Ramadhan Mubarak
Mengimplementasikan Nilai-Nilai Ramadhan
Perjalanan waktu begitu cepat, beberapa saat lagi tamu agung nan istimewa itu akan meninggalkan kita
Dr H Agustin Hanapi, Lc., MA, (Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry)
Perjalanan waktu begitu cepat, tidak terasa kalau saat ini kita sudah berada di penghujung bulan suci Ramadhan, beberapa saat lagi tamu agung nan istimewa itu akan meninggalkan kita. Selama satu bulan penuh umat Islam berpuasa menahan diri dari makan dan minum serta kelezatan jasmaniah lainnya. Melakukan shalat tarawih, witir, tadarus Alquran serta melakukan qiyamullail dan ibadah lainnya dengan dasar keimanan dan mengharap ridha Allah swt.
Pribadi kita ditempa untuk menjadi insan kamil, bersikap baik, dermawan, peduli, empati dan memiliki sikap sosial yang tinggi, menghindari sifat pemarah, dan perkataan sia-sia (laghwaw). Dari madrasah Ramadhan kita bangun komitmen ketaatan bukan hanya untuk satu tahun ke depan, namun seumur hidup seperti ketaatan selama Ramadhan.
Untuk itu, meskipun nantinya kita tidak berada pada bulan Ramadhan lagi namun semangat beribadah juga menjaga hubungan dengan Allah dan antarsesama sebagaimana tatkala berada pada bulan Ramadhan harus tetap kita hidupkan. Kemudian yang sangat penting adalah mengaplikasikan nilai-nilai Ramadhan dalam setiap aspek kehidupan kita, bahwa Ramadhan mendidik kita agar tidak mudah marah, maka ketika ada masalah keluarga misalnya, kita memilih menyelesaikannya dengan arif dan bijaksana, tidak meluap-luapkan amarah apalagi bersikap kasar terhadap pasangan hidup dan buah hati. Ramadhan juga mendidik kita menjadi pribadi yang sederhana, maka kita tanamkan nilai-nila tersebut dalam keluarga, bahwa tidak boleh bermewah-mewahan apalagi hingga pamer kekayaan, menjauhi sikap hedon dan berfoya-foya.
Ramadhan menempa kita menjadi pribadi yang menghargai waktu dan bersikap disiplin, maka hindari menghabiskan waktu secara sia-sia dengan berlama-lama duduk di kafe-kafe, kongkow yang tidak memiliki fokus dan arah yang jelas. Akan tetapi jadilah pribadi yang tekun dan sungguh-sungguh dalam belajar dan mempersiapkan bekal untuk masa depan, baik dunia maupun akhirat. Menjadi pribadi yang saleh, pandai bersyukur, tidak mudah frustrasi dan putus asa, jauh dari ghibah, hasad, iri hati, sikap congkak, angkuh dan membusungkan dada. Memiliki sopan santun dan budi pekerti yang mulia, menghargai orang lain, dengan tidak merendahkan dan melecehkan mereka. Tidak menjadi pribadi yang egois, semisal merokok di keramaian, parkir semaunya, dan memodifikasi knalpot yang membuat orang lain tidak nyaman mendengarnya.
Oleh karena itu tanda orang yang lulus dalam madrasah Ramadhan adalah mereka yang tetap menjiwai semangat Ramadhan di luar Ramadhan, makin taat beribadah, makin lembut dan sayang serta jujur kepada pasangannya, tidak egois dan menang sendiri. Mereka tidak melokalisir keshalehannya hanya di bulan Ramadhan, yakni mengaji dan tadarrus serta shalat berjamaah hanya di bulan Ramadhan, akan tetapi juga tetap istiqamah sejak Ramadhan dan sepanjang hayat hingga ajalnya tiba.
Kita yang telah lulus madrasah Ramadhan, jangan menodai diri dengan hal-hal yang negatif setelahnya, seolah-olah nilai-nilai Ramadhan tidak membekas dalam jiwa kita sebagaimana ayat Alquran, surat An-Nahl 92, “Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali”.
Tanamkan dalam jiwa bahwa, selama masih diberi kesempatan untuk melakukan amal saleh, maka bersegeralah melaksanakannya, tanpa menunggu Ramadhan selanjutnya karena ampunan Allah amat sangat luas bagi hamba-Nya yang ingin bertaubat dan mendekatkan diri pada-Nya.
Ya Allah, terimalah amal ibadah kami di bulan Ramadhan ini dan pertemukanlah kami dengan Ramadhan-Ramadhan selanjutnya. Amin.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.