Jurnalisme Warga
Pentingnya Menjaga Kesehatan Telinga, Refleksi Hari Pendengaran Dunia 2023
Langkah berikutnya yang dapat dilakukan adalah segera periksakan kesehatan telinga dan pendengaran pada dokter ataupun
Oleh dr Lily Setiani Sp THT BKL Subsp LF(K)
Ketua PERHATI-KL Cabang Aceh dan Ketua Komda PGPKT Provinsi Aceh, melaporkan dari Banda Aceh
TELINGA merupakan salah satu indra yang berperan penting bagi manusia sebagai organ pendengaran maupun keseimbangan tubuh yang fungsinya harus dirawat dengan baik agar dapat melakukan aktivitas kehidupan secara optimal.
Tahukah Anda bahwa masalah kesehatan telinga dan pendengaran ini adalah salah satu masalah yang paling sering ditemui di masyarakat.
Di mana lebih dari 60 persen masalah kesehatan telinga dan gangguan pendengaran ini dapat diidentifikasi dan ditangani di tingkat layanan primer seperti puskesmas, praktik dokter mandiri atau klinik-klinik pratama terdekat.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa 466 juta orang di dunia mengalami gangguan pendengaran di mana 34 juta menjangkiti anak-anak dan 432 juta menjangkiti orang dewasa. Pada anak di bawah 16 tahun, 60 % gangguan pendengarannya disebabkan oleh sebab-sebab yang dapat dicegah dan diobati secara dini seperti pada penyakit infeksi telinga tengah akibat batuk pilek maupun kotoran telinga yang menumpuk dan menyumbat liang telinga luar.
Selain itu, komplikasi saat kelahiran seperti asfiksia, berat badan lahir rendah, prematur, penyakit kuning, dan penggunaan obat-obat yang bersifat toksik pada ibu hamil dan bayi adalah masalah-masalah kesehatan yang juga bisa dicegah.
Namun, harus bisa dideteksi serta ditanggulangi sedini mungkin di tingkat layanan primer untuk menghindari gangguan pendengaran pada bayi dan anak-anak.
Infeksi telinga akibat batuk pilek berat dan berulang pada anak dapat mengakibatkan penumpukan cairan di telinga bagian tengah.
Sering kali batuk pilek merupakan faktor risiko utama penurunan pendengaran pada anak, penyebabnya adalah saluran yang menghubungkan antara telinga tengah dan rongga hidung pada anak letaknya lebih mendatar dibandingkan orang dewasa.
Hal inilah yang membuat infeksi pada saluran napas lebih mudah menyebar pada telinga tengah, yang jika tidak ditangani segera bisa menyebabkan robeknya gendang telinga dan keluar cairan berbau dari telinga.
Kotoran telinga yang menumpuk dan menyumbat saluran telinga juga adalah penyebab lain gangguan pendengaran pada anak, dewasa maupun lanjut usia. Pada anak, kotoran telinga menumpuk lebih sering terjadi karena kelalaian ataupun kurangnya perhatian orang tua untuk merawat kebersihan telinga.
Sedangkan pada lanjut usia umumnya terjadi karena proses penuaan mengurangi jumlah dan aktivitas kelenjar seruminosa yang menghasilkan serumen.
Penyebab umum lainnya gangguan pendengaran adalah masuknya benda asing dalam telinga secara tidak disengaja ataupun tertinggal cotton buds dalam telinga karena kebiasaan mengorek-ngorek telinga, yang akan memudahkan proses infeksi pada liang telinga, sehingga akhirnya berdampak pada gangguan pendengaran.
Cara hindari gangguan pendengaran
Lalu apakah yang dapat kita lakukan untuk menghindari timbulnya gangguan pendengaran akibat masalah-masalah kesehatan telinga tersebut?
WHO tahun ini bertepatan dengan peringatan Hari Pendengaran Dunia (World Hearing Day) tahun 2023, telah mengeluarkan panduan baru yang dikenal dengan “Primary Ear and Hearing Care Training” sebagai panduan praktis tentang pencegahan, identifikasi dini, dan pengelolaan gangguan pendengaran dan penyakit telinga umum yang menyebabkan gangguan pendengaran.
Panduan ini dilengkapi dengan modul-modul khusus seperti: 1) kapan seseorang dicurigai menderita gangguan dengar, 2) perawatan pada penyakit telinga berair, 3) milestone pendengaran dan berbahasa pada anak, 4) tips penggunaan alat bantu dengar, 5) tips untuk kesehatan telinga dan mendengar dengan aman.
Panduan pelatihan ini terutama ditujukan untuk petugas kesehatan dan dokter yang bekerja memberikan layanan kepada masyarakat baik di fasilitas kesehatan layanan primer maupun di masyarakat yang bisa dicetak dan digunakan untuk terus memotivasi masyarakat meningkatkan kesadarannya terhadap pentingnya menjaga dan merawat telinga dan pendengaran.
Pencegahan adalah langkah pertama untuk perawatan kesehatan telinga dan pendengaran. Pencegahan masalah penyakit telinga dan gangguan pendengaran ini harus dimulai dari diri sendiri dan sejak dini dengan menerapkan tips berikut ini: 1) Jangan memasukkan cotton buds, minyak, atau korek kayu ke dalam telinga, mandi atau berenang dalam air kotor, sering berbagi earphone atau earplugs, mendengarkan musik/suara yang terlalu keras, atau 2) sering melakukan pemeriksaan pendengaran secara reguler, menggunakan earplugs saat berada di tempat yang bising, memakai alat bantu dengar secara reguler bila memang disarankan dan segera periksakan masalah telinga dan pendengaran pada dokter layanan primer terdekat.
• Tim DTPK Dinkes Aceh ke Simeulue, Mulai Pelayanan Ibu Hamil hingga Obati Gendang Telinga Bocor
Langkah perawatan kesehatan telinga dan pendengaran kedua adalah mengidentifikasi atau mengenali tanda dan gejala awal gangguan pendengaran yang meliputi: sering meminta orang mengulangi pembicaraan, mengeraskan volume televisi atau radio, kesulitan mengikuti percakapan di tempat yang bising, kesulitan memahami pembicaraan dengan telepon, memiliki keluhan sensasi berdenging di telinga, kesulitan mendengar suara seperti suara bel pintu, alarm atau dering telepon, serta sering berbicara dengan nada yang keras.
Khusus pada anak, kadang tampak mendengar dengan baik, tetapi terkadang tidak merespons, lebih sering bertanya “apa”, atau sering menggerakkan satu telinga ke depan saat mendengarkan.
Langkah berikutnya yang dapat dilakukan adalah segera periksakan kesehatan telinga dan pendengaran pada dokter ataupun petugas kesehatan pada pusat-pusat layanan kesehatan primer terdekat.
• Achraf Hakimi Tutup Telinga saat PSG vs Maccabi Haifa, Dicemooh Fans Israel karena Dukung Palestina
Petugas kesehatan nantinya akan melakukan pemeriksaan kesehatan telinga dengan langkah-langkah berikut: 1). Mendokumentasikan keluhan-keluhan seperti nyeri telinga, telinga berair, dan telinga berdenging. 2). Melakukan pemeriksaan fisik telinga secara komprehensif atau 3). Memeriksakan fungsi pendengaran dengan audiometri bila diperlukan pada fasilitas kesehatan lanjutan.
Pemeriksaan sederhana menggunakan aplikasi “hearWHO app” juga dapat dilakukan bila masih ragu untuk memeriksakan fungsi pendengaran pada petugas kesehatan profesional, tetapi disarankan segera mendatangi fasilitas layanan kesehatan primer terdekat bila terdapat tanda-tanda gangguan pendengaran di atas atau score hearWHO < 50 dan jangan ditunda.
Sebanyak 60 % penyakit telinga dan pendengaran dapat ditangani di tingkat layanan primer. Dokter nantinya akan merekomendasikan beberapa opsi pengelolaan gangguan pendengaran dan penyakit telinga seperti terapi dengan obat-obatan/operasi, penggunaan alat bantu dengar sampai implant koklea atau terapi rehabilitasi pendengaran.
Tindakan mengintegrasikan perawatan kesehatan telinga dan pendengaran pada layanan kesehatan primer ini memerlukan rangkaian pelatihan dan pembangunan kapasitas pelayanan di tingkat primer itu sendiri, yang bermanfaat bagi masyarakat dan membantu negara bergerak maju untuk mencapai cakupan kesehatan universal (universal health coverage) dan mendukung pembangunan nasional setiap negara (sustainable development goals/SDGs).
Lima jenis kebijakan dan strategi penanggulangan gangguan pendengaran dalam mencapai target itu adalah 1) menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat sehingga dapat terhindar dari faktor risiko, 2) meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas melalui penguatan sumber daya, dan standardisasi pelayanan kesehatan primer, 3) meningkatkan kemitraan dengan lintas program, lintas sektor, dan pemangku kepentingan terkait, 4) menyelenggarakan surveilans dengan mengintegrasikan dalam sistem surveilans penyakit tidak menular di fasilitas pelayanan kesehatan primer dan lintas sektoral masyarakat, dan 5) meningkatkan advokasi kepada pemerintah daerah, pemerintah desa, dan pemangku kepentingan terkait.
Dalam rangka memperingati World Hearing Day atau Hari Pendengaran Sedunia tahun 2023, Organisasi Kesehatan Dunia WHO tahun ini akan menyoroti pentingnya mengintegrasikan perawatan telinga dan pendengaran pada pelayanan tingkat primer sebagai komponen penting dari cakupan kesehatan universal (universal health coverage). (*)
• Tgk Irawan Abdullah Isi Tarhib Ramadhan di SMAN 15 Adidarma Banda Aceh
Baca juga: MPTT-I Abdya Peringati Israk Mikraj di Posko Induk Tauhid Irfani Keude Paya
Baca juga: Tim Eksekutif Pemkab Aceh Besar Kembali Main Laga Persahatan, Kali Ini Vs TNI AU Lanud SIM
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.