan delapan anaknya meninggalkan rumah mereka di Idlib yang dikuasai pemberontak.

Mereka dulu pindah ke sana dari selatan provinsi itu karena terdampak perang panjang di Suriah, yang menewaskan sekitar 500.000 orang dan membuat jutaan lainnya mengungsi sejak 2011.

Keluarga Ibrahim tinggal di jalan selama berjam-jam di tengah hujan lebat. Puluhan bangunan sudah rata dengan tanah di sekitarnya.

Begitu dia mendengar bahwa bangunan keluarganya di Besnaya ambruk, dia bergegas menuju lokasi itu yang berjaral 40 kilometer dari Kota Idlib.

Baca juga: Tak Peduli Nyawa Sendiri, Perawat Ini Memegang Erat Inkubator Bayi saat Terjadi Gempa di Turki

"Kami orang-orang yang sial"

 "Kami menggali tanpa tidur, berharap seseorang masih hidup," katanya, meskipun dalam hati ia tahu kemungkinannya kecil. "Ini perasaan yang tidak bisa saya gambarkan, sebuah tragedi," lanjutnya, "Kami orang-orang yang sial dalam segala hal."

Gempa Suriah meratakan seluruh blok bangunan di Besnaya.

Lusinan penduduk, prajurit, dan penyelamat berkumpul di atas reruntuhan, menggali puing-puing dan memanggil siapa pun di bawahnya dengan harapan seseorang akan merespons.

Mereka menangis terharu ketika menyelamatkan seseorang selamat, dan menghibur keluarga yang cemas menunggu kabar tentang kerabat yang terperangkap.

Sekitar 20 kilometer ke selatan, di desa Ramadiya, Ayman Diri menangis saat mencari saudara laki-laki dan delapan keponakannya di reruntuhan.

Setelah menggali selama berjam-jam, tim penyelamat mengeluarkan jasad keponakannya yang berusia 12 tahun.

Diri menolak menyerah dan berharap seseorang mungkin masih hidup, terutama setelah dia berhasil menyelamatkan orang lain yang terperangkap di bawah bangunan ambruk dengan bantuan penyelamat.

 "Yang bisa kami lakukan hanyalah berharap yang terbaik... meski kami bisa melihat keadaan bangunannya," katanya sambil menatap pecahan beton.

"Semoga Tuhan mengampuni saudaraku, baik dia hidup maupun mati."

Baca juga: Bantuan Mulai Mengalir ke Korban Gempa Suriah, Assad Buka Dua Titik Perbatasan ke Pemberontak

Bocah 6 Tahun dan Ibu Hamil Berhasil Diselamatkan Setelah 4 Hari Tertimbun Puing-puing Gempa Suriah-Turkiye

Bocah 6 tahun bernama Musa Hmeidi termasuk di antara beberapa orang yang berhasil diselamatkan setelah empat hari tertimbun puing-puing bangunan akibat gempa di Suriah.

Relawan di Kota Jindayris yang dikuasai pemberontak berhasil menarik Hmeidi dari bawah reruntuhan bangunan sebelum kemudian disambut sorakan gembira puluhan warga di sekitar tempat kejadian.

Sementara itu, Kantor berita Negara Suriah, SANA, melaporkan di Kota Jableh yang dikuasai pemerintah, tim darurat berhasil menarik tiga orang hidup-hidup dari bawah reruntuhan pada Jumat (10/2/2023).

Penemuan empat orang yang masih hidup itu menantang kemungkinan ketika para ahli mengatakan kebanyakan atau 90 persen korban hanya bisa bertahan selama tiga hari setelah bencana.

Wajah memar bocah itu ditutupi perban setelah petugas medis memberinya pertolongan pertama di lokasi.

Kota Jindayris sendiri termasuk salah satu kota yang rusak berat akibat gempa dahsyat pada Senin (6/2/2023).

"Musa diselamatkan dari bawah reruntuhan pada hari kelima setelah gempa," kata Abu Bakr Mohammed, salah satu relawan penyelamat yang mengeluarkan anak laki-laki itu, dikutip dari AFP.

Dia mendapati Musa menderita luka ringan, sementara saudaranya ditemukan meninggal dunia.

"Anggota keluarganya (lainnya) masih berada di bawah reruntuhan. Kami belum tahu apa-apa tentang mereka sampai sekarang," jelas Mohammed.

Tim penyelamat dan penduduk tengah berpacu dengan waktu untuk menemukan korban selamat dengan sedikit cara yang mereka miliki.

Beberapa dari mereka bahkan menggali dengan tangan kosong atau menggunakan peralatan rumah tangga untuk memindahkan bangunan yang runtuh.

Penyelamatan ajaib pernah juga terjadi di Kota Jandayris pada Selasa (7/2/2023).

Ketika itu, tim penyelamat menemukan bayi perempuan yang baru lahir hidup di bawah reruntuhan.

Tali pusarnya masih melekat pada ibunya yang telah meninggal dunia.

Ibu hamil berhasil selamat

Tak hanya terjadi di Suriah, penyelamatan ajaib pun terjadi di sisi Turkiye.

Misalnya pada Jumat, seorang wanita hamil berhasil diselamatkan setelah 115 jam berada di bawah puing-puing bangunan.

Perempuan bernama Zahide Kaya itu berhasil ditarik keluar dari reruntuhan hidup-hidup ketika tim penyelamat beroperasi di distrik Nurdagi, Provinsi Gaziantep, menurut kantor berita Turkiye, Anadolu.

 Putrinya yang berusia enam tahun bernama Kubra diselamatkan dari reruntuhan satu jam sebelumnya.

Sang ibu terluka dan dibawa ke rumah sakit, tetapi tidak ada kabar segera tentang anaknya yang belum lahir.

 

Baca juga: Fakta Sopir Fortuner Giorgio Ramadhan Rusak Brio, Jadi Tersangka hingga Diisukan Buronan Ukraina

Baca juga: Prakiraan Cuaca di Jakarta, Bandung dan Kota Besar Lainnya, Rabu 15 Februari 2023

Baca juga: VIDEO - Kutuk Pembakaran Al Quran, Aliansi Bireuen Bela Al Quran Gelar Aksi

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pria Korban Gempa Suriah Kehilangan 30 Anggota Keluarganya, Baru Ketemu 10"

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved