Jurnalisme Warga

Ajaran Islam dalam Tambeh, Nazam, dan Hikayat Aceh

Sementara yang mengandung ajaran/hukum Islam hanya sebagian kecil saja, seperti Tambeh Tujoh (1208 H), Qaulur Ridhwan (1220 H), dan Nazam Tuhfatul Ikh

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/tambeh.wordpress.com
T A SAKTI, penerima Kehati Award 2001 dari Yayasan Keanekaragaman Kehidupan Hayati Indonesia (Kehati) Jakarta, melaporkan dari Dusun Lamnyong, Gampong Rukoh, Darussalam, Banda Aceh 

Dalam reportase ini saya hanya membahas tiga kitab saja, yaitu Masailal Meunadham, Hikayat Akhbarul Karim, dan Tambihul Ghafilin.

Menurut penjelasan Dr Salmawaty Arif kepada saya, Kitab Tambihul Ghafilin (Nasihat bagi yang Lalai), merupakan saduran dari kitab asli. Kitab ini karya Al Faqih Az Zahid Abul Laits Nashr bin Ibrahim As Samarqandi (wafat 373 H/983 M). Di dalamnya memuat nasihat, teguran, dan peringatan sebagai bekal pengertian dan kesadaran yang mendalam untuk memperbaiki jiwa dan moral umat Islam dari kelalaiannya.

Di Aceh, pada tahun 1242 H/1827 M kitab Tambihul Ghafilin disadur dari bahasa Arab ke dalam bentuk hikayat Aceh dengan huruf Arab Melayu/Jawoe oleh Syekh Jalaluddin yang lebih dikenal Teungku Chiek Di Lamgut. Dr Salmawati Arif yang Dosen Fakultas MIPA Universitas Syiah Kualla (USK) adalah keturunan generasi ke-5 dari Teungku Di Lamgut ini.

Mengenai isi Tambihul Ghafilin, kita dapat menyimak penjelasan Tuanku Raja Keumala saat memberi pengantar pada penyalinan ulang Hikayat Akhbarul Karim. Selesai membahas seluk-beluk isi Hikayat Akhbarul karim, beliau juga mengomentari kitab-kitab Aceh pilihan lainnya, antara lain, adalah Tambihul Ghafilin.

Menurut Tuanku Raja Keumala, kualitas muallif (pengarang) dan isi kitab ini amat meyakinkan. Siapa saja yang telah mempelajarinya dengan kesungguhan hati, beliau memastikan orang itu akan menjadi mukmin sejati. Oleh karena itu, beliau mengajak segenap warga Aceh agar mengkaji kitab ini agar sembuhlah (jinoh) segala penyakit hatinya.

Masailal Meunadham atau Masailal Auwaliyah adalah karya Teungku Abdullah Arif MA. Abdullah Arif lahir di Gampong Langga, Pidie dan merupakan cucu dari cucu (bahasa Aceh: cong) Teungku Di Lamgut tersebut di atas.

Salah satu karya beliau yang pernah saya miliki berjudul Kitab Masailal Meunadham, yang ditulisnya ketika berumur 17 tahun. Saya sendiri menyalin (tetap dalam huruf Jawoe) kitab ini pada tahun 1972 ketika saya masih kelas 1 siswa SMAN Sigli.

Kitab ini berbentuk syair bahasa Aceh yang disebut nazam/nadham. Naskah Masailal Meunadham dicetak di Pulo Pinang (sekarang: Penang, Malaysia) pada tahun 1948. Kitab yang dicetak dengan huruf Arab Jawi (tulisan Jawoe) ini isinya tentang berbagai masalah Hukum Islam.

Hikayat Akhbarul Karim tertulis dalam bahasa Aceh dengan memakai huruf Arab Melayu/Jawi atau Jawoe. Isinya menjelaskan mengenai ilmu fikih, tasawuf, dan ilmu tauhid. Hikayat ini juga mengandung nasihat-nasihat agar umat Islam melaksanakan syariat Islam secara kafah.

Pengarang Hikayat Akhbarul Karim digelar Teungku Seumatang. Nama asli beliau tak dikenal. Menurut informasi yang saya peroleh, beliau berasal dari Gampong Cot, Kecamatan Sakti, Pidie. Digelar Teungku Seumatang, karena ia pernah ‘jak meudagang’,yaitu merantau untuk menuntut ilmu ke Dayah Seumatang di Peureulak, Aceh Timur.

Tuanku Raja Keumala (1880–1930) yang merupakan salah seorang cucu Sultan Aceh yang terkenal malem (alim), dalam kata pengantar beliau saat menyalin ulang Hikayat Akhbarul Karim seperti tersebut di atas menyebutkan bahwa Hikayat Akhbarul Karim adalah kitab yang amat patut dipelajari oleh seluruh umat Islam di Aceh.

Alasannya, karena isi kitab ini mengandung serbalengkap seluk-beluk agama Islam mulai tauhid hingga segala hukum fiqah yang terkait dengan rukun Islam yang lima dan ilmu tasawuf.

Hari Raya Idul Fitri 2023 Tak Sama: Muhammadiyah, NU hingga Pemerintah Dipredikasi Berbeda

Pangdam I/BB Lantik 304 Prajurit Dikmata TNI AD Gelombang II

Gempa Guncang Padang Sidempuan Sumut, Berikut Keterangan BMKG, Lengkap Cara Memahami Arti Skala MMI

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved