Pelajar Tewas Ditabrak Mercedes-Benz Anak Petinggi Polri, Kakak Korban Bakal Minta Perlindungan LPSK

"Iya pastinya minta perlindungan LPSK. Takutnya kami kan butuh perlindungan juga, maksudnya ini kan anak dari siapa gitu kan," ujar N saat dikonfirmas

Editor: Faisal Zamzami
KOLASE/SERAMBINEWS.COM
Ilustrasi 

SERAMBINEWS.COM - Keluarga pelajar berinisial MS (19) bakal meminta perlindungan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Kakak korban, N, mengungkapkan bahwa permintaan perlindungan akan mereka layangkan mengingat pengemudi Mercedes-Benz, MM (19), diduga anak kandung petinggi Polri.

"Iya pastinya minta perlindungan LPSK. Takutnya kami kan butuh perlindungan juga, maksudnya ini kan anak dari siapa gitu kan," ujar N saat dikonfirmasi, Minggu (2/4/2023).

Permohonan perlindungan, kata N, rencananya akan diajukan pihak keluarga pada pekan depan.

Rencananya permohonan akan diajukan usai keluarga korban melapor ke Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Mabes Polri, Komisi Polisi Nasional (Kompolnas), dan Komnas HAM, besok, Senin (3/4/2023).

"Kalau dari keluarga itu, Senin kemungkinan kami akan mengadu ke Propam. Mungkin selanjutkan akan ke Kompolnas dan Komnas HAM," ungkap N.

"Kalau LPSK, Insya Allah sih di hari yang sama, karena itu kan lumayan makan waktu ya. Takutnya agak malam. Tapi dipastikan ke semua lembaga itu," tambah dia.

Baca juga: Tiga Kakak Adik Ditabrak Mobil Hiace di Aceh Timur, Sang Adik Meninggal Dunia, Sopir Kabur

N mengatakan, pihaknya membuat laporan ke sejumlah lembaga lantaran kasus kecelakaan yang menewaskan sang adik dinilai berlarut-larut.

Kakak korban juga merasa pihak kepolisian terkesan menutup-nutupi beberapa meski saat ini keluarga MS statusnya adalah pelapor.

Salah satu hal yang ditutup-tutupi menurut N adalah rekaman CCTV kecelakaan. Ia mengungkap hanya satu CCTV yang diperlihatkan kepada keluarga.

 
"Kami nggak dikasih unjuk CCTV dari semua arah. Kami hanya diperlihatkan satu CCTV, itu pun nggak terlihat terjadinya benturan secara jelas. Di sana hanya terlihat bahwa telah terjadi peristiwa kecelakaan," ujar N.

"Aku sempat tanya kan, kan banyak CCTV dari kanan atau kiri jalan, kenapa tidak dikasih lihat. Tapi katanya mereka belum dapat, itu kalau aku nggak salah dengar, ya," lanjut dia.

Tidak hanya itu, N juga merasa ada oknum dari Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Metro Jakarta Selatan yang membuat laporan palsu soal insiden kecelakaan.

N mengetahui perihal tersebut karena ada beberapa media yang telanjur mengangkat kasus adiknya tetapi berdasarkan fakta yang kurang tepat.

"Ada laporan palsu yang menyatakan bahwa adik saya yang mengendarai sepeda motor dan hanya mengalami luka-luka serta dirawat di RSUD Pasar Minggu. Padahal faktanya tidak seperti itu," ucap N.

Oleh karena itu, salah satu tujuan keluarga N menyambangi Propam Mabes Polri besok adalah melaporkan dugaan pembohongan publik atas kronologi kecelakaan yang menimpa MS.

Adapun kasus kecelakaan lalu lintas tersebut dewasa ini memang ditangani oleh Polres Metro Jakarta Selatan dengan laporan nomor LP/127/III/2023/SPKT/SATLANTAS METRO JAKSEL/POLDA METRO JAYA.

Baca juga: Pejalan Kaki ODGJ Meninggal Dunia Ditabrak Pikap di Aceh Timur

Polisi Dianggap Tutupi CCTV Pelajar Tewas Ditabrak Mercedes-Benz Anak Petinggi Polri

Keluarga pelajar berinisial MS (19) menilai aparat kepolisian terkesan menutup-nutupi CCTV yang merekam kecelakaan pengemudi Mercedes-Benz, MM (19), di bilangan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

MM yang merupakan anak petinggi Polri itu menabrak menabrak sepeda motor yang dikendarai SB dan ditumpangi MS.

Korban SB mengalami luka-luka, sementara MS meninggal dunia di lokasi kejadian.

Menurut keterangan kakak MS, N, pihak aparat enggan memperlihatkan rekaman CCTV dengan visual terbaik.

Keluarga korban justru dipersulit dan hanya mendapatkan rekaman CCTV yang letaknya jauh dari tempat kejadian perkara (TKP).

"Kami enggak dikasih unjuk CCTV dari semua arah. Kami hanya diperlihatkan satu CCTV, itu pun enggak terlihat terjadinya benturan secara jelas. Di sana hanya terlihat bahwa telah terjadi peristiwa kecelakaan," ujar N saat dikonfirmasi, Minggu (2/4/2023).

Keheranan N semakin menjadi-jadi usai dirinya mencari tahu soal kondisi TKP kecelakaan yang terletak di perempatan lampu merah Jalan Margasatwa Raya, tepatnya di dekat Kementerian Pertanian.

N mengatakan, perempatan yang ramai dilalui kendaraan itu memiliki CCTV di berbagai sudut.

Alhasil N berasumsi bahwa pihak aparat seharusnya memiliki banyak rekaman dari sudut pandang yang berbeda-beda.

"Aku lihat itu kan jalan raya besar dan setiap titik itu ada CCTV. Tapi kita enggak dikasih CCTV dari arah situ (TKP terdekat), sama sekali enggak dikasih," ungkap N.

 
N bercerita, pihak kepolisian belum bisa memberikan CCTV dari angle lain karena pihaknya belum mendapatkan rekaman tersebut.

Alhasil aparat kepolisian mengaku hanya bisa memperlihatkan satu rekaman CCTV kepada keluarga korban.

"Aku sempat tanya kan, kan banyak CCTV dari kanan atau kiri jalan, kenapa tidak dikasih lihat. Tapi katanya mereka belum dapat, itu kalau aku enggak salah dengar, ya," ucap N.

Oleh karena itu, N mengaku bakal melaporkan kejadian kurang mengenakan ini ke Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Mabes Polri.

N ingin Propam Mabes Polri memeriksa jajaran Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Metro Jakarta Selatan soal dugaan penyembunyian barang bukti CCTV.

"Kami mau ke Propam untuk mencari tahu itu, kenapa CCTV dari arah kanan dan kiri, sana-sini, itu enggak dikasih lihat ke kami," tegas N.

"Kalau dari keluarga itu, Senin kemungkinan kami akan mengadu ke Propam. Mungkin selanjutnya akan ke Kompolnas dan Komnas HAM," imbuh dia.

Korban disebut terobos lampu merah

Adapun kasus kecelakaan lalu lintas tersebut dewasa ini memang ditangani oleh Polres Metro Jakarta Selatan dengan laporan nomor LP/127/III/2023/SPKT/SATLANTAS METRO JAKSEL/POLDA METRO JAYA.

Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Bayu Marfiando mengatakan, kecelakaan itu terjadi lantaran motor yang dikendarai SB (19) dan ditumpangi oleh MS menerobos lampu lalu lintas.

 
"Sejauh ini kesimpulannya bahwa motor ini menerobos lampu merah, jadi menyebabkan kecelakaan," kata Kompol Bayu Marfiando kepada wartawan, Jumat (31/3/2023).

Berdasarkan keterangan saksi, mobil yang dikemudikan MM melaju dari Mampang arah Ragunan di Jalan Margasatwa, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu (12/3/2023).

Sesampainya di perempatan Kementerian Pertanian, mobil MM menabrak sepeda motor yang dikendarai SB dan ditumpangi MS.

Kecelakaan tersebut membuat SB terluka dan tak sadarkan diri, sampai harus membuatnya menjalani perawatan di RSUD Pasar Minggu hingga saat ini.

Sementara itu, MS langsung meninggal dunia di tempat kejadian perkara (TKP).

Baca juga: VIDEO Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2023, Timnas U20 Indonesia Resmi Dibubarkan

Baca juga: Kabar Gembira! Pemko Lhokseumawe Sudah Plot Rp 16,7 Miliar untuk THR PNS, Catat Jadwal Pencairannya

Baca juga: 2 Tugas Berat Presiden ke PSSI, Erick Thohir Diminta Lakukan Ini, Indonesia Tak Boleh Dikucilkan

 

Kompas.com: Adiknya Tewas Tertabrak Mercedes-Benz Anak Petinggi Polri, Kakak Korban Bakal Minta Perlindungan LPSK

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved