Salam
Politik Itu Memang Tidak Punya Rumus
HARUS diakui bahwa politik itu memang tidak punya rumus. Atau setidaknya, tidak ada rumus yang baku dalam politik, semua orang bisa menafsirkan sendir
HARUS diakui bahwa politik itu memang tidak punya rumus. Atau setidaknya, tidak ada rumus yang baku dalam politik, semua orang bisa menafsirkan sendiri dengan dan atas kepentingan kelompok-nya sendiri pula.
Teranyar kita menyaksikan bagaimana posisi Nasdem sebagai partai pro pemerintah yang ditinggalkan oleh partai pro pemerintah lainnya hanya karena tidak sejalan dengan mereka pada kontestasi Calon Presiden untuk periode 2024-2029. Padahal, ketika koalisi ini dibentuk dulunya jelas-jelas bahwa kontrak politik sampai 2024, dan setelahnya akan dibentuk koalisi baru.
Tetapi anehnya, entah dari mana rumusnya bahwa koalisi itu juga berlaku untuk calon pemerintahan 2024-2029. Sepertinya keinginan koalisi (yang tengah dibangun sekarang) lebih kepada kepentingan pasca Pemerintahan Jokowi, bukan atas kepentingan koalisi yang dibangun serta disepakati pada tahun 2019 dulu.
Makanya, masyarakat pun bingung apakah ada yang salah de-ngan sikap yang ditunjukkan partai Nasdem mencalonkan Anies Baswedan sebagai Capres? Bukankah Pemerintahan ini berakhir pada 2024, dan Nasdem pun masih tetap berada atau ikut di da-lamnya? Kalaupun ada koalisi lagi, maka itu semestinya dibangun kembali bersama calon pemerintah baru, bukan yang ada sekarang.
Untuk itu, kita mengapresiasi sikap Nasdem yang berencana akan keluar dari Kabinet Jokowi jika dirinya sudah tidak dibutuhkan lagi. Masyarakat pun akan bisa menilai sendiri siapa yang salah, dan sebaliknya pula siapa yang benar dalam persoalan ini. Jawaban konkretnya nanti akan ada pada hasil Pemilu 2024.
Sebelumnya diberitakan bahwa partai Nasdem akan keluar dari Kabinet Indonesia Maju apabila tak lagi dibutuhkan poeh Presiden Joko Widodo atau Jokowi. “Bilamana memang NasDem sudah tidak dibutuhkan lagi ya itu berpulang kepada Pak Jokowi. Kita terima ka-lau memang kita dikeluarkan dari koalisi itu," kata politisi Basdem Bestari Barus saat dihubungi, Rabu (10/5/2023).
Bestari menuturkan sejauh ini NasDem belum berniat untuk ke-luar dari Kabinet Jokowi-Maruf. “Tegas saya sampaikan sampai hari ini NasDem belum berniat untuk keluar dari koalisi," ujarnya.
Dia juga mengakui jika hubungan Ketua Umum NasDem Surya Paloh dan Presiden Jokowi berada pada titik terendah. “Memang ti-dak dapat dipungkiri lagi bahwa dulu sangat mesra hari ini itu sudah pada titik terendah," kata Bestari.
Menurut Bestari, hal tersebut telah diungkapkan Surya Paloh jika hubungan keduanya sedang tidak baik-baik saja. Namun, dia ber-harap hubungan Presiden Jokowi dan Surya Paloh jangan sampai minus. “Artinya jangan sampai minus lah. Nah kalau terendah kan masih bisa naik gitu, tapi kalau sudah minus itu sudah sulit," ujar Bestari.
Bestari menuturkan NasDem sangat memaklumi terhadap kesi-bukan Presiden Jokowi akhir-akhir ini. Terlebih, kata dia, Surya Paloh juga beberapa bulan terkahir ini sering kali bepergian ke luar negeri. “Ya kan Pak Jokowi sibuk. Pak Surya juga kan beberapa bulan terakhir ini banyak di luar negeri," ucap Bestari.
Hubungan Presiden Jokowi dengan Surya Paloh memang bela-kangan ini tampak renggang, terutama setelah NasDem mengu-mumkan mendukung Anies Baswedan sebagai bakal calon presi-den (bacapres). Nah, sekarang semakin terbukti bahwa politik itu memang tidak punya rumus!
POJOK
Partai Nasdem siap keluar dari Kabinet Jokowo jika tak dibutuhkan
Nyan baro aneuk agam!
IDI nilai tahapan dengar pendapat RUU Kesehatan belum selesai
Ini namanya dengar pendapat, tapi tidak saling mendengarkan
Komplotan pencuri bongkar gudang Disdikbud Kabupaten Aceh Utara
Mungkin mau ambil ijazah Paket C dia ya?
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.