Berita Pidie

Ratusan Siswa SMAN 2 Delima Pidie Gelar Jumat Bersih di Makam Tgk Chiek Di Reubee

Ratusan siswa SMAN 2 Delima, Pidie, Jumat (12/5/2023) menggelar kegiatan Jumat Bersih di Gampong Raya Reubee, Delima, Pidie

Penulis: Idris Ismail | Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Siswa SMAN 2 Delima, Pidie membersihkan Komplek makam Tgk Chiek Di Reubee di Gampong Raya Reubee, Delima, Pidie, Jumat (12/5/2023). 

Laporan Idris Ismail I Pidie 

SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Ratusan siswa SMAN 2 Delima, Pidie, Jumat (12/5/2023) menggelar kegiatan Jumat Bersih di Gampong Raya Reubee, Delima, Pidie.

Jumat bersih dengan memfokuskan pada pembersihan komplek makam ulama besar Aceh, Tgk Chiek Di Reubee atau dengan nama lengkap Syeikh Abdus Samad As-Segaf dari Iskandaria, Mesir.

Kepala SMAN 2 Delima, Pidie, Ramli MA MPd kepada Serambinews.com, Jumat (12/5/2023) mengatakan, kegiatan Bhakti Sosial (Bhaksos) Jumat Bersih ini sebagai kegiatan edukasi kepada ratusan siswa dalam menjaga situs sejarah.

"Terutama bagi sosok ulama kharismatik Aceh Tempoe Doeloe yang telah memberikan kontribusi jasa yang sangat besar bagi kemaslahatan umat lewat gerakan penyebaran agama islam," sebutnya.

Baca juga: Alasan Muhammad Iqbal Pakai Kaos Sobek Saat Tes Polri, Baju yang Dipakai Ternyata Dipinjami Teman

Lewat kegiatan Baksos pembersihan komplek makam pahlawan Aceh dari kalangan Ulama ini maka dengan sendirinya dapat melindungi khasanah cagar budaya.

Termasuk mengenang  jasa besar Tgk Chiek Di Reubee atau Syeik Abdus Samad As-Sagaf dari Iskandaria, Mesir dalam menyebarkan agama di  Aceh terutama di kawasan Kabupaten Pidie.

"Beliau (Tgk Chiek Di Reubee) telah mendirikan Dayah pendidikan agama dan malah Sultan Iskandar Muda pernah berguru kepadanya," ujarnya.

Baca juga: KWPSI Sayangkan Rencana DPRA Revisi Qanun LKS dan Hadirkan Kembali Bank Konvensional di Aceh

Ditambahkan Ramli hingga saat ini Tgk Chiek Di Reubee turut meninggalkan benda bersejarah, yaitu Al-Quran, tingkat, piring dari situek yang kini telah menjadi batu, serta gelas atau Pluman yang berasal bahannya dari tempurung kelapa atau Bruek Ue.

"Situs sejarah ini wajib dilestarikan agar tidak luput dari ingatan generasi muda Aceh," harapnya. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved