Mihrab
Khutbah Jumat - Pentingnya Sifat Tawadhu, Tgk Abdurrazak: Tidak Perlu Mencari Kesalahan Orang Lain
Imam al-Ghazali dalam kitabnya Bidayatul Hidayah menegaskan, bahwa merasa lebih baik dari makhluk lain adalah bentuk kesombongan.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Yeni Hardika
Sehingga kita bukan saja terhindari dari perilaku buruk, tetapi justru melampaui hal tersebut, yakni dengan berlaku baik.
Oleh karena itu, kata Tgk Abdurrazak, penting bagi kita menerapkan sikap tawadhu dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Kontribusi Islam bagi Kemajuan Dunia
Sebab, orang tawadhu adalah hamba Allah SWT yang utama. Hal ini ditegaskan Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Furqan ayat 63 sebagai berikut:
“Adapun hamba-hamba (utama) Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan salam,”
Imam Abu Ishaq Ats-Tsa’labi dalam kitabnya, Al-Kasyfu wal Bayan fi Tafsiril Qur’an menjelaskan, bahwa hamba yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah hamba utama, yakni orang yang tawadhu, rendah hati.
Bahkan, jika ada orang yang “mengkhutbahi”, menasihati dengan kata-kata yang justru tidak membuatnya nyaman, orang tersebut tetap menjawabnya dengan doa keselamatan.
Dalam tafsir lain, Ibnu Hayyan mengatakan, bahwa hamba utama itu menjawab dengan perkataan yang menyelamatkannya dari dosa.
Meskipun diperlakukan dengan tidak baik, sikap tawadhu menghindarkan manusia dari dosa-dosa berupa perilaku buruk yang serupa atau bahkan lebih sebagai balasan kepadanya.
“Kita justru akan menjawab perlakuan itu dengan kebalikannya, yaitu dengan mendoakan keselamatan, tetap menjaga etika dan akhlak kita, baik secara perbuatan maupun perkataan,” kata anggota MPU Aceh Besar ini.
Nabi Muhammad SAW bersabda sebagaimana dicantumkan Imam Jalaluddin al-Suyuthi dalam kitab Lubabul Hadits,
“Tawadhu merupakan bagian dari akhlaknya para Nabi, sedangkan sombong adalah akhlaknya orang-orang kafir dan para Firaun.”
Oleh karena itu, dengan bertawadhu, sesungguhnya kita tengah menjalankan salah satu akhlaknya para Nabi.
Semoga kita dapat senantiasa menjalankan sikap demikian ini, meskipun mungkin akan sulit diterapkan karena beragam hal, mulai merasa diri pintar karena berprestasi, merasa lebih dekat dengan Allah karena selalu berjamaah di masjid, misalnya, dan sebagainya.
“Sifat tawadhu haruslah kita latih, sedikit demi sedikit, insya Allah, kita akan terbiasa bersikap demikian,” pungkas Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry ini. (Serambinews.com/ar)
Mau Shalat Jumat di Mana? Ini Daftar Khatib dan Imam Jumat Hari Ini di Banda Aceh |
![]() |
---|
Di 71 Masjid Aceh Besar, Ini Daftar Khatib dan Imam Shalat Jumat Hari Ini 19 September 2025 |
![]() |
---|
Mengendalikan Hawa Nafsu, Jalan Menuju Kebahagiaan Sejati, Wahyu Khafidah: Ini Jihad Terbesar Kita |
![]() |
---|
Dari Bubon hingga Meureubo, Ini Daftar Khatib dan Imam Shalat Jumat di Aceh Barat 19 September 2025 |
![]() |
---|
Khutbah Jumat - Umat Islam Membutuhkan Figur Teladan, Tgk Habibie: Mulailah dari Hal-hal Kecil |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.