Berita Banda Aceh
Akibat BSI Error, Pengusaha SPBU Gagal Tebus Minyak ke Pertamina
"Kalau BSI error sistemnya seperti ini, bisa kosong bahan bakar minyak di seluruh SPBU di Aceh, karena kita tidak bisa menarik dan mentransfer...
Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Nurul Hayati
"Kalau BSI error sistemnya seperti ini, bisa kosong bahan bakar minyak di seluruh SPBU di Aceh, karena kita tidak bisa menarik dan mentransfer uang penebusan BBM di Pertamina melalui BSI,” ungkapnya.
Laporan Muhammad Nasir I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Bermasalahnya layanan transaksi pada Bank Syariah Indonesia (BSI) ikut memberi dampak besar kepada pengusaha SPBU di Aceh.
Hal itu karena mereka gagal menebus minyak ke Pertamina.
Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) wilayah Aceh, Nahrawi Noerdin mengaku kecewa dengan BSI, karena saat error layanan yang terjadi BSI tidak ada solusi bagi pemilik SPBU untuk melakukan penebusan minyak ke Pertamina.
Nahrawi Noerdin mengaku, gagal melakukan penebusan pembelian minyak dan LPG ke Pertamina melalui BSI.
"Kalau BSI error sistemnya seperti ini, bisa kosong bahan bakar minyak di seluruh SPBU di Aceh, karena kita tidak bisa menarik dan mentransfer uang penebusan BBM di Pertamina melalui BSI,” ungkapnya.
Menurut Nahrawi, sebelum BSI terbentuk, transaksi penebusan minyak oleh pemilik SPBU bisa dilakukan di sejumlah bank, karena ada sistemnya di setiap bank yang bernama host to host.
Namun sekarang sistemnya hanya ada di satu bank yaitu BSI, maka saat BSI error seperti beberapa ini otomatis semua terhambat.
Baca juga: Layanan BSI Belum Normal, Anggota DPRA Ingatkan Soal Kepercayaan Publik
"Kondisi seperti ini bisa menjadi pelajaran dalam mengambil kebijakan, seharusnya ada bank konvensional lain satu di Aceh yang memiliki sistem host to host, jadi ada solusi saat satu bank error,"sebutnya.
Selain itu, Nahrawi Noerdin mengaku hingga saat ini pelayanan bank syariah di Aceh masih cukup jauh dari harapan, terutama bagi kalangan dunia usaha.
“Ketika persoalan yang menyangkut masalah layanan primer sebuah lembaga keuangan saja masih terkendala dan jadi keluhan masyarakat, maka kita tidak bisa berharap banyak akan adanya layanan inovatif yang sifatnya next level service seperti yang pernah diberikan sebelumnya oleh bank-bank konvensional yang pernah hadir dan melayani masyarakat serta dunia usaha di Aceh selama bertahun-tahun,” katanya.
Jika kondisi ini terus berlarut, Nahrawi menilai Aceh jadi terisolir secara nasional dan internasional dalam urusan transaksi keuangan.
“Akses dan layanan keuangan yang bisa dinikmati oleh saudara-saudara kita di seluruh Indonesia tidak bisa dinikmati di Aceh. Itu cukup besar pengaruhnya bagi dunia usaha dan bagi perekonomian Aceh,” ujar Nahrawi. (*)
Baca juga: Layanan BSI belum Normal, Anggota DPRA Minta Ada Kompensasi Terhadap Nasabah
KPI Aceh Ingatkan Generasi Muda Bijak Bermedsos dan Waspadai Judi Online |
![]() |
---|
Mualem Copot Kadis Perindag Aceh Mohd Tanwier dan Kepala Sekretariat BMA Amirullah Dibebas Tugaskan |
![]() |
---|
DKPP Vonis Komisioner Panwaslih Tak Layak Lagi Awasi Pemilu, Ketua KIP Banda Aceh juga Dicopot |
![]() |
---|
Materi Uji Seleksi Calon Anggota BMA Diduga di Luar Konteks, Peserta Protes |
![]() |
---|
Sukseskan Program Banda Aceh Kota Parfum Indonesia, Pemko Banda Aceh Gandeng ILO |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.