Berita Banda Aceh

FAMe Chapter Unmuha Aceh Dideklarasikan, Targetkan Lahir Banyak Penulis dari Kampus

Unmuha Aceh bekerja sama dengan Forum Aceh Menulis (FAMe) menyelenggarakan kelas literasi di Auditorium Rektorat Unmuha, Batoh, Banda Aceh

|
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Koordinator Forum Aceh Menulis (FAMe), Hayatullah Pasee MSos (dua dari kiri) mendeklarasikan terbentuknya FAMe Chapter Unmuha Aceh, Jumat (26/5/2023) siang. Dilanjutkan dengan pelatihan menulis perdana yang dibuka resmi oleh Rektor diwakili Warek III Unmuha, Dr Ir M Zardan Araby MT (tiga dari kiri). Usai pembukaan, segenap hadirin foto bersama. 

Ia mengimbau agar para mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan Unmuha yang tergabung dalam kelas literasi itu serius menimba ilmu kepenulisan dari para tutor FAMe yang ikhlas mengajar, tanpa mengharap imbalan apa pun.

Pertemuan perdana FAMe di Kampus Unmuha ini, diisi oleh Yarmen Dinamika, Wartawan Serambi Indonesia yang juga Pembina FAMe.

Ia menyampaikan materi berjudul Menumbuhkan Minat dan Kemampuan Menulis yang intinya berisi berbagai motivasi untuk menjadi seorang penulis.

Yarmen berkata, semua orang bisa menjadi penulis, kecuali yang tidak mau.

Menurutnya, latihan menulis adalah jalan tol untuk menjadi penulis.

"Namun, untuk menjadi penulis Anda haruslah menjadi pembaca yang lahap," imbuh Yarmen.

Baca juga: Tim Satgassus Pencegahan Korupsi Mabes Polri Datang Ke Aceh Besar

Yarmen juga mengutip anjuran Ali bin Abi Thalib bahwa bingkailah ilmu dengan cara menuliskannya.

"Menulis adalah bekerja untuk keabadian. Menulislah sebagai bukti Anda pernah hidup di dunia," ujar Yarmen mengutip perkataan Pramoedya Ananta Toer dan William Shakespeare tentang pentingnya menguasai literasi.

Untuk bisa menulis, lanjut Yarmen, seseorang harus terlebih dahulu meruntuhkan tiga tembok psikologis yang menghalanginya untuk mahir menulis.

Tembok pertama adalah merasa menulis itu susah sehingga enggan untuk belajar menulis.

Kedua, merasa menulis itu tak ada gunanya, maka percuma saja kalau nantinya pintar menulis.

Ketiga, merasa tak berbakat jadi penulis sehingga tak akan berhasil jadi penulis meskipun sering berlatih.

"Padahal, untuk menjadi penulis itu tidak perlu bakat. Yang penting ada minat dan kemauan, insyaallah dengan berlatih seseorang akan jadi penulis, bahkan penulis hebat. FAMe sudah membuktikannya, 1.862 anggota FAMe kini sudah jadi penulis meski awalnya mereka tak berbakat," ujar Yarmen.

Menurutnya, menulis itu bukanlah bakat, melainkan kemauan dan keterampilan yang harus terus diasah, dibiasakan, dan mendapat apresiasi.

Untuk bisa menulis, seseorang harus banyak membaca dan kaya pengalaman lapangan. "Untuk menulis cerita fiksi pun terkadang perlu observasi lapangan," imbuhnya.

Baca juga: Nanti Malam Sebelum Tidur Minum Air Serai, Ini Manfaatnya untuk Kesehatan Tubuh kata dr Zaidul Akbar

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved