Berita Aceh Barat Daya

SDIT Muhammadiyah Manggeng Gelar Kegiatan Peduli

Sejak suaminya meninggal, Ima Sutina harus menghidupi tiga orang anaknya dengan keadaan yang sangat memprihatinkan.

Penulis: Taufik Zass | Editor: Taufik Hidayat
Dok Humas
Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Muhammadiyah Manggeng, Kabupaten Aceh Barat Daya, kembali melaksanakan kegiatan peduli yang menjadi kegiatan rutin sekolah tersebut setiap bulannya. Dalam kegiatan SDIT Peduli kali ini, murid kelas 2 mendapat giliran untuk mengunjungi rumah yatim yang berada di Desa Pante Raja, Kecamatan Manggeng, Kabupaten Aceh Barat Daya, Kamis (16/02/2023). 

Laporan Taufik Zass | Aceh Barat Daya

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Muhammadiyah Manggeng, Kabupaten Aceh Barat Daya, kembali melaksanakan kegiatan peduli yang menjadi kegiatan rutin sekolah tersebut setiap bulannya. Dalam kegiatan SDIT Peduli kali ini, murid kelas 2 mendapat giliran untuk mengunjungi rumah yatim yang berada di Desa Pante Raja, Kecamatan Manggeng, Kabupaten Aceh Barat Daya, Kamis (16/02/2023). 

Ima Sutina (30) merupakan janda 3 anak yang sudah ditinggal suaminya karena meninggal dunia 7 bulan lalu dikarenakan menderita sakit jantung. Ia tinggal bersama ibu dan abangnya. Ia menceritakan, suaminya meninggal dunia ketika anaknya yang bayi berumur 2 bulan, dimana anak- anaknya masih membutuhkan sosok seorang ayah. Saat itu ia merasa rapuh, karena ia harus menghidupi tiga orang anaknya dengan keadaan yang sangat memprihatinkan.

Tangis haru pun pecah dari para ustazah SDIT Muhammadiyah Manggeng mendengar cerita dari Ima Sutina. Tapi dengan semangat juangnya ia berusaha tegar demi anak anaknya. Ia juga menceritakan bahwa ia tidak bekerja dikarenakan anaknya yang masih bayi tidak bisa ditinggal, kalaupun tinggal bersama ibunya, ibunya sudah tidak kuat mengurus bayi lagi.

Ia mengaku, dulu ia hanya dapat bantuan BLT dari desa, dikarenakan Covid sudah tidak ada, BLT juga tidak ada lagi, sehingga dia tidak dapat bantuan apa apa lagi dari desa. Jajan anak- anaknya dan makan sehari- hari hanya dari bantuan orang orang yang menolongnya.

Rumah yang ditempatinya juga sangat tidak layak, dapurnya hanya beratapkan rumbia yang sudah hancur dan hanya ditutupin terpal plastik dan itupun sudah robek- robek. Ketika hujan dapurnya akan banjir. Jika dilihat sangatlah mengharukan dan tidak layak untuk ditempati. Tapi Ima Sutina bersama Ibu, anak, dan abangnya sangat bersyukur walaupun tinggal dengan kesederhanaan. 

Ima Sutina juga memberikan nasehat kepada murid - murid kelas 2. Ia kepada murid - murid ini harus bersyukur masih punya ayah, masih bisa diantar ayah, masih bisa lihat ayah. "Kalau anak ibu sudah tidak bisa sama sekali," ungkapnya dengan mata berkaca- kaca hingga membuat semua ustadzah yang ikut menangis tersedu- sedu. 

Ustadzah Endah Ahwina selaku Wali kelas 2 juga memberikan semangat kepada Ima Sutina. Menurutnya, Ima adalah seseorang yang dipilih Allah dengan keadaan seperti ini. "Allah tahu ibu mampu menjalaninya Allah akan membantu ibu tanpa merasa jemu. Semangat terus dalam mendidik Anak ibu menjadi Anak yang bermanfaat agar kelak bisa menjadi pengobat hati ibu," pesannya.(*)

Baca juga: Karang Taruna Bireuen Galang Donasi untuk Turki

Baca juga: Peserta Diskusi Rocky Gerung di Banda Aceh Membeludak, Termasuk dari Luar Daerah

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved