Festival
Guru SD Makmur Bireuen Ikuti Festival Penyelamatan Rawa Paya Nie, Kutablang
Kepala UPTD SDN 11 Makmur, Facrurrazi SPd yang didampingi kepala UPTD SDN 9 Makmur mengatakan, mereka hadir bersama sama unsur lainnya ikut berpartisi
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Yusmandin Idris I Bireuen
SERAMBINEWS.COM, BIREUEN - Hampir seluruh guru SD Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di Makmur, Bireuen, Minggu (26/02/2023) ikut berpartisipasi dalam Festival Penyelamatan Rawa Paya Nie, Kutablang, Bireuen.
Pertemuan selain dihadiri jajaran PT PIM, pejabat terkait, anggota DPRK dan lainnya juga hadir sejumlah kepala SD wilayah Makmur bersama muridnya.
Informasi diperoleh Serambinews.com, para kepala sekolah dari Kecamatan makmur pada ikut ber partisipasi dan mengambil bagian pada sesi penanaman pohon.
Kepala UPTD SDN 11 Makmur, Facrurrazi SPd yang didampingi kepala UPTD SDN 9 Makmur mengatakan, mereka hadir bersama sama unsur lainnya ikut berpartisipasi menanam pohon nira.
• Ayo Ramaikan Sabang Marine Festival, akan Tampilkan Konsep Baru, Catat Tanggal Pelaksanaannya
Disebutkan, dua hari ke depan mereka akan membawa para murid SD dari Makmur untuk berkunjung ketempat ekowisata Paya Nie agar anak anak dapat melihat secara dekat rawa Paya Nie dan usaha menjaga kelestarian lingkungan.
Anak anak akan senang dan pasti akan menyayangi alam yang masih alami dan terus dijaga kelestariannya.
“Apalagi Rawa basah Paya Nie pun akan segara dikembangkan menjadi pusat Wisata Desa nantinya," ujar Fakhrurrazi.
Rawa Paya Nie merupakan hamparan rawa gambut seluas 262,8 hektare, rawa menyimpan kekayaan biodiversitas yang luar biasa dari segi flora (kantong semar dan anggrek liar), dan fauna (burung air, ikan gabus, ikan sepat siam.
Paya Nie juga menjadi salah satu ladang perekonomian masyarakat sebagai tempat mencari ikan dan juga mengambil purun untuk dibuat aneka macam produk kerajinan, jelasnya.
Fungsi lainnya juga sebagai pengatur debit air mencegah banjir dan mengairi lahan pertanian di sembilan gampong di sekitarnya, menyerap karbon dioksida dan sebagai daerah memiliki potensi ekowisata.(*)
• Ubah Limbah Sawit Jadi Gula Merah, Poktan Pama Mandiri Aceh Tamiang Terima Penghargaan dari Mentan
• Jajaran Pegawai Kementerian Keuangan di Aceh Bersihkan Masjid Jelang Ramadhan
• Setelah Pulih, Aldilla Jelita Gugat Cerai Indra Bekti, Ini Penjelasan Kuasa Hukum
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.