Konflik Satwa

Sudah Dua Pekan, Gangguan Gajah Liar Resahkan Petani di Aceh Barat

Masyarakat kami sangat mengeluhkan soal gangguan gajah liar karena belum ada penanganan sama sekali sejak kawanan gajah tersebut merusak tanaman

Penulis: Sadul Bahri | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/FOR SERAMBINEWS.COM
Tanaman kelapa sawit yang dirusak kawanan gajah liar di kawasan Desa Canggai, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat, Kamis (23/2/2023). 

Laporan Sa'dul Bahri | Aceh Barat

SERAMBINEWS.COM, MEULABOH - Kemunculan kawanan gajah liar masih sangat meresahkan para petani di kawasan Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat.

Akibatnya, kerusakan tanaman juga belum bisa dibendung saat ini

Kawanan gajah tersebut berada di kawasan Desa Canggai dan Gampong Lawet, Kecamatan Pante Ceureumen lebih dari dua pekan terakhir.

Pidie Terapkan e-Kenerja Bagi PNS, Melanggar Dipotong TPP, Bolos dan Dominan di Warkop Terpantau

Lamaran Pemuda India Ditolak, Keluarga Jodohkan Syarifah dengan Imam Masjid, Uang Panai Rp 50 Juta

“Masyarakat kami sangat mengeluhkan soal gangguan gajah liar karena belum ada penanganan sama sekali sejak kawanan gajah tersebut merusak tanaman warga, padahal kami sudah laporkan ke semua pihak terkait,” ungkap Keuchik Canggai, Kecamatan Pante Ceureumen, Teuku Sulaiman kepada Serambinews.com, Sabtu (25/2/2023).

Disebutkan, kerusakan tanaman warga menurutnya terus berlangsung, di kawasan Canggai dan Gampong Lawet.

Kerusakan tanaman kelapa sawit membuat masyarakat terus menjerit karena kehilangan mata pencaharian.

Masyarakat berharap agar masalah tersebut segera ada penanganan dari pemerintah.

Dikatakannya, bahwa pemerintah harus ada kebijakan yang pro kepada masyarakat ketimbang membela gajah liar atau imbang.

Jangan merugikan masyarakat, sehingga Pemerintah Aceh tidak membiarkan hancurnya sumber ekonomi masyarakat.

“Warga kami setiap ke kebun selalu berjumpa dengan kawanan gajah liar, namun tidak berani berbuat apa-apa yang memilih mundur pulang karena takut menjadi amukan gajah liar tersebut,” kata Teuku Sulaiman.

Ia menambahkan, masyarakat petani kini dalam kondisi waswas terhadap kawanan gajah tersebut, sehingga sebagian masyarakat tidak berani ke kebun untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Baik untuk mengurus kebun, memetik buah dan pembersihan lahan.

Masyarakat berharap konflik gajah liar tersebut dapat segera berakhir, sehingga tidak terus merusak kehidupan dan menyebabkan kemiskinan kian bertambang.

Menurutnya, dengan berkembangnya kelapa sawit tentu menjadi sumber ekonomi masyarakat.

Namun dengan rusaknya tanaman membuat masyarakat menjadi miskin, sehingga masalah tersebut harus segera ditanggulangi secara bijak, agar masyarakat jangan terus dirugikan.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved