Kupi Beungoh

Orton-Gillingham: Metode Jitu Mengajar untuk Anak Disleksia

Anak disleksia bukan berarti kurang cerdas atau malas belajar, tetapi mereka membutuhkan cara belajar yang berbeda dibanding anak-anak lain.

Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
Istiarsyah, S.Pd.I., S.Pd., M.Ed, Kepala Sekolah Penggerak SLB Vokasional Muhammadiyah Bireuen 

Oleh: Istiarsyah, S.Pd.I., S.Pd., M.Ed *)

Anak disleksia adalah anak yang mengalami kesulitan dalam membaca, menulis, mengeja, dan mengenal angka.

Anak disleksia bukan berarti kurang cerdas atau malas belajar, tetapi mereka membutuhkan cara belajar yang berbeda dibanding anak-anak lain.

Jika Anda adalah orangtua atau guru yang memiliki anak disleksia, Anda perlu mengetahui metode yang tepat, efektif dan menyenangkan. Salah satunya adalah Metode Orton-Gillingham.

Metode Orton-Gillingham adalah salah satu metode yang efektif untuk mengajarkan membaca kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar membaca, seperti disleksia.

Untuk diketahui bahwa metode ini didasarkan pada penelitian ilmiah tentang cara kerja otak dalam memproses bahasa. Metode ini juga fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan setiap siswa.

Dirancang khusus untuk anak-anak yang mengalami kesulitan dalam memproses bahasa, seperti disleksia. 

Baca juga: Bimbel Anak dengan Disleksia di Masa Pandemi

Metode Orton-Gillingham dikembangkan pada awal abad ke-20 oleh Samuel Torrey Orton, seorang neuropsikiater dan patolog dari Universitas Columbia, dan Anna Gillingham, seorang pendidik dan psikolog.

Mereka berdua menyadari bahwa anak-anak dengan disleksia membutuhkan cara belajar yang berbeda dengan anak-anak normal.

Metode Orton-Gillingham adalah metode yang multisensori, artinya melibatkan penggunaan indra penglihatan, pendengaran, perabaan, dan gerakan dalam belajar membaca.

Metode ini juga bersifat langsung, eksplisit, kognitif, kumulatif, dan sistematis. Artinya, metode ini mengajarkan anak-anak secara langsung dan jelas tentang hubungan antara huruf dan bunyi, mengembangkan kemampuan berpikir anak-anak dalam memahami bahasa, mengajarkan anak-anak secara bertahap dari yang mudah ke yang sulit, dan mengikuti urutan yang logis dan teratur.

Metode Orton-Gillingham memiliki beberapa prinsip dasar, antara lain:

1.      Setiap anak adalah individu yang unik dengan kebutuhan dan kemampuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, metode ini menyesuaikan diri dengan kecepatan dan gaya belajar masing-masing anak.

2.      Setiap anak memiliki potensi untuk belajar membaca jika diberikan bimbingan yang tepat dan sesuai dengan kondisi otaknya. Oleh karena itu, metode ini menggunakan pendekatan yang positif dan menghargai usaha anak-anak.

Baca juga: Ingin Anak Bisa Mengaji, HMI Aceh Utara-Lhokseumawe Buka Kelas Belajar Membaca Alquran Secara Gratis

3.     Setiap anak membutuhkan pengulangan yang banyak untuk menguasai keterampilan membaca. Oleh karena itu, metode ini memberikan latihan yang intensif dan beragam untuk memperkuat ingatan anak-anak.

4.      Setiap anak membutuhkan umpan balik yang segera dan konstruktif untuk mengetahui kemajuan dan kesalahannya. Oleh karena itu, metode ini memberikan pujian dan koreksi yang sesuai dengan hasil belajar anak-anak.

Selain itu, metode Orton-Gillingham memiliki beberapa langkah dalam proses belajar membaca, antara lain:

1.      Mengenali Huruf dan Bunyinya.

Langkah ini bertujuan untuk mengajarkan hubungan antara huruf dan bunyi yang dihasilkan. Siswa diajak untuk melihat, mendengar, dan menirukan bunyi huruf dengan cara yang multisensori, misalnya dengan menggunakan kartu huruf, gambar, atau gerakan tangan.

2.   Membentuk Suku Kata.

Langkah ini bertujuan untuk mengajarkan cara menyusun huruf-huruf menjadi suku kata yang berbunyi. Siswa diajak untuk menggabungkan bunyi huruf-huruf yang telah dipelajari menjadi suku kata sederhana, misalnya ba, bi, bu, be, bo.

3.    Membaca Kata.

Langkah ini bertujuan untuk mengajarkan cara membaca kata yang terdiri dari satu atau lebih suku kata. Siswa diajak untuk menguraikan bunyi suku kata-suku kata dalam sebuah kata, lalu menyatukannya kembali menjadi kata utuh, misalnya ba-ku, ba-ku-lit, ba-ku-lit-kan.

4.   Membaca Kalimat.

Langkah ini bertujuan untuk mengajarkan cara membaca kalimat yang terdiri dari beberapa kata. Siswa diajak untuk membaca setiap kata dalam sebuah kalimat dengan lancar dan akurat, lalu memahami makna kalimat tersebut, misalnya Budi membakulitkan buku.

5.   Membaca Teks.

Langkah ini bertujuan untuk mengajarkan cara membaca teks yang terdiri dari beberapa kalimat atau paragraf. Siswa diajak untuk membaca teks dengan ekspresi dan intonasi yang sesuai, lalu menangkap ide pokok dan informasi penting dalam teks tersebut, misalnya teks tentang hewan peliharaan.

Metode Orton-Gillingham telah terbukti efektif dalam membantu anak-anak dengan disleksia maupun tanpa disleksia untuk belajar membaca.

Metode ini juga telah diadaptasi oleh berbagai program dan sekolah yang khusus menangani anak-anak dengan gangguan belajar.

Salah satu organisasi yang mengembangkan dan mensertifikasikan metode ini adalah Academy of Orton-Gillingham Practitioners and Educators (AOGPE), yang didirikan pada tahun 1995.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi orang tua dan para guru yang mengajar anak-anak yang memiliki keistimewaan khusus. (*)

*) PENULIS adalah Kepala Sekolah Penggerak SLB Vokasional Muhammadiyah Bireuen

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca  Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Artikel lainnya terkait Kupi Beungoh

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved